TEMPO.CO, Jakarta - Seorang penumpang TUI Airways mengaku diminta berhenti menyusui bayinya yang menangis saat pesawat akan lepas landas. Menurut kru penerbangan, aktivitas menyusui dapat membuat penumpang lain merasa tidak nyaman.
Penumpang pesawat tersebut adalah Chelsea Williams, seorang insinyur perangkat lunak berusia 28 tahun dari Wales. Dia terbang bersama suami dan dua anaknya dari Manchester ke Spanyol pada 30 Juli. Dia sengaja duduk di barisan belakang untuk menyusui anaknya yang berusia 5 bulan.
Namun sesaat sebelum lepas landas, seorang anggota kru memintanya untuk berhenti menyusui di pesawat meskipun bayinya diikat di kursi, sesuai dengan aturan maskapai penerbangan, kata Williams dalam sebuah posting Facebook.
Dalam tulisannya, dia mengklaim telah membaca online bahwa menyusui dapat membantu mengurangi rasa sakit di telinga bayi dan dia belum melihat batasan keamanan atau kebijakan yang melarangnya. Banyak ahli termasuk National Childbirth Trust merekomendasikan agar ibu menyusui bayinya selama lepas landas dan mendarat untuk mencegah rasa sakit dan sensasi tidak nyaman, seperti telinga berdenging.
"Saya terkejut itu tidak diizinkan, akibatnya bayi saya menjerit," tulisnya.
Ketika suaminya kemudian bertanya kepada TUI tentang mengapa dia tidak diizinkan untuk menyusui saat lepas landas, seorang juru bicara menjawab tentang aturannya. "Tidak ada batasan resmi namun kami tidak akan merekomendasikannya karena akan membuat orang lain tidak nyaman," menurut tangkapan layar yang dibagikan oleh Williams.
Williams mengatakan komentar itu benar-benar diskriminatif dan sangat mengecewakan.
"Saya tidak yakin apa yang harus saya lakukan dengan itu. Saya tidak membalasnya, saya benar-benar terkesima. Jadi saya benar-benar cemas bahwa seseorang akan mengatakan sesuatu lagi," katanya kemudian dalam wawancara dengan Metro yang diterbitkan pada Selasa, 8 Agustus 2023.
Williams juga mengatakan bahwa bayinya menangis cukup keras ketika dia harus berhenti menyusu.
"Saya berkeringat, saya hampir menangis. Saya merasa mata semua orang tertuju pada kami karena jelas bayi itu menjerit dan saya jelas tidak terlihat hebat pada saat itu," tambahnya.
Begitu pesawat mengudara, Williams mengatakan dia bisa menyelesaikan menyusui bayinya, tetapi butuh satu jam penuh untuk membantu menenangkan anaknya.
Setelah keluhan Williams, perusahaan tampaknya mengubah tanggapannya. Dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada Insider, juru bicara TUI meminta maaf.
"Kami benar-benar minta maaf atas kesusahan yang dialami Ms Williams dan bayinya. Sebagai perusahaan perjalanan yang ramah keluarga, kami mendukung pemberian ASI di penerbangan kami kapan saja. Saat ini kami sedang melakukan penyelidikan internal yang mendesak dan akan memastikan bahwa semua rekan kerja mendapatkan pelatihan ulang tentang kebijakan ramah menyusui kami," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Menyusui biasanya dianjurkan antara lepas landas dan mendarat, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC, karena dapat meredakan sakit telinga yang dapat terjadi pada bayi.
Lyndsey Hookwat, seorang konsultan laktasi, mengatakan kepada The Washington Post bahwa tidak ada ibu yang perlu meminta izin terlebih dahulu untuk menyusui dalam penerbangan. "Tidak etis dan tidak bermoral untuk menolak akses bayi yang disusui," katanya.
INSIDER | MIRROR
Pilihan Editor: Penerbangan dari Dubai Ditunda Gara-gara Beruang Lepas dari Kandangnya di Kargo