Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Legenda di Balik Nama Pulau Senoa di Natuna

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Pulau Senoa jika dilihat dari objek wisata Tapak Natuna, Natuna Dive Resorts, Kepulauan Riau. TEMPO/Yuni Rahmawati
Pulau Senoa jika dilihat dari objek wisata Tapak Natuna, Natuna Dive Resorts, Kepulauan Riau. TEMPO/Yuni Rahmawati
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jika berkunjung ke Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, jangan lupa singgah ke Pulau Senoa atau Senua. Pulau ini berada di Laut Cina Selatan, berbatasan langsung dengan Malaysia dan Vietnam. Dari daratan utama Natuna, pulau ini bisa dicapai menggunakan kapal dengan waktu tempuh sekitar 30-40 menit. 

Selain terumbu karang dan pasirnya yang indah, pulau ini menarik karena bentuknya. Menurut Reynaldo, salah satu pengurus geopark di Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Pulau Senoa berbentuk seperti orang berbaring dengan perut buncit. Itu sebabnya, pulau ini juga sering disebuat dengan Pulau Berbadan Dua.

Di balik bentuknya yang unik itu, ada legenda yang populer di kalangan masyarakat setempat. Nama pulau ini diambil dari kata "senua" yang dalam bahasa lokal berarti berbadan dua.

Reynaldo mengatakan, pada zaman dahulu, konon ada sepasang suami istri bernama Mai Lamah dan Baitusen yang datang ke sebuah pulau. Awalnya, mereka tidak punya apa-apa. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka dibantu oleh penduduk pulau tersebut sampai akhirnya Baitusen menemukan dan membudidayakan teripang yang ternyata harganya mahal. 

"Akhirnya banyak yang datang untuk membeli, lalu keduanya menjadi saudagar kaya," kata dia.

Namun, sepasang suami istri ini sombong. Reynaldo menceritakan, keduanya tidak mau membantu tetangga yang dulu menolong mereka. Akhirnya, saat Mai Lamah hamil dan hendak melahirkan, tidak satu pun tetangga yang mau membantu. Mai Lamah pun pergi ke pulau seberang untuk melahirkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat naik kapal, ia membawa semua perhiasan dan uangnya. Tanpa diduga, kapal yang ia tumpangi disapu ombak hingga terbalik dan akhirnya tenggelam. Ia sempat menyelamatkan diri ke tepian daerah Bunguran. Namun karena kekikiran dan kesombongannya, ia tidak diterima di sana. 

"Akhirnya, dia mengeras dan jadi batu dalam keadaan hamil," kata Reynaldo mengakhiri kisahnya.

Reynaldo mengatakan, legenda ini dipercaya masyarakat setempat berkaitan dengan Pulau Senoa Natuna yang terlihat seperti orang berbaring dengan perut membuncit.

Pilihan Editor: Bupati Natuna Akui Harga Tiket ke Natuna Mahal, Promosi Pariwisata Harus Digencarkan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


TWA Kawah Ijen Kembali Dibuka untuk Wisatawan Mulai 8 September 2024

10 hari lalu

Pengunjung melihat kawah dari kaldera Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
TWA Kawah Ijen Kembali Dibuka untuk Wisatawan Mulai 8 September 2024

Kawah Ijen ditutup total bagi pengunjung karena terjadi peningkatan aktivitas vulkanik sejak pertengahan Juli lalu.


Cerita dari Nelayan Natuna: Saat Tidak Tangkap Ikan, Mereka Sediakan Jasa Wisata ke Pulau Senoa

17 hari lalu

Suasana pinggir pantai Pulau Senoa di Kabupaten Natuna saat pagi hari, Kamis, 29 Agustus 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Cerita dari Nelayan Natuna: Saat Tidak Tangkap Ikan, Mereka Sediakan Jasa Wisata ke Pulau Senoa

Ramli juga mengantarkan wisatawan yang hendak ke Pulau Senoa, Natuna, ketika sedang tidak mencari ikan.


Cerita Nelayan Natuna: Melaut Enak dan Aman Zaman Susi Pudjiastuti

18 hari lalu

Ramli, seorang nelayan di Natuna mengatakan hasil tangkapan di era Menteri Susi Pudjiastuti jauh lebih banyak dibanding saat ini, Kamis, 29 Agustus 2024. TEMPO/M. Faiz Zaki
Cerita Nelayan Natuna: Melaut Enak dan Aman Zaman Susi Pudjiastuti

Nelayan Natuna mengatakan hasil tangkapan saat Susi Pudjiastuti jadi menteri lebih banyak daripada saat ini.


Rumah Detensi Ranai di Natuna Kosong 2 Tahun karena Tak Ada Nelayan Asing yang Ditangkap

19 hari lalu

Tampak depan Rumah Detensi di halaman belakang Kantor Imigrasi Kelas II TPI Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis, 29 Agustus 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Rumah Detensi Ranai di Natuna Kosong 2 Tahun karena Tak Ada Nelayan Asing yang Ditangkap

Penangkapan nelayan asing yang mencari ikan biasanya dilakukan oleh TNI Angkatan Laut dan Bakamla. Rumah Detensi Imigrasi Ranai sudah lama kosong.


Imigrasi Ranai Kerja Sama dengan Intelijen Berbagai Instansi untuk Awasi WNA di Natuna

19 hari lalu

Petugas Kantor Imigrasi Kelas II TPI Ranai memeriksa paspor milik anak buah kapal (ABK) MV Cheung Kam Wah dan Cheng Wai Hing di perairan Pulau Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu, 28 Agustus 2024. Sebanyak 6 ABK dengan kewarganegaraan Hongkong tersebut diperiksa kelengkapan surat ijin masuk dan keluar oleh pihak imigrasi setempat sebagai upaya pengawasan keimigrasian yang berorientasi pada fungsi penegakan hukum dan keamanan negara. ANTARA/Arif Firmansyah
Imigrasi Ranai Kerja Sama dengan Intelijen Berbagai Instansi untuk Awasi WNA di Natuna

Saat ini Imigrasi Ranai mencatat ada lima WNA yang berada di Natuna, satu di antaranya merupakan tenaga kerja asing.


Imigrasi Ranai Terbitkan 1.070 Paspor Periode Januari-Agustus 2024 untuk Masyarakat di Natuna

20 hari lalu

Suasana Kantor Imigrasi Kelas II TPI Ranai di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis, 29 Agustus 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Imigrasi Ranai Terbitkan 1.070 Paspor Periode Januari-Agustus 2024 untuk Masyarakat di Natuna

Jumlah penerbitan paspor oleh Imigrasi Ranai sudah 91 persen.


Petugas Imigrasi Ranai Periksa Kapal Pengangkut Ikan Asal Hong Kong di Natuna

20 hari lalu

Suasana Kantor Imigrasi Kelas II TPI Ranai di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis, 29 Agustus 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Petugas Imigrasi Ranai Periksa Kapal Pengangkut Ikan Asal Hong Kong di Natuna

Petugas dari Kantor Imigrasi Kelas II Ranai memeriksa paspor Anak Buah Kapal (ABK) dari kapal pengangkut ikan asal Hong Kong di perairan Natuna.


KKP Tangkap Kapal Asal Vietnam Mencuri Ikan di Perairan Natuna

27 hari lalu

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Pung Nugroho Saksono (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan terkait penangkapan kapal ikan asing di Pelabuhan Pangkalan PSDKP Batam, Kepulauan Riau, Rabu, 21 Agustus 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan satu unit KIA berbendera Vietnam yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di WPPNRI 711 perairan Laut Natuna. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
KKP Tangkap Kapal Asal Vietnam Mencuri Ikan di Perairan Natuna

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP menangkap kapal asal Vietnam yang mencuri ikan di perairan Natuna.


Sempat Dihalang-halangi Aparat Vietnam, PSDKP Berhasil Tangkap 1 Kapal Illegal Fishing di Laut Natuna

28 hari lalu

Konferensi pers terkait penangkapan 1 kapal asing Vietnam di laut Natuna Utara. Foto Yogi Eka Sahputra
Sempat Dihalang-halangi Aparat Vietnam, PSDKP Berhasil Tangkap 1 Kapal Illegal Fishing di Laut Natuna

Laporan nelayan Natuna terkait maraknya kapal ikan asing di Laut Natuna Utara, berhasil membuat aparat Indonesia turun ke lapangan menggelar patroli.


2 Kapal Nelayan Tradisional Kepri Kembali Ditangkap Maritim Malaysia

29 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
2 Kapal Nelayan Tradisional Kepri Kembali Ditangkap Maritim Malaysia

Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah Provinsi Kepri berharap ada kerja sama kedua negara agar penangkapan kapal nelayan tidak terulang terus.