Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mobilitas Warga Yogyakarta Turun tapi Kasus Covid-19 Tinggi, Sebabnya Sepele

image-gnews
Akses menuju kawasan Malioboro Kota Yogyakarta tutup di masa PPKM Darurat pada Selasa, 6 Juli 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Akses menuju kawasan Malioboro Kota Yogyakarta tutup di masa PPKM Darurat pada Selasa, 6 Juli 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kasus penularan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta masih terus melesat walaupun mobilitas masyarakat di jalanan sudah sangat menurun. Selama kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat hingga PPKM Level 4 berlangsung sejak 3 Juli 2021, pemerintah telah menutup sejumlah ruas jalan, destinasi wisata tutup, dan hanya sektor esensial yang boleh beroperasi dalam waktu terbatas.

Pemerintah pusat menyatakan penurunan mobilitas di DI Yogyakarta cukup drastis, dari awalnya 15 persen menjadi 30 persen. Hanya saja, setelah PPKM Darurat berakhir dan lanjut dengan PPKM Level 4, kasus harian Covid-19 DI Yogyakarta tak kunjung turun dari angka 1.000 kasus, bahkan pernah di atas 2.000 kasus.

Apa penyebab penularan Covid-19 di Yogyakarta masih tinggi, meski penduduknya tak ada yang berwisata, belanja di mall, atau bekerja di kantor itu?

Asisten I Sekretaris DI Yogyakarta, Sumadi mengatakan kerumunan dan mobilitas di jalanan serta ruang publik memang menurun drastis. Namun kerumunan orang disinyalir berpindah ke permukiman penduduk sehingga kian memicu tingginya penularan di tingkat keluarga dan antar-tetangga. "Masalahnya, mobilitas saat PPKM Level 4 di Yogyakarta ini berpindah ke sektor residensial," ujar Sumadi dalam dialog Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu 28 Juli 2021.

Sumadi menduga perpindahan mobilitas itu karena faktor kultural yang masih lekat dengan warga Yogyakarta. "Kultur silaturahmi, nonggo (main atau berkunjung ke rumah tetangga) khususnya di pedesaan masih kuat. Padahal ini berbahaya dan bisa memicu transmisi penularan Covid-19," kata Sumadi.

Dengan perpindahan mobilitas ke lingkup residensial ini, Sumadi melanjutkan, pemerintah DI Yogyakarta juga menerapkan pendekatan kultural. Untuk menertibkan mobilitas di perkampungan dan perdesaan tidak dengan menerjunkan TNI atau Polri, seperti pengawasan di jalanan. "Kami menggerakkan komunitas Jaga Warga di setiap desa dan kampung," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jaga Warga atau dibaca Jogo Wargo itu terdiri dari tokoh masyarakat, pengurus RT, pengurus RW, unsur kelurahan, dan satuan perlindungan masyarakat atau linmas. Unsur-unsur ini membuat masyarakat sungkan ketika diperingatkan agar tidak berkerumun. "Jaga Warga ini mengawasi agar masyarakat menghindari dulu hajatan, syukuran, atau nonggo saat ini supaya kasus Covid-19 tidak meluas," ucap Sumadi.

Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengakui mobilitas masyarakat di permukiman meningkat 17 persen dari evaluasi PPKM Level 4. "Banyak yang belum tetap tinggal di rumah," kata Sultan. Meski begitu, Sultan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat karena telah berusaha mematuhi ketentuan pemerintah.

Buktinya, mobilitas di permukiman selama PPKM Level 4 sudah sedikit menurun ketimbang saat PPKM Darurat yang masih di angka 19 persen. "Mobilitas masyarakat turun terutama di malam hari. Sudah tidak banyak yang keluar rumah," ujar Sultan.

Baca juga:
Curhat Pengusaha Jip Wisata Lereng Merapi Yogyakarta: Tiada Pemasukan Vs Utang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

13 jam lalu

Razia Jam Malam Anak di Kota Yogyakarta digencarkan selama bulan Ramadan 2024 untuk mencegah kejahatan jalanan. (Dok. Istimewa)
Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

Razia jam malam di Yogyakarta untuk mengantisipasi kejahatan dan kekerasan jalanan atau klitih yang berulang, pelakunya sering kali di bawah 18 tahun.


7 Pilihan Bus Rute Bogor-Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

23 jam lalu

Sleeper Bus buatan Laksana tampil di GIIAS 2019. TEMPO/Muhammad Kurniato
7 Pilihan Bus Rute Bogor-Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

Ada beberapa pilihan bus rute Bogor Yogyakarta yang bisa Anda coba. Harga tiketnya mulai dari Rp180 ribu saja. Ini informasi lengkapnya.


5 Daftar Wisata Keluarga yang Dapat Dikunjungi Bersama di Salatiga

1 hari lalu

Pondok Kopi Umbul Sidomukti destinasi wisata untuk menikmati suasana sejuk pinggiran Semarang. Destinasi ini memiliki kafe dan resto yang pas untuk bersantai dengan kolega maupun keluarga. Foto: @ayodolan
5 Daftar Wisata Keluarga yang Dapat Dikunjungi Bersama di Salatiga

Salatiga menjadi salah satu destinasi yang harus dikunjungi. kota yang terletak diantara Surakarta dan Semarang ini memiliki destinasi wisata yang beragam


Jalan-jalan ke Kampung Halaman Ellyas Pical, Banyak yang Indah di Saparua Maluku Tengah

1 hari lalu

Ellyas Pical. TEMPO
Jalan-jalan ke Kampung Halaman Ellyas Pical, Banyak yang Indah di Saparua Maluku Tengah

Kampung halaman petinju legendaris Ellyas Pical di Saparua, Maluku Tengah memiliki beragam destinasi wisata unggulan. Apa saja?


Ngabuburit di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Ini Menu Berbuka yang Bisa Dinikmati

2 hari lalu

Sederet menu berbuka puasa di Candi Ratu Boko dan Prambanan. (Dok. Istimewa)
Ngabuburit di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Ini Menu Berbuka yang Bisa Dinikmati

Wisatawan yang menunaikan ibadah puasa di Yogyakarta, ada sejumlah spot menarik untuk ngabuburit dan berbuka puasa yang jadi pilihan. Salah satunya di Candi Ratu Boko maupun di Candi Prambanan, Sleman Yogyakarta.


Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

3 hari lalu

Massa membawa replika batu nisan makam di Aksi Sejagad : 30 Hari Matinya Demokrasi di Rezim Jokowi di depan Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta Kamis sore 14 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia


Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

3 hari lalu

Pemantauan daging segar oleh Pemkot Yogyakarta di pasar rakyat saat Ramadhan. (Dok. Istimewa)
Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.


Banjir Semarang Surut Akhir Pekan Ini, Perjalanan Kereta Api Area Daop 6 Yogyakarta Kembali Normal

3 hari lalu

Sebuah loko kereta api terjebak banjir di  emplasemen Stasiun Tawang Bank Jateng, Semarang, Kamis, 14 Maret 2024. Banjir melumpuhkan aktifitas di stasiun ini, rute kereta yang melintasi kota Semarang dialihkan ke jalur selatan Jawa Tengah. Foto : Budi Purwanto
Banjir Semarang Surut Akhir Pekan Ini, Perjalanan Kereta Api Area Daop 6 Yogyakarta Kembali Normal

Bersamaan dengan surutnya banjir Semarang, Daop 6 kembali menjalankan kereta api yang sempat dihentikan operasinya.


Rekomendasi 7 Tempat Ngabuburit di Yogyakarta

3 hari lalu

Masyarakat berdatangan ke Kampoeng Ramadhan Jogokariyan Masjid Jogokariyan. Dok. Istimewa
Rekomendasi 7 Tempat Ngabuburit di Yogyakarta

Ini sejumlah tempat menarik di Yogyakarta untuk ngabuburit


97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

3 hari lalu

Rumah tertimpa tiang listrik yang roboh akibat cuaca ekstrem di Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta (ANTARA/HO-BPBD Bantul)
97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

Sebanyak 97 rumah rusak akibat cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang di DIY pada Kamis. Masih berpotensi terjadi sampai 16 Maret