TEMPO.CO, Jakarta - Pekerja perkotaan memadati stasiun kereta api di kota-kota terbesar Cina pada Selasa, 17 Januari 2023 untuk perjalanan libur Tahun Baru Imlek yang mendekati puncaknya. Itu dinilai sebagai tanda awal pemulihan ekonomi setelah terjadi penurunan akibat pembatasan Covid-19.
Ekonomi terbesar kedua di dunia melambat tajam pada kuartal keempat, yang membuat angka pertumbuhan ekonomi tahun 2022 tercatat sebagai yang terburuk dalam hampir setengah abad. Itu akibat tiga tahun pembatasan dan penguncian Covid-19 yang ketat diterapkan oleh negara.
Dengan kemungkinan perjalanan massal untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun setelah pelonggaran, ekonomi akan memperoleh keuntungan dari ratusan ribu orang yang menghabiskan lebih banyak uang per hari saat mereka kembali ke pedalaman Cina. Sementara banyak analis yang menilai ekonomi akan kembali normal secara bertahap karena dampak Covid-19.
"Puncak infeksi berlalu di kota-kota besar pada bulan Januari, dan dengan datangnya Festival Musim Semi, pariwisata kembali, dan tanda-tanda pemulihan konsumsi terlihat jelas," kata Nie Wen, seorang ekonom yang berbasis di Shanghai di perusahaan investasi Hwabao Trust.
Tetapi dengan begitu banyak orang yang bergerak, para ahli kesehatan khawatir wabah Covid-19 akan semakin parah, dimana para lansia di desa-desa sangat rentan.
Pada Sabtu, 14 Januari lalu, Cina mengumumkan jumlah kematian dengan Covid-19 mencapai hampir 60.000 orang sejak negara memberlakukan kebijakan nol Covid pada periode 8 Desember-12 Januari. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyambut baik pengumuman itu dan menginginkan informasi tentang apa yang disebut kematian berlebih, jumlah semua kematian di luar norma selama krisis, kata WHO dalam sebuah pernyataan. "Ini sangat penting selama periode lonjakan ketika sistem kesehatan sangat terbatas".
Optimisme di tengah risiko
Kementerian Perhubungan memperkirakan akan ada 2,1 miliar perjalanan penumpang secara nasional antara 7 Januari dan 15 Februari karena banyak penduduk kota memanfaatkan kesempatan pertama mereka untuk perjalanan Tahun Baru Imlek. Pada momentum itu , masyarakat akan pulang ke kampung halamannya masing-masing.
Media pemerintah melaporkan bahwa sekitar 390.000 penumpang diperkirakan akan melakukan perjalanan dari stasiun kereta Shanghai pada Selasa kemarin untuk apa yang dikenal sebagai liburan Festival Musim Semi. Itu dipandang sebagai migrasi massal tahunan terbesar di dunia sebelum Covid.
Saat para pelancong berpindah melalui stasiun di Shanghai, kota terbesar di Cina, beberapa menyatakan optimisme meskipun ada risikonya. "Saya tidak khawatir dengan virus itu. Karena kami masih muda, kekebalan kami baik-baik saja," kata pekerja migran berusia 37 tahun, Zhou Ning. Ia bersiap mudik ke daerah asalnya di Bazhong di provinsi timur laut Sichuan. "Di kampung halaman saya, ada banyak orang yang dites positif, tapi saya tidak khawatir."
Di kereta yang meninggalkan Shanghai, sesama pekerja migran Feng Hongwei, 21 tahun, mengatakan dia sangat bahagia dan bersemangat saat memulai perjalanan pulang ke Puyang, Henan. "Saya belum melihat orang tua saya dalam dua tahun," ujarnya.
Musim liburan juga telah memicu kebangkitan dalam perjalanan udara domestik dengan lebih dari 70.000 penerbangan melintasi Cina antara 7-13 Januari, menurut data industri yang dilaporkan oleh Shanghai Securities News pada Senin, 16 Januari 2023. Itu setara dengan lebih dari 80 persen level yang terlihat sebelum pandemi.
REUTERS
Baca juga: Mudik Imlek di Cina, Kementerian Transportasi Prediksi Ada 2 Miliar Perjalanan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu