TEMPO.CO, Jakarta - Thailand akan menerapkan biaya turis yang telah lama ditunggu-tunggu pada Juni mendatang. Biaya yang akan mulai berlaku pada 1 Juni akan menelan biaya 150 atau 300 Baht (Rp 65 ribu-130 ribu)tergantung bagaimana wisatawan datang, menurut pemerintah.
Kabinet Thailand disebut telah memberi “lampu hijau” untuk menerapkan biaya yang rencananya akan digunakan untuk biaya yang berkaitan dengan perawatan wisatawan. Biaya tersebut telah dipertimbangkan selama bertahun-tahun dan awalnya diharapkan mulai berlaku tahun lalu.
Pelancong yang tiba melalui udara harus membayar 300 Baht (sekitar Rp 130 ribu). Sementara pelancong yang tiba melalui darat atau air harus membayar 150 Baht (sekitar Rp 65 ribu).
Secara keseluruhan, pemerintah mengharapkan untuk mengumpulkan sekitar 3,9 miliar Baht (Rp 1,7 triliun) biaya tahun iniyang akan digunakan untuk menyediakan asuransi kesehatan dan kecelakaan bagi wisatawan serta mengembangkan tempat wisata lokal.
Untuk pelancong yang tiba melalui udara, pajak akan dimasukkan ke dalam harga tiket mereka. Pejabat masih belum menentukan bagaimana mereka akan memungut pajak dari mereka yang datang dengan cara lain.
Thailand telah menyambut pelancong internasional tanpa persyaratan masuk terkait pandemi Covid-19. Pelancong tidak lagi wajib menunjukkan bukti vaksinasi atau bukti pengujian apa pun untuk masuk.
Pemerintah akan mulai memungut pajak saat negara tersebut memasuki apa yang dianggap sebagai musim turis sepi dari Juli hingga September. Waktu itu, yang dikenal sebagai musim hujan, biasanya merupakan waktu terbaik untuk menemukan penawaran penerbangan, akomodasi dan tur serta waktu terbaik untuk menghindari keramaian.
Pilihan Editor: Thailand Optimistis Bisa Capai 30 Juta Kunjungan Turis Asing
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
