Air Keluar dari 40 Tahun Lalu
Menurut Okazaki, onsen yang bisa dirasakan masyarakat mengalir dari Gunung Zao dari puluhan tahun lalu. "Onsen yang sekarang keluar itu muncul dari 40 tahun lalu. Siklusnya memang membutuhkan waktu 40 tahun dari gunung. Artinya, kalau dari gunung mengeluarkan calon onsen itu, ia akan keluar ke tanah-tanah di Zao tahun 2063," ujarnya.
Di Zao sendiri terdapat beberapa tempat pemandian air panas yang terbuka untuk umum. Harganya 1.000 Yen atau sekitar Rp 100 ribu. Tempat pemandian air panas ini buka hingga pukul 10 malam. Di sini, ada aturan yang menjadi kesepakatan bersama jika ingin berendam di onsen. Anda harus menanggalkan semua baju di tubuh. Waktu untuk berendam biasanya dibatasi per 15 menit, tergantung kondisi badan Anda.
Jika ingin merasakan onsen yang lebih privat, Anda bisa berendam di ryokan, penginapan khas Jepang. Di ryokan, biasanya menawarkan berendam yang bisa dinikmati sendirian. Saya pun tak ketinggalan mencobanya. Tapi sebagai orang dari daerah tropis yang tidak terbiasa berendam di air panas, butuh perjuangan untuk sekadar mencelupkan salah satu kaki ke kolam. Satu kaki masuk kolam, kaki satunya seperti diperintah otak untuk menolak lantaran kepanasan. Walhasil, saya gagal berendam dan akhirnya mengguyur badan pelan-pelan.
Salah satu tempat pemandian air panas atau onsen untuk umum di Kota Zao yang disebut Zao Onsen. Foto: Tempo| Istiqomatul Hayati.
Menjelajahi Kota Zao
Sebelum berendam dan merasakan menginap ryokan, jangan lewatkan untuk berjalan-jalan menjelajah Zao. Anda akan merasakan keindahan suasana perkampungan Jepang di daerah dingin. Suhu saat saya datang ke sana masih musim gugur, tapi dinginnya terasa menonjok tulang bagi orang tropis: 12 derajat celcius.
Saya memulai jalan di air terjun Mikaeri yang disebut Dondon-biki. Ini merupakan air terjun mini yang bisa dilihat dari depan ryokan, tempat saya menginap. Terlihat uap panas dari air yang mengalir di sungai itu.
Terdapat palang papan nama yang menjelaskan air terjun itu. "Tempat ini dikenal dengan nama Dondon-biki oleh masyarakat setempat karena aliran sungainya yang mengeluarkan suara menderu seperti Don-don. Di masa lalu, ketika anak-anak berperilaku buruk, orang tua selalu berkata, 'Kamu akan dibuang ke Dondon-biki, jadilah berperilaku baik,' kepada anak-anak mereka."
Dulu, air terjun ini disebut sebagai pintu gerbang ke Zao Onsen. Sungainya disebut Mikaeri-Taki atau air terjun yang berputar. Disebut demikian lantaran, tamu-tamu dapat melihat kota sumber air panas itu dengan berkeliling.
Di perjalanan mengelilingi Zao Onsen, saya menemukan empat orang sedang merendam kakinya di empang khusus yang disediakan gratis. Empang onsen itu pada akhirnya juga akan mengalir ke sungai. Mereka bercanda dan terlihat sudah biasa berendam di air panas.
Perjalanan terus naik hingga sampai di ujung menuju anak tangga ke kuil. Kuil Sinto itu bernama Sugawa Onsen Kuil. Ada seratus anak tangga untuk menuju ke kuil. Kondisi fisik saya tak memungkinkan untuk menapak tangga ke arah kuil.
Di musim dingin, Kota Zao terkenal sebagai salah satu spot bermain ski. Anda akan diajak naik ke atas menggunakan kereta gantung ke spot bermain ski di Gunung Zao. Saat ski, Anda akan melewati pohon-pohon yang mengeras pada Januari karena salju lebat dan angin dengan suhu yang sangat dingin. Formasi ini dikenal sebagai "monster salju" atau juhyo dalam bahasa Jepang.
Air Terjun di Kota Zao mengalir sumber mata air panas dari Gunung Zao, Jepang. Foto: TEMPO| Istiqomatul Hayati.
Cara ke Zao Onsen
Anda yang tertarik ke Zao Onsen, bisa melakukan perjalanan dengan menumpang kereta Shinkansen dari Tokyo ke Stasiun Yamagata. Dari stasiun, Anda dapat melanjutkan dengan bus yang akan langsung mengantar Anda ke kota dingin itu. Jika musim dingin, dari Kota Sendai, Anda bisa menggunakan bus yang langsung mengantar ke Kota Zao untuk bermain ski dari Gunung Zao.
Pilihan Editor: Mengunjungi Sendai, Kota dengan Sejarah Samurai di Jepang