Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ekowisata Mangrove di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi Terlantar

image-gnews
Kondisi Ekowisata Hutan Mangrove Pangkalbabu di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, pada Selasa, 10 Mei 2022. Dok. Wahyu Jati, Yayasan Lawang Kalbu
Kondisi Ekowisata Hutan Mangrove Pangkalbabu di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, pada Selasa, 10 Mei 2022. Dok. Wahyu Jati, Yayasan Lawang Kalbu
Iklan

TEMPO.CO, Jambi - Provinsi Jambi mempunyai hutan mangrove terluas di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Terhampar 500 hektare, pada 31 Desember 2019, Bupati Tanjung Jabung Barat saat itu, Safrial meresmikannya sebagai Ekowisata Hutan Mangrove Pangkalbabu.

Secara administratif, Ekowisata Hutan Mangrove Pangkalbabu berada di Desa Tungkal Satu, Kecamatan Tungkal Ilir, tepatnya di sebelah timur Kuala Tungkal, Ibu Kota Kabupaten Tanjung Barat. Jaraknya dari pusat kota Kuala Tungkal 10 kilometer, dengan waktu tempuh berkendara 20-30 menit. Sedangkan dari pusat Kota Jambi berjarak sekitar 137 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.

Menariknya, siapa pun bebas masuk tanpa tiket. Kecuali, membayar parkir Rp 5.000. Wisatawan bisa sepuasnya berjalan kaki di atas jalur papan di tengah kerimbunan hutan bakau, salah satu jenis tanaman yang mendominasi vegetasi Hutan Mangrove Pangkalbabu. Pengunjung dapat menikmati panorama hutan mangrove dari menara pandang yang berada di ujung lintasan, sekalian melepas jauh pandangan ke perairan Laut Cina Selatan.

Hanya saja, sejak April 2021, kondisi Ekowisata Hutan Mangrove Pangkalbabu mengenaskan. "Tak sampai berusia dua tahun, ekowisata itu sudah tidak terurus. Alasannya pandemi Covid-19," kata Wahyu Jati, Manajer Kampanye Yayasan Lawang Kalbu merangkap relawan pelestari mangrove Tanjung Jabung Barat, pada Jumat, 20 Mei 2022.

Kondisi Ekowisata Hutan Mangrove Pangkalbabu di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, pada Selasa, 10 Mei 2022. Dok. Wahyu Jati, Yayasan Lawang Kalbu

Menurut Wahyu, banyak fasilitas wisata rusak parah. Kayu-kayu jalur trekking lapuk, patah, dan berlubang di mana-mana. Akses jalan ke sana sepanjang 2 kilometer juga bergelombang dan terkelupas aspalnya. Sebagian jalan memang masih bertanah liat.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Pangkalbabu, M. Hatta membenarkan pernyataan Wahyu Jati. Kerusakan fasilitas membuat mereka membiarkan saja orang-orang masuk hutan mangrove tanpa menarik uang parkir. "Padahal, lumayan banyak orang yang datang waktu lebaran," kata Hatta.

Mereka terpaksa tidak memungut uang parkir karena ogah bertanggung jawab jika terjadi sesuatu terhadap pengunjung. Yang penting, mereka sudah memberitahu wisatawan tentang kondisi Ekowisata Hutan Mangrove Pangkalbabu yang terlantar. Lagi pula, kata Hatta, jangankan pengunjung, mereka sendiri kesulitan masuk dan keluar dari hutan mangrove saat hujan deras.

Kondisi Ekowisata Hutan Mangrove Pangkalbabu di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, pada Selasa, 10 Mei 2022. Dok. Wahyu Jati, Yayasan Lawang Kalbu

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wahyu dan Hatta berharap Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat segera membenahi seluruh kerusakan di ekowisata hutan mangrove satu-satunya di Jambi itu. Mereka mengingatkan pentingnya ekosistem hutan mangrove untuk meningkatkan perekonomian masyaraka, sekaligus menjadi sabuk hijau untuk pelestarian flora dan fauna kawasan pesisir. Hutan mangrove berfungsi mencegah abrasi, memecah ombak besar, termasuk dapat mengurangi tsunami.

Hutan mangrove di sana menyimpan beragam jenis tanaman, terutama Rhizophora sp alias bakau, Avicennia sp (api-api), Bruguiera sp (tancang), Sonneratia sp (pidada), Lumnitzera sp (teruntum), Ceriops sp (mentigi), Xylocarpus sp (nyirih), Excoecaria sp (buta-buta), Nypa sp (nipah), Aegiceros sp (perpat kecil), dan Scyphyphora sp (perpat). Wisatawan bisa belajar bahwa Hutan Mangrove Pangkalbabu merupakan habitat banyak burung, reptil, ikan, udang, kepiting, dan biota laut lainnya. Mangrove yang lestari memudahkan nelayan mendapatkan nilai ekonomi dari hasil laut.

Provinsi Jambi mempunyai delapan kecamatan pesisir, yakni Seberang Kota, Tungkal Ilir, dan Kuala Betara di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat; serta Mendahara, Kuala Jambi, Muara Sabak Timur, Nipah Panjang, dan Sadu di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Berdasarkan dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K), kawasan konservasi pesisir Provinsi Jambi berada di sepanjang delapan kecamatan itu.

Pada 1990-an, hutan mangrove di pesisir Pangkalbabu banyak berubah menjadi tambak. Eksploitasi besar-besaran mangrove juga dampak dari bertambahnya populasi penduduk. Akibatnya, luasan hutan mangrove di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terus menyusut dan kritis, terutama di Kecamatan Tungkal Ilir dan khususnya di Pangkalbabu, Desa Tungkal Satu.

Penyusutan luasan hutan mangrove juga berdampak buruk terhadap kebun-kebun kelapa milik penduduk. Banyak kebun kelapa diterjang air laut pasang alias rob sehingga masyarakat sering mengalami gagal panen dan merugi. Nelayan juga harus melaut lebih jauh untuk mendapatkan ikan, udang, dan kepiting. Perekonomian masyarakat mulai membaik sejak kondisi hutan mangrove pulih, diikuti pembukaan Ekowisata Hutan Mangrove Pangkalbabu. Namun, kini, ekowisata yang mereka banggakan malah terlantar.

Baca juga:
Wisata Kompleks Percandian Muarajambi, Pilih Rute Terhindar dari Panorama Sampah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hati-hati Pakai Masker Mata saat Tidur di Pesawat, Bisa Ganggu Kesehatan Mata

4 jam lalu

Ilustrasi pemakaian penutup mata di pesawat. Shutterstock
Hati-hati Pakai Masker Mata saat Tidur di Pesawat, Bisa Ganggu Kesehatan Mata

Ahli mengingatkan agar hati-hati pakai masker penutup mata saat tidur di pesawat, serta cara memilih masker mata dan tips tidur di pesawat


Jepang Tunda Pembangunan Penghalang Gunung Fuji

6 jam lalu

Gunung Fuji Jepang (Pixabay)
Jepang Tunda Pembangunan Penghalang Gunung Fuji

Wisatawan memiliki waktu beberapa hari lagi untuk memotret Gunung Fuji di tempat yang populer setelah pembangunan penghalang ditunda


Libur Panjang di Batam, Wisatawan Diminta Selalu Pantau Update Cuaca BMKG

7 jam lalu

Cuaca mendung di jembatan Barelang, Kota Batam, Provinsi Kepri. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Libur Panjang di Batam, Wisatawan Diminta Selalu Pantau Update Cuaca BMKG

Pantauan Tempo, sudah hampir satu minggu belakangan cuaca di Kota Batam tak menentu


Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

3 hari lalu

Istana Versailles. Unsplash.com/Tharun Thejus
Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris


3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

4 hari lalu

Istana Gyeongbokgung di Korea Selatan. Unsplash.com/chanhee lee
3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023


17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

6 hari lalu

Suasana arus mudik di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Sabtu 6 April 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.


17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

7 hari lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi
17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.


Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

10 hari lalu

Spot wisata Kano Maritim Mangrove Baros di Bantul Yogyakarta. Dok. Pemda DIY
Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.


Iuran Wisata untuk Siapa

11 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?


Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

11 hari lalu

Gunung Fuji Jepang (Pixabay)
Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.