Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Imlek dan Keunikannya

Reporter

image-gnews
Penari menampilkan tarian Barongsay dalam perayaan Tahun Baru Imlek di Riyadh, Arab Saudi, 14 Januari 2023 (Foto oleh Huda Bashatah)
Penari menampilkan tarian Barongsay dalam perayaan Tahun Baru Imlek di Riyadh, Arab Saudi, 14 Januari 2023 (Foto oleh Huda Bashatah)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun baru Cina atau biasa dikenal dengan sebutan Imlek merupakan hari besar yang dirayakan oleh masyarakat etnis Tionghoa. Perayaaan Imlek dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang diperoleh. Imlek diharapkan bisa membawa keberkahan dan kemakmuran di tahun yang akan datang. Lantas, bagaimana sejarah Imlek itu sendiri?

Masyarakat Tionghoa biasanya merayakan Imlek dengan cara berkumpul bersama keluarga serta sembahyang untuk Thian dan leluhur. Sedangkan perayaan Cap Go Meh dilakukan sebagai wujud syukur dan doa agar tahun depan mendapatkan rezeki yang melimpah.

Perayaan Imlek diramaikan dengan beragam tradisi masyarakat Tionghoa misalnya berbagi angpao. Selain itu, Imlek juga dijadikan sarana untuk saling silaturahmi kepada saudara, kerabat dan tetangga sehingga momen Imlek menjadi lebih hangat dan special.

Asal-Usul Imlek dan Sejarahnya di Indonesia

Puncak acara perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama 3 hari. Mulai dari sebelum sampai sehari setelah Imlek. Sedangkan perayaan Imlek berakhir pada perayaan Cap Go Meh di tanggal lima belas atau tepatnya pada saat bulan purnama. 

Berdasarkan legenda, asal usul perayaan Imlek terjadi karena di zaman dahulu ada seekor raksasa pemakan manusia bernama Nian. Raksasa tersebut muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak bahkan penduduk desa.

Simak: Mudik Tahun Baru Imlek di Cina, Antara Optimisme Pemulihan dan Risiko Covid-19

Agar terlindung dari Nian, penduduk desa biasanya menaruh makanan di depan pintu pada awal tahun. Diyakini setelah melakukan itu, Nian akan memakan makanan yang disiapkan daripada menyerang orang atau hasil panen.

Tapi pada satu waktu, penduduk melihat Nian berlari ketakutan setelah bertemu anak kecil yang memakai pakaian warna merah. Sejak saat itu, penduduk meyakini kalau Nian takut dengan warna merah. Hal itu juga yang menjadi asal-usul mengapa perayaan ini identik dengan warna merah.

Penduduk juga menggunakan kembang api untuk mengusir Nian agar tidak datang. Adat tersebut kemudian berkembang menjadi perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek yang hingga kini dirayakan oleh masyarakat Tionghoa.

Di Indonesia, perayaan Imlek sempat dilarang dirayakan di depan umum selama tahun 1965-1998. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, era pemerintahan Soeharto melarang keras segala hal yang berbau Tionghoa termasuk juga perayaan Imlek.

Tahun Baru Imlek mulai kembali bisa dirayakan secara meriah oleh masyarakat Tionghoa setelah Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 pada tahun 2000.

Kemudian Presiden Megawati Soekarno Putri menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2022 tertanggal 9 April 2022 dan meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional.

Keunikan Imlek di Indonesia

Perayaan Imlek sendiri sangat kental dirayakan dengan berbagai tradisi unik dan menarik. Berikut ini adalah tradisi keunikan Imlek yang dilakukan masyarakat Tionghoa.

  • Menghindari Makan Bubur

Bubur adalah makanan yang dihindari untuk disantap saat perayaan Tahun Baru Imlek. Alasan bubur dilarang untuk dimakan saat Imlek karena bubur dianggap sebagai makanan untuk orang miskin di masa lalu.

Proses pembuatannya yang dimasak dengan sedikit beras tapi banyak air dianggap memberikan aura negatif atau nasib buruk di tahun yang akan datang. Maka dari itu, masyarakat Tionghoa sangat menghindari makan bubur saat Imlek.

  • Bersih-bersih Rumah
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masyarakat Tionghoa biasanya melakukan tradisi bersih-bersih rumah menjelang perayaan Imlek. Pembersihan yang dilakukan berupa menyapu rumah, mencuci jendela dan memperbaiki bagian rumah yang rusak.

Tradisi dilakukan sebelum Imlek agar keberuntungan yang datang saat Tahun Baru tidak ikut tersapu. Selain itu, bersih-bersih rumah dimaknai sebagai cara untuk membuang keburukan dan hal negatif yang menghambat keberuntungan.

  • Jangan Membalik Ikan Saat Memakannya

Ikan Bandeng merupakan santapan yang dihidangkan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Tapi orang Tionghoa dilarang mengambil bagian ikan bagian bawah untuk dimakan. Ikan harus disisakan untuk disantap esok hari.

Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, membalik ikan dengan cara mengambil daging ikan pada bagian bawah merupakan lambang keborosan di tahun yang akan datang.

  • Mitos Nian

Nian menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa adalah monster yang hidup didasar laut dan muncul untuk mengganggu manusia dan hewan. Di zaman kuno, penduduk desa akan melarikan diri ke gunung agar terhindar dari Nian.

Tapi Nian bisa diusir dengan cara memajang kertas merah dan menyalakan petasan. Maka dari itu, perayaan Imlek pasti diwarnai dengan dekorasi berwarna merah dan pesta kembang api untuk mengusir Nian.

  • Membagikan Hadiah

Selain tradisi berbagi angpao, masyarakat Tionghoa juga kerap berbagi hadiah dalam perayaan Imlek. Tradisi ini dilakukan sebagai simbol berbagi rezeki sehingga perayaan Imlek menjadi lebih berkesan.

Pemberian hadiah atau angpao biasanya dilakukan oleh orang yang sudah menikah kepada orang yang belum menikah. Tak heran, tradisi yang satu ini selalu ditunggu bagi anak-anak, remaja atau bahkan dewasa yang masih lajang.

VIVIA AGARTA F | RIZKI DEWI AYU

Baca: 7 Kelenteng Bersejarah di Indonesia yang Menarik Dikunjungi saat Libur Imlek

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Dimulai, Tetap Meriah meski Pindah Lokasi

55 hari lalu

Kemeriahan perhelatan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024. Dok.istimewa
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Dimulai, Tetap Meriah meski Pindah Lokasi

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024 mengedepankan edukasi budaya Tionghoa Mataram yang belum banyak dikenal masyarakat.


Menikmati Bebek Peking, Nasi Hainan, dan Ayam Char Siu di Festival Pecinan Banyuwangi

26 Februari 2024

Sejumlah booth kuliner di Festival Pecinan Banyuwangi yang digelar selama tiga hari selama akhir pekan. Acara festival dalam rangka merayakan Hari Raya Imlek itu berakhir pada Ahad kemarin, 25 Februari 2024. (Diskominfo Banyuwangi)
Menikmati Bebek Peking, Nasi Hainan, dan Ayam Char Siu di Festival Pecinan Banyuwangi

Selain bebek peking, di sepanjang puluhan deretan stan tersebut juga tersedia berbagai kuliner khas Tionghoa lainnya di Festival Pecinan Banyuwangi.


Detik-detik Tradisi Cap Go Meh 2024 yang Dirayakan Hari Ini

24 Februari 2024

Ilustrasi perayaan Cap Go Meh. Shutterstock
Detik-detik Tradisi Cap Go Meh 2024 yang Dirayakan Hari Ini

Di Indonesia Cap Go Meh salah satu festival terbesar yang digelar di beberapa daerah. Masing-masing memiliki cara khas dalam memeriahkan Cap Go Meh.


Asal Usul Tradisi Menyantap Ronde saat Cap Go Meh, Terinspirasi Koki Istana Zaman Dinasti Han

23 Februari 2024

Wedang Ronde Spesial Campur di Kedai Wedang Warna-Warni, Jalan Gardujati No. 52, Bandung. TEMPO/Gilang Mustika Ramdani
Asal Usul Tradisi Menyantap Ronde saat Cap Go Meh, Terinspirasi Koki Istana Zaman Dinasti Han

Di zaman Dinasti Han, seorang koki istana diberi libur untuk bertemu keluarganya saat Cap Go Meh setelah menyajikan ronde kepada kaisar


4 Larangan Saat Perayaan Cap Go Meh, Termasuk Potong Rambut dan Cuci Pakaian

20 Februari 2024

Seorang pria berjalan dengan menutupi telinganya saat melintasi kabut asap saat para pemilik toko menyalakan petasan dan kembang api di depan tokonya, di Harbin, Provinsi Heilongjiang, Cina, 23 Februari 2018. Setelah liburan Festival Musim Semi, para pemilik toko di Cina akan berdoa dengan menyalakan petasan dan kembang api untuk kelancaran bisnis mereka.  REUTERS/Stringer
4 Larangan Saat Perayaan Cap Go Meh, Termasuk Potong Rambut dan Cuci Pakaian

Ada sejumlah larangan saat Cap Go Meh. Sebaiknya tidak dilakukan.


Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah Rp 15.623 per Dolar AS, Bagaimana dengan Esok?

19 Februari 2024

Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah.  Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah Rp 15.623 per Dolar AS, Bagaimana dengan Esok?

Pelemahan nilai rupiah di perdagangan sore ini disebabkan oleh dua faktor, yakni internal dan eksternal.


Penumpang LRT Jabodebek Capai 122.671 Orang Selama Libur Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek

16 Februari 2024

Warga menggunakan transportasi umum LRT Jabodebek, Jakarta, Selasa 30 Januari 2024. Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menetapkan LRT Jabodebek sebagai bagian dari objek vital nasional (obvitnas) Perkeretaapian. Sebagai sistem transportasi perkeretaapian dengan kemudi otomatis pertama di Indonesia, maka diperlukan pengamanan terhadap stasiun, bangunan kantor dan depo, jalur, serta fasilitas operasi lainnya agar LRT Jabodebek dapat beroperasi dengan baik. TEMPO/Subekti
Penumpang LRT Jabodebek Capai 122.671 Orang Selama Libur Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek

LRT Jabodebek mulai menjadi pilihan masyarakat untuk bepergian terutama pada moment libur panjang Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek.


Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024, Ini Sederet Perubahannya

15 Februari 2024

Masyarakat menyaksikan wayang potehi saat pembukaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta ke 15 di Kampung Ketandan, Yogyakarta, Minggu (2/2). TEMPO/Pribadi Wicaksono
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024, Ini Sederet Perubahannya

Perubahan pada waktu dan tempat pelaksanaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta ke-19 kali ini dikarenakan bertepatan dengan penyelenggaraan Pemilu.


Kue Keranjang Sajian Khas Imlek hingga Cap Go Meh, Simak Asal-Usul dan Maknanya

15 Februari 2024

Pekerja mengemas kue keranjang di Ny Lauw, Neglasari, Kota Tangerang, Banten, Jumat, 13 Januari 2023. Menjelang Hari Raya Imlek, permintaan dodol dan kue keranjang di tempat tersebut meningkat hingga dua kali lipat dan dijual dari harga Rp15 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Fauzan
Kue Keranjang Sajian Khas Imlek hingga Cap Go Meh, Simak Asal-Usul dan Maknanya

Tahun Baru Imlek merupakan hari raya yang paling penting dalam budaya masyarakat Tionghoa. Kue keranjang menjadi kue terlaris.


Mobil Otonom Waymo Diamuk Massa di San Fransisco, Ini yang Terjadi

14 Februari 2024

Robotaxi self-driving Waymo, yang dimiliki oleh unit penggerak otonom Alphabet, dilalap api setelah diduga dilempari kembang api, di San Francisco, California, 10 Februari 2024. Michael Vandi/REUTERS
Mobil Otonom Waymo Diamuk Massa di San Fransisco, Ini yang Terjadi

Sebuah mobil otonom atau tanpa pengemudi dibakar massa saat perayaan Tahun Baru Imlek di San Fransisco, Amerika Serikat.