Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Curhat Pelaku Wisata ke Putri Keraton Yogyakarta: Barang Digadai untuk Bertahan

image-gnews
Putri sulung Raja Keraton Yogyakarta GKR Mangkubumi saat mendengar keluh kesah para pelaku wisata di Kaliurang, Sleman, yang terpuruk akibat pandemi, Kamis, 29 Juli 2021. Tempo/Pribadi Wicaksono
Putri sulung Raja Keraton Yogyakarta GKR Mangkubumi saat mendengar keluh kesah para pelaku wisata di Kaliurang, Sleman, yang terpuruk akibat pandemi, Kamis, 29 Juli 2021. Tempo/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO. Yogyakarta - Belasan perwakilan komunitas pelaku wisata di kawasan Kaliurang Sleman Yogyakarta mengadukan kondisinya dalam bertahan menghadapi pandemi Covid-19 kepada Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi yang mengunjungi mereka, Kamis, 29 Juli 2021.

Kepada putri sulung Raja Keraton Sri Sultan Hamengku Buwono X itu, empat komunitas pelaku wisata, yakni perajin jadah tempe, pengelola penginapan, jip wisata dan usaha warung makan sama-sama mengaku sangat terpuruk akibat kebijakan terkait pandemi dan wabah itu sendiri.

"Sejak kawasan wisata ditutup, kami memang tetap produksi jadah tempe namun akhirnya kami makan sendiri karena tak ada yang beli, wisatawan tidak ada," kata pengurus paguyuban perajin jadah tempe Kaliurang Ris Mulyono.

Jadah tempe merupakan kudapan ikonik di dataran tinggi lereng Gunung Merapi itu. Makanan murah meriah berbahan dasar ketan dan lauk tempe bacem itu sering jadi buruan wisatawan untuk dinikmati dengan teh atau kopi hangat sembari merasakan ademnya udara gunung.

"Jadah tempe ini hanya awet dua hari, kalau tidak kami makan sendiri daripada busuk ya kami bagi bagikan ke tetangga," kata Mulyono.

Mulyono mengatakan perajin jadah tempe yang berhimpun di paguyubannya ada 74 orang. Mereka terdiri dari yang menjalankan usahanya dari rumah, ideran (berkeliling) dan yang menjajakan dari luar Kaliurang.

Namun sejak semua destinasi di Yogya tutup akibat kebijakan PPKM Darurat pada 3 Juli lalu hingga sekarang, hanya 10 orang perajin saja yang masih aktif berjualan semampu mereka.

"Kalau destinasi dibuka, sehari kami bisa produksi 5-10 kilogram. Buat biaya sekolah anak dan kebutuhan sehari hari, sekarang barang-barang kami gadaikan untuk bertahan hidup," ujar Mulyono.

Menurut Mulyono, sebenarnya dengan tidak adanya wisatawan yang datang saat ini, mereka tak akan mati kelaparan. "Hidup sehari-hari di dusun kami tidak akan sampai mati kelaparan, selama ada beras dan garam. Tapi kami tidak bisa membiayai kebutuhan hidup yang lain," kata dia.

Mulyono dan pelaku wisata lain masih khawatir jika nanti destinasi sudah kembali dibuka dan wisatawan berdatangan, mereka sulit berjualan karena tabungan sudah habis-habisan untuk menyambung hidup. "Pinjaman dari bank sebelumnya yang seharusnya buat modal usaha sudah habis," ujarnya.

Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi mengatakan sebagian besar warga di Yogyakarta secara langsung dan tak langsung kehidupannya bergantung dari laju sektor pariwisata dan pendidikan. "Sejak pandemi Covid-19 merebak, kondisi pariwisata di Kaliurang ini pun ikut lumpuh, tapi kami berharap warga tak menyerah dan kami coba membantu semaksimal mungkin," kata Mangkubumi yang juga inisator Gerakan Kemanusiaan Republik (GKR) Indonesia yang berfokus penanganan dampak sosial pandemi itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mangkubumi menuturkan banyak kalangan masyarakat, khususnya pelaku wisata di lokasi terpencil butuh uluran tangan saat ini. Bantuan seringkali tak terpantau juga di pelosok.

"Sebenarnya desa diharapkan bisa memanfaatkan dana desa untuk membantu penanganan dampak pandemi, namun mungkin penyalurannya juga susah karena terkendala regulasi," kata Mangkubumi yang saat itu membawa dua truk bermuatan paket bantuan untuk dibagikan kepada 800 pelaku wisata Kaliurang.

Mangkubumi meminta para pelaku wisata tak menyerah dan mencoba melakukan inovasi serta mengoptimalkan teknologi informasi untuk memasarkan produknya. Misalnya untuk perajin jadah tempe, ia meminta agar bisa membuat produk yang lebih tahan lama agar lebih mudah dijual.

"Pandemi ini memaksa kita mengubah cara dan perilaku hidup, secara mendadak pula. Jadi kita harus bisa menyesuaikan," kata Mangkubumi.

Lurah Hargobinangun, Pakem, Sleman, Amin Sarjito menjelaskan lebih dari 80 persen warganya yang tinggal di wilayah Kaliurang menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata. "Kami mohon, kepada pihak terkait, baik pemerintah memberi solusi. Njenengan (Anda) lihat sendiri, Kaliurang sekarang sepi seperti ini. Warga kami benar-benar kolaps," kata dia.

Dukuh Kaliurang Timur, Anggara Daniawan menambahkan jika pariwisata di Kaliurang tidak segera dipulihkan, dia khawatir efek berantai secara ekonomi maupun sosial bakal terjadi. "Pandemi Covid-19 sudah membuat kondisi pariwisata Kaliurang sangat terpuruk dan tambah ada PPKM sekarang ini," kata dia.

Dari data yang dimilikinya, Anggara menjelaskan saat ini ada hampir 1.000 pelaku wisata di Kaliurang yang terdampak langsung. Mereka terdiri dari 303 hotel dan penginapan, 400 pengemudi jip wisata, 74 pedagang jadah tempe serta 208 warung kecil serta pengrajin cinderamata.

Ganis Ristanto, salah satu pemilik warung makan di kawasan Tlogo Putri Kaliurang berharap agar PPKM Darurat segera diakhiri. Menurut Ganis, dirinya merasa ketakutan setiap kali ada patroli aparat keamanan maupun Satpol PP menghampiri tempat usahanya.

"Kami sudah berusaha, Gusti Ratu, bagaimana caranya protokol kesehatan bisa dijalankan. Tapi masih saja dihampiri patroli. Saya bingung, saya harus terus menggaji karyawan, sedang bila harus memberhentikan karyawan kami tidak tega," kata dia bercerita ke Putri Keraton Yogyakarta.

Baca juga: Mobilitas Warga Yogyakarta Turun tapi Kasus Covid-19 Tinggi, Sebabnya Sepele

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dian Sastro dan Nicholas Saputra Berpasangan dalam 5 Film, Bukan Cuma Ada Apa dengan Cinta

22 menit lalu

Pemeran film romantis yang populer di tahun 2002, Ada Apa Dengan Cinta, Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra menghadiri konfrensi pers film Ada Apa Dengan Cinta 2 di The Hall Senayan City, Jakarta, 15 Februari 2016. TEMPO/Nurdiansah
Dian Sastro dan Nicholas Saputra Berpasangan dalam 5 Film, Bukan Cuma Ada Apa dengan Cinta

Dian Sastro dan Nicholas Saputra kerap dipasangkan dalam sebuah produksi film. Setelah Ada Apa dengan Cinta, berikut film lainnya mereka berdua.


Berburu Kuliner Ramadan Tak Harus di Hotel atau Restoran, di Pinggir Kali Juga Seru

3 jam lalu

Suasana pasar Ramadan di pinggir Kali Code Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Berburu Kuliner Ramadan Tak Harus di Hotel atau Restoran, di Pinggir Kali Juga Seru

Pasar Ramadan Taman Perwira Lembah Code jadi spot berburu berbagai takjil dan kuliner berbuka puasa.


Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

20 jam lalu

Razia Jam Malam Anak di Kota Yogyakarta digencarkan selama bulan Ramadan 2024 untuk mencegah kejahatan jalanan. (Dok. Istimewa)
Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

Razia jam malam di Yogyakarta untuk mengantisipasi kejahatan dan kekerasan jalanan atau klitih yang berulang, pelakunya sering kali di bawah 18 tahun.


7 Pilihan Bus Rute Bogor-Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

1 hari lalu

Sleeper Bus buatan Laksana tampil di GIIAS 2019. TEMPO/Muhammad Kurniato
7 Pilihan Bus Rute Bogor-Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

Ada beberapa pilihan bus rute Bogor Yogyakarta yang bisa Anda coba. Harga tiketnya mulai dari Rp180 ribu saja. Ini informasi lengkapnya.


Ngabuburit di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Ini Menu Berbuka yang Bisa Dinikmati

3 hari lalu

Sederet menu berbuka puasa di Candi Ratu Boko dan Prambanan. (Dok. Istimewa)
Ngabuburit di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Ini Menu Berbuka yang Bisa Dinikmati

Wisatawan yang menunaikan ibadah puasa di Yogyakarta, ada sejumlah spot menarik untuk ngabuburit dan berbuka puasa yang jadi pilihan. Salah satunya di Candi Ratu Boko maupun di Candi Prambanan, Sleman Yogyakarta.


Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

3 hari lalu

Massa membawa replika batu nisan makam di Aksi Sejagad : 30 Hari Matinya Demokrasi di Rezim Jokowi di depan Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta Kamis sore 14 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia


Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

3 hari lalu

Pemantauan daging segar oleh Pemkot Yogyakarta di pasar rakyat saat Ramadhan. (Dok. Istimewa)
Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.


Banjir Semarang Surut Akhir Pekan Ini, Perjalanan Kereta Api Area Daop 6 Yogyakarta Kembali Normal

3 hari lalu

Sebuah loko kereta api terjebak banjir di  emplasemen Stasiun Tawang Bank Jateng, Semarang, Kamis, 14 Maret 2024. Banjir melumpuhkan aktifitas di stasiun ini, rute kereta yang melintasi kota Semarang dialihkan ke jalur selatan Jawa Tengah. Foto : Budi Purwanto
Banjir Semarang Surut Akhir Pekan Ini, Perjalanan Kereta Api Area Daop 6 Yogyakarta Kembali Normal

Bersamaan dengan surutnya banjir Semarang, Daop 6 kembali menjalankan kereta api yang sempat dihentikan operasinya.


Rekomendasi 7 Tempat Ngabuburit di Yogyakarta

4 hari lalu

Masyarakat berdatangan ke Kampoeng Ramadhan Jogokariyan Masjid Jogokariyan. Dok. Istimewa
Rekomendasi 7 Tempat Ngabuburit di Yogyakarta

Ini sejumlah tempat menarik di Yogyakarta untuk ngabuburit


97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

4 hari lalu

Rumah tertimpa tiang listrik yang roboh akibat cuaca ekstrem di Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta (ANTARA/HO-BPBD Bantul)
97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

Sebanyak 97 rumah rusak akibat cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang di DIY pada Kamis. Masih berpotensi terjadi sampai 16 Maret