Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Putri Raja Yogyakarta Kaget Saat Blusukan ke Destinasi Wisata di Pinggiran Yogya

image-gnews
Putri sulung Raja Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi memberikan bantuan kepada perwakilan PKL Malioboro di Kompleks Kepatihan, Sabtu 31 Juli 2021. Dok. Istimewa
Putri sulung Raja Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi memberikan bantuan kepada perwakilan PKL Malioboro di Kompleks Kepatihan, Sabtu 31 Juli 2021. Dok. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Putri sulung Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi terkejut ketika blusukan ke sejumlah destinasi wisata di pinggiran Yogyakarta. Dia kaget karena mendapati masih banyak pelaku usaha pariwisata yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.

"Dalam situasi kasus Covid-19 yang tinggi seperti ini, ternyata masih banyak pelaku usaha pariwisata yang belum divaksin karena berbagai sebab," kata Mangkubumi saat memberikan paket bantuan kepada perwakilan pedagang kaki lima dan masyarakat seputaran Malioboro, Yogyakarta, Sabtu 31 Juli 2021.

Mangkubumi mencontohkan ketika dia bertemu pelaku wisata di Kawasan Tlogoputri, Kaliurang di lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada Kamis, 29 Juli 2021. Para pelaku usaha pariwisata, baik dari penjual jadah, tempe, jip wisata, kuliner, sampai pengelola penginapan yang jumlahnya sekitar 1.000 orang, belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.

"Mereka yang di Tlogoputri Kaliurang itu banyak sekali yang belum divaksin," katanya. Alasan mereka, menurut Mangkubumi, takut turun (ke wilayah perkotaan) untuk vaksinasi Covid-19. Kekhawatiran para pelaku usaha pariwisata di dataran tinggi Kabupaten Sleman itu disebabkan kasus penularan Covid-19 yang masih tinggi. Sebab itu mereka memilih bertahan di atas.

Suasana destinasi wisata Tlogoputri, Kaliurang di lereng Gunung Merapi, Yogyakarta, masih sepi di masa PPKM Level 4. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Persolan lainnya, Mangkubumi melanjutkan, kalau harus daftar vaksinasi Covid-19 secara online, ternyata tidak semua pengusaha wisata bisa mengaksesnya. "Banyak juga pelaku wisata yang sudah tua dan ponselnya tidak mendukung," kata Mangkubumi yang juga Ketua Kadin DI Yogyakarta.

Mangkubumi prihatin dengan situasi pandemi seperti ini, ternyata masih ada masyarakat yang tidak percaya Covid-19, sehingga tidak mau divaksin. "Memang masih perlu mengedukasi masyarakat agar mereka tahu bahwa Covid-19 ini ada dan vaksinasi itu penting," ujar Mangkubumi yang bersama Kadin DI Yogyakarta membentuk relawan penanganan pandemi bernama Jogja Economic Resiliance for Covid-19 (JERCovid-19) itu.

Mangkubumi tengah berupaya agar vaksinasi Covid-19 bisa jemput bola ke para pelaku usaha pariwisata di pinggiran Yogyakarta. Dengan begitu, mereka tak perlu datang ke kota. Rencananya pada Agustus 2021 program vaksinasi jemput bola itu akan berlangsung dan berkoordinasi dengan Organisasi Angkutan Darat atau Organda DI Yogyakarta untuk kendaraan operasional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kondisi di depan simbol destinasi wisata Kaliurang lereng Gunung Merapi yang masih sunyi selama masa PPKM Level 4, Kamis 29 Juli 2021. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Banyak persoalan dalam percepatan vaksinasi di Yogyakarta ini. Mangkubumi merinci, mulai dari masyarakat yang tidak percaya Covid-19, menolak vaksinasi, kesulitan mengakses layanan vaksinasi, stok vaksin yang terbatas, hingga tenaga vaksinator yang juga tak banyak. "Kalau petugas observasi yang mendata peserta vaksinasi masih cukup dan kami bisa memfasilitasi pelatihannya. Tetapi kalau vaksinator tak bisa sembarang orang," ujar Mangkubumi.

Lurah Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Amin Sarjito mengatakan ada seribu warganya yang menggantungkan hidup dari wisata Kaliurang. "Sejak pandemi sampai sekarang, tercatat sebelas penduduk di sini yang meninggal karena terpapar Covid-19," kata Amin. Saat ini, sekitar 49 orang menjalani isolasi mandiri setelah sekitar 400 penduduk sempat terpapar.

Sementara Riswanto dari kalangan pengemudi jip wisata Merapi Yogyakarta berharap PPKM segera berakhir. "Kebijakan ini membuat kami banting setir menjadi tukang batu dan bekerja serabutan demi menyambung hidup," kata dia. Di wilayah Hargobinangun, terdapat sekitar 400 orang yang bekerja sebagai pengemudi jip wisata Gunung Merapi.

Sebuah jip wisata melintas di depan Taman Kaliurang lereng Gunung Merapi pada Kamis, 29 Juli 2021. Suasana di destinasi wisata ini masih sepi karena kebijakan PPKM. TEMPO | Pribadi Wicaksono

#CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker #DiamdiRumah

Baca juga:
Pariwisata Kolaps, Anak Penjual Sate di Yogyakarta Minta Bantuan ke Sandiaga Uno

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

59 menit lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


Dian Sastro dan Nicholas Saputra Berpasangan dalam 5 Film, Bukan Cuma Ada Apa dengan Cinta

2 jam lalu

Pemeran film romantis yang populer di tahun 2002, Ada Apa Dengan Cinta, Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra menghadiri konfrensi pers film Ada Apa Dengan Cinta 2 di The Hall Senayan City, Jakarta, 15 Februari 2016. TEMPO/Nurdiansah
Dian Sastro dan Nicholas Saputra Berpasangan dalam 5 Film, Bukan Cuma Ada Apa dengan Cinta

Dian Sastro dan Nicholas Saputra kerap dipasangkan dalam sebuah produksi film. Setelah Ada Apa dengan Cinta, berikut film lainnya mereka berdua.


Berburu Kuliner Ramadan Tak Harus di Hotel atau Restoran, di Pinggir Kali Juga Seru

6 jam lalu

Suasana pasar Ramadan di pinggir Kali Code Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Berburu Kuliner Ramadan Tak Harus di Hotel atau Restoran, di Pinggir Kali Juga Seru

Pasar Ramadan Taman Perwira Lembah Code jadi spot berburu berbagai takjil dan kuliner berbuka puasa.


Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

22 jam lalu

Razia Jam Malam Anak di Kota Yogyakarta digencarkan selama bulan Ramadan 2024 untuk mencegah kejahatan jalanan. (Dok. Istimewa)
Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

Razia jam malam di Yogyakarta untuk mengantisipasi kejahatan dan kekerasan jalanan atau klitih yang berulang, pelakunya sering kali di bawah 18 tahun.


7 Pilihan Bus Rute Bogor-Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

1 hari lalu

Sleeper Bus buatan Laksana tampil di GIIAS 2019. TEMPO/Muhammad Kurniato
7 Pilihan Bus Rute Bogor-Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

Ada beberapa pilihan bus rute Bogor Yogyakarta yang bisa Anda coba. Harga tiketnya mulai dari Rp180 ribu saja. Ini informasi lengkapnya.


Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

1 hari lalu

Petugas Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo menyuntikan vitamin dan vaksin antraks untuk sapi ternak warga pada kegiatan Vaksinasi Antraks di desa Karanganyar, Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa, 11 Juli 2023. Penyaluran vaksin sebagai langkah pencegahan penyebaran virus antraks (Bacillus Anthracis). ANTARA/Mohammad Ayudha
Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

Wabah Antraks melanda Gunungkidul dan Sleman, Yogyakarta. Apa Penyebabnya?


5 Daftar Wisata Keluarga yang Dapat Dikunjungi Bersama di Salatiga

2 hari lalu

Pondok Kopi Umbul Sidomukti destinasi wisata untuk menikmati suasana sejuk pinggiran Semarang. Destinasi ini memiliki kafe dan resto yang pas untuk bersantai dengan kolega maupun keluarga. Foto: @ayodolan
5 Daftar Wisata Keluarga yang Dapat Dikunjungi Bersama di Salatiga

Salatiga menjadi salah satu destinasi yang harus dikunjungi. kota yang terletak diantara Surakarta dan Semarang ini memiliki destinasi wisata yang beragam


Jalan-jalan ke Kampung Halaman Ellyas Pical, Banyak yang Indah di Saparua Maluku Tengah

2 hari lalu

Ellyas Pical. TEMPO
Jalan-jalan ke Kampung Halaman Ellyas Pical, Banyak yang Indah di Saparua Maluku Tengah

Kampung halaman petinju legendaris Ellyas Pical di Saparua, Maluku Tengah memiliki beragam destinasi wisata unggulan. Apa saja?


Taman Nasional Baluran Ditutup bagi Pengunjung hingga 18 Maret 2024 karena Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Rusa timor (cervus timorensis) beraktivitas di savana Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Taman Nasional Baluran Ditutup bagi Pengunjung hingga 18 Maret 2024 karena Cuaca Ekstrem

Objek wisata alam Taman Nasional Baluran Situbondo, Jawa Timur, ditutup sementara bagi pengunjung pada 16-18 Maret 2024, karena cuaca ekstrem.


Ngabuburit di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Ini Menu Berbuka yang Bisa Dinikmati

3 hari lalu

Sederet menu berbuka puasa di Candi Ratu Boko dan Prambanan. (Dok. Istimewa)
Ngabuburit di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Ini Menu Berbuka yang Bisa Dinikmati

Wisatawan yang menunaikan ibadah puasa di Yogyakarta, ada sejumlah spot menarik untuk ngabuburit dan berbuka puasa yang jadi pilihan. Salah satunya di Candi Ratu Boko maupun di Candi Prambanan, Sleman Yogyakarta.