Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asal Usul Tradisi Menyantap Ronde saat Cap Go Meh, Terinspirasi Koki Istana Zaman Dinasti Han

image-gnews
Wedang Ronde Spesial Campur di Kedai Wedang Warna-Warni, Jalan Gardujati No. 52, Bandung. TEMPO/Gilang Mustika Ramdani
Wedang Ronde Spesial Campur di Kedai Wedang Warna-Warni, Jalan Gardujati No. 52, Bandung. TEMPO/Gilang Mustika Ramdani
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bukan hanya sekedar perayaan. Cap Go Meh bisa disebut sebagai festival budaya Tionghoa. Berbagai ornamen budaya negeri tirai bambu bisa dinikmati saat momen tersebut termasuk tradisi kulinernya. 

Salah satu kuliner khas yang kerap muncul saat Cap Go Meh adalah tangyuan. Sekilas hidangan tersebut mirip wedang ronde, namun perbedaan terletak pada jenis kuahnya. Wedang ronde disebut-sebut sebagai hasil peleburan budaya Jawa dengan Cina.

Tangyuan atau ronde Cina biasa disantap ketika keluarga berkumpul saat merayakan Cap Go Meh. Sajian itu biasanya dihidangkan dalam mangkuk dengan sendok bebek. Seperti wedang ronde, tangyuan merupakan sajian berkuah yang dilengkapi dengan bola-bola yang terbuat dari tepung beras atau ketan putih isian kacang turut melengkapinya. Namun bedanya, kuah tangyuan cenderung manis, berbeda dengan kuah ronde yang agak pedas karena jahe.  

Selain tangyuan, di Indonesia Cap Go Meh dimeriahkan oleh hidangan lontong, namun di Cina, tangyuan menjadi menu utama dalam perayaan ini. Bukan sekadar hidangan pemanis, ronde memiliki filosofi tertentu bagi masyarakat Tionghoa. Bola tangyuan yang warna-warni diyakini punya makna tertentu. 

Sebagai sajian utama saat Cap Go Meh, tangyuan biasanya disantap pada malam hari. Di malam penutupan perayaan tahun baru Imlek itu, seluruh anggota keluarga biasanya berkumpul untuk makan bersama.

Di negara asalnya, hidangan tangyuan tak lepas dari cerita tentang Yuanxiao. seorang koki istana pada zaman Dinasti Han.  Dilansir dari skripsi berjudul Ketupat Cap Go Meh dan Identitas Budaya Cina Peranakan di Jakarta karya Arya Nugraha Putra dari UNJ, istilah yuanxiao berasal dari zaman Dinasti Han. Yuanxiao merupakan seorang gadis yang menjadi pelayan istana zaman Dinasti Han. Suatu ketika, ia ingin sekali pulang menemui keluarganya karena sudah lama tidak bertemu. Lalu, beberapa petinggi kerajaan mengetahui itu dan ingin membantunya.

Yuanxiao pun diminta untuk membuat tang yuan (ronde) sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan di hari ke-15 sesuai dengan kalender China. Ia membuat tang yuan dalam jumlah yang banyak, dan para petinggi merasa puas dengan masakannya sehingga Yuanxiao diperbolehkan untuk menemui keluarganya.

Sang kaisar terkesan dengan cita rasa dari hasil buatan Yuanxiao, dan mengganti nama tang yuan menjadi Yuanxiao untuk menghormatinya. Dari kisah inilah, akhirnya di hari ke-15 bulan pertama kalender China dianggap sebagai festival Yuanxiao yang juga bertepatan dengan Cap Go Meh. Ini juga merupakan simbol dari reuni keluarga dan karenanya tang yuan dimakan selama perayaan tersebut.

Cap Go Meh bisa disebut sebagai puncak perayaan Imlek. Perayaan Cap Go Meh biasa dilakukan pada hari ke-15 tahun baru Imlek yang didasarkan pada kalender penanggalan Cina. Istilah Cap Go Meh sendiri berasal dari dialek Hokkian, yang memiliki arti Cap yakni sepuluh, Go artinya lima, dan Meh artinya malam. Sehingga, secara istilah arti Cap Go Meh adalah malam kelima belas dari bulan pertama. 

Pilihan Editor: Asal Muasal Ritual Cuci Jalan dan Tradisi Tatung saat Cap Go Meh 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rekomendasi 7 Minuman Tradisional Indonesia yang Cocok untuk Cuaca Dingin

8 hari lalu

Teh talua pinang (kanan) dan sekoteng dingin di Warung Bandrek Niaga Sudirman, Jalan Panglima Sudirman Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Senin malam, 9 Mei 2022. TEMPO/Abdi Purmono
Rekomendasi 7 Minuman Tradisional Indonesia yang Cocok untuk Cuaca Dingin

Inilah sejumlah minuman tradisional Indonesia yang bisa menghangatkan tubuh saat cuaca dingin.


Lomba Perahu Naga di Tanjungpinang Digelar 3 Hari, Jadi Daya Tarik Wisatawan

38 hari lalu

Suasana lomba perahu naga di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Senin, 17 Juni 2024. Foto Humas Pemprov Kepri
Lomba Perahu Naga di Tanjungpinang Digelar 3 Hari, Jadi Daya Tarik Wisatawan

Lomba perahu naga dinilai penting sebagai simbol persatuan dan kekuatan masyarakat Kepulauan Riau, tidak hanya warga Tionghoa.


Terpopuler: Tim Prabowo-Gibran Buka Suara soal Rasio Utang hingga 50 Persen, Siap-siap Harga MinyaKita Naik Setelah Idul Adha

40 hari lalu

Terpopuler: Tim Prabowo-Gibran Buka Suara soal Rasio Utang hingga 50 Persen, Siap-siap Harga MinyaKita Naik Setelah Idul Adha

Ketua Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Sufmi Dasco Ahmad, membantah bahwa presiden terpilih, Prabowo Subianto, akan menaikkan rasio utang


Pengusaha Tionghoa Indonesia Ingin Temui Jokowi, Pertanyakan soal Masa Transisi Pemerintahan Presiden dan Mundurnya Petinggi Otorita IKN

40 hari lalu

Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertolak menuju Jawa Timur untuk kunjungan kerja, Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 8 Maret 2024. Foto Biro Pers Sekretariat Presiden
Pengusaha Tionghoa Indonesia Ingin Temui Jokowi, Pertanyakan soal Masa Transisi Pemerintahan Presiden dan Mundurnya Petinggi Otorita IKN

Kalangan pengusaha Tionghoa yang tergabung dalam Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia atau PSMTI berharap dapat bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mendiskusikan tentang masa transisi pemerintahan Jokowi ke Prabowo Subianto sebagai Presiden RI Periode 2024-2029.


Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

13 Mei 2024

Massa membalik dan membakar mobil pada kerusuhan tanggal 14 mei 1998 di jalan hasyim ashari, Jakarta [ Bodhi Chandra/ DR; 20000422 ].
Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

Indonesia dan Malaysia punya kenangan kelam pada kerusuhan dan penjarahan pada 13 Mei, pada 1969 dan 1998. Berikut kejadiannya.


Resep dan Cara Membuat Kue Mangkuak, Hidangan Khas Minangkabau yang Mulai Langka

8 Mei 2024

Kue Mangkuak khas Minang. Shutterstock
Resep dan Cara Membuat Kue Mangkuak, Hidangan Khas Minangkabau yang Mulai Langka

Sejumlah makanan tradisional khas Minangkabau mulai langka. Salah satunya Kue Mangkuak dengan cita rasa legit gula saka dan wangi kelapa.


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

17 April 2024

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Mengenal Makanan Gohyong, Bukan Kuliner Korea

20 Maret 2024

Gohyong. Shutterstock
Mengenal Makanan Gohyong, Bukan Kuliner Korea

Gohyong menjadi jananan kaki lima yang tengah naik daun saat ini. Namanya seperti kuliner Korea, ternyata akulturasi Tinghoa dan Betawi.


Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Dimulai, Tetap Meriah meski Pindah Lokasi

6 Maret 2024

Kemeriahan perhelatan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024. Dok.istimewa
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Dimulai, Tetap Meriah meski Pindah Lokasi

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024 mengedepankan edukasi budaya Tionghoa Mataram yang belum banyak dikenal masyarakat.


Menikmati Bebek Peking, Nasi Hainan, dan Ayam Char Siu di Festival Pecinan Banyuwangi

26 Februari 2024

Sejumlah booth kuliner di Festival Pecinan Banyuwangi yang digelar selama tiga hari selama akhir pekan. Acara festival dalam rangka merayakan Hari Raya Imlek itu berakhir pada Ahad kemarin, 25 Februari 2024. (Diskominfo Banyuwangi)
Menikmati Bebek Peking, Nasi Hainan, dan Ayam Char Siu di Festival Pecinan Banyuwangi

Selain bebek peking, di sepanjang puluhan deretan stan tersebut juga tersedia berbagai kuliner khas Tionghoa lainnya di Festival Pecinan Banyuwangi.