TEMPO.CO, Sumbawa Barat - Desa Mantar di Sumbawa Barat adalah salah satu desa yang harus masuk bucketlist para pecinta wisata alam. Desa yang berada di ketinggian 585 meter di atas pemukaan laut itu menawarkan pemandangan luar biasa bagaikan di atas awan.
Ya, desa itu berjuluk desa di atas awan. Sebab, saat berada di atas bukit Mantar di pagi hari, pengunjung bisa merasakan sensasi seperti di atas awan dan melihat pemandangan pulau-pulau kecil di bawahnya.
"Seolah hidup di atas awan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sumbawa Barat I Gusti Bagus Sumbawanto, Kamis, 8 Juli 2021.
Bagus menceritakan bahwa berdasarkan riwayat, Desa Mantar ditemukan oleh nenek moyang masyarakat setempat yang kapalnya kandas di perairan Tuananga sekitar ratusan tahun sebelumnya. Mereka terus tinggal di sana hingga berketurunan sampai sekarang.
Yang unik, di Desa Mantar yang dihuni sekitar 1.500 jiwa penduduk itu, terdapat tujuh orang warga Albino yang berkulit dan berambut putih. Jumlahnya akan selalu tetap sama walaupun diantaranya ada yang meninggal maka akan lahir baru yang sama.
Anggota Kelompok Sadar Wisata Angin Renas Gunung Mantar Jufrianto mengatakan setiap akhir pekan, jumlah pengunjung desa Mantar selalu ramai. Jumlahnya bisa mencapai ratusan orang.
"Orang ke sana bisa menikmati sunrise dan sunset. Sunrise di bawah hamparan awan," ujar Jufrianto sambil menyebut tak ada retribusi masuk melainkan hanya biaya parkir di sana.
Jika ingin camping atau bermalam di sana, Pokdarwis setempat menyediakan tenda-tenda sewaan termasuk matrasnya. Tenda ukuran dua orang bisa disewa seharga Rp 50 ribu dan ukuran besar empat orang Rp 100 ribu.
Pokdarwis juga menyedikan alat terbang paralayang yang disewakan untuk melayang-layang dan bila mampu top landing dari lokasi take off di Desa Mantar hingga kembali lokasi awal terbangnya. Biayanya Rp 500 ribu sekali terbang selama 15 menit dengan tandem. Di sekitar Mantar, terdapat tiga klub paralayang yang menyediakan belasan parasut paralayang.
Tidak hanya sekadar memesona dengam pemandangan alamnya. Desa Mantar menyimpan peninggalan sejarah berupa dua buah guci yang kini dijadikan tempat berwudlu di masjid desa Mantar. Ada juga gong yang letaknya di dekat sumber air Ai Manta atau air Mantar yang tidak kering sepanjang tahun.
Desa Mantar berjarak 20 kilometer dari Taliwang ibukota Kabupaten Sumbawa Barat dan 15 kilometer dari Pelabuhan Poto Tano. Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat sudah memuluskan jalanan sejauh enam kilometer dari jalan raya utama di Desa Tapir yang terletak di jalan jurusan Poto Tano - Taliwang di Kabupaten Sumbawa Barat. Semula, pengunjung harus menggunakan mobil ranger. Kini naik sepeda motor pun bisa ditempuh hanya 15 menit.
Baca juga: 5 Destinasi Wisata Wajib Kunjung di Kabupaten Pemalang, Ada Pantai Widuri