Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Artefak Prasejarah, Jelajahi Masa Lalu Indonesia di Museum-museum Ini

Reporter

image-gnews
Ruang STOVIA di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Sabtu, 23 Maret 2019. TEMPO | Bram Setiawan
Ruang STOVIA di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Sabtu, 23 Maret 2019. TEMPO | Bram Setiawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mengunjungi museum mungkin bisa menjadi pilihan bagi Anda yang ingin mengisi libur panjang dengan liburan yang bermanfaat. Apalagi sejumlah museum di Jakarta telah diizinkan buka dengan wajib menerapkan protokol kesehatan.

Setiap museum memiliki ceritanya sendiri. Berikut beberapa museum yang bisa membawa Anda ke masa lalu dan mempelajari sejarah dengan menyenangkan seperti dikutip dari Indonesia Travel:

1. Museum Kebangkitan Nasional

Museum ini menyajikan banyak pengetahuan tentang pergerakan kebangkitan di Indonesia. Tempat ini dulunya merupakan sebuah sekolah kedokteran kesehatan Jawa dengan nama STOVIA.

Museum Kebangkitan Nasional terdiri dari empat ruangan yang menyajikan informasi tentang gerakan di bidang pendidikan kesehatan, publikasi dan percetakan (pers), asal usul organisasi pemuda Budi Utomo serta gerakan perempuan.

Di antara ruangan-ruangan tersebut, museum medis dan kesehatan memiliki porsi yang paling besar. Tempat ini adalah tempat dimana pendidikan kedokteran Indonesia pertama kali dikembangkan oleh pemerintah Belanda karena itu Anda akan bisa melihat-lihat berbagai alat kesehatan asli dari tahun 1902.

Salah satu yang menarik juga adalah ruang kelas STOVIA atau School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen. Ruang tersebut cukup diminati karena ada replika suasana kelas pada masa lampau. Para pelajar yang digambarkan melalui patung memakai busana tradisional dari daerah masing-masing.

Museum ini terletak di Jalan Abdul Rachman Saleh 26, Jakarta Pusat.

2. Museum Sumpah Pemuda

Museum ini sebenarnya dibangun pada abad ke-20 dan milik seorang keturunan Tionghoa, Sie Kong Liong, yang akhirnya membuat bangunan ini menjadi asrama pria. Dulu bangunan ini ditinggali oleh kaum muda yang tidak tinggal di Jakarta.

Kaum muda ini aktif mengorganisir banyak gerakan sebagai wujud pengabdian mereka kepada negara. Selain itu, gedung ini digunakan oleh siswa untuk berlatih kesenian “Langen Siswo” dan melakukan diskusi politik.

Di museum ini, Anda bisa melihat naskah asli dari lagu kebangsaan “Indonesia Raya” yang ditulis oleh Wage Rudolf Supratman. Ada juga biola peninggalan sang pencipta lagu. Anda juga bisa mempelajari sejarah organisasi Pramuka yang merupakan ide yang muncul dari semangat pemuda pada zaman itu.

Museum Sumpah Pemuda terletak di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat.

3. Gedung Museum Joang 45

Gedung Museum Joang 45 dibangun sekitar tahun 1920-an. Bangunan ini pada awalnya adalah sebuah hotel yang dimiliki oleh keluarga L.C Schomper, seorang warga negara Belanda yang telah lama tinggal di Batavia.

Di masa lalu, bangunan ini berfungsi sebagai tempat persinggahan dimana para pemuda Menteng berkumpul dan belajar banyak tentang politik dengan Bung Karno dan Bung Hatta. Gedung ini juga menjadi markas program pendidikan politik yang diadakan bagi sejumlah tokoh pemuda di era kemerdekaan seperti Sukarni, Chaerul Saleh, A.M Hanafi dan Adam Malik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di museum ini, Anda akan melihat banyak benda peninggalan serta dokumentasi gerakan kemerdekaan Indonesia. Pengunjung juga dapat melihat mobil yang digunakan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia Mohammad Hatta.

Gedung Museum Joang 45 terletak di Jalan Menteng Raya 31, Jakarta Pusat.

4. Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Museum ini sebenarnya adalah rumah dari Laksamana Tadashi Maeda yang pada waktu itu, memiliki posisi yang cukup berpengaruh selama pendudukan Jepang di Indonesia. Laksamana Tadashi Maeda memiliki hubungan persaudaraan dengan beberapa tokoh yang terlibat dalam perjuangan untuk kebangkitan dan kemerdekaan Republik Indonesia.

Sejumlah pengunjung berswa foto dengan latar depan diorama perumusan naskah Proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Menteng, Jakarta, Jumat 16 Agustus 2019. Museum tersebut merupakan bekas kediaman perwira Jepang Laksamana Muda Tadashi Maeda dan menjadi tempat perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Pada 16 Agustus 1945, selama hari-hari terakhir sebelum kemerdekaan Indonesia, beliau mengundang Soekarno dan Mohammad Hatta kembali dari pengasingan di Rengasdengklok untuk merumuskan naskah proklamasi yang berlangsung hingga jam 3 pagi.

Anda dapat menjumpai kursi, meja bahkan piano yang ada saat para Proklamator merumuskan naskah proklamasi. Anda juga bisa melihat mesin tik bersejarah yang digunakan untuk mengetik naskah proklamasi.

Museum Perumusan Naskah Proklamasi terletak di Jalan Imam Bonjol Nomor 1 Menteng, Jakarta Pusat.

5. Museum Nasional

Museum ini dekat Monumen Nasional yang dikenal dengan ‘Monas’. Museum Nasional adalah tuan rumah bagi segala sesuatu yang terkait erat dengan sejarah dan budaya Indonesia sebelum pembentukan pemerintahan modern.

Museum ini juga dikenal sebagai museum gajah karena ada patung gajah perunggu tepat di depan museum. Patung tersebut adalah hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand, yang mengunjungi museum tersebut pada tahun 1871.

Museum Nasional memiliki 160.000 benda bersejarah yang terdiri dari 7 jenis koleksi, yaitu prasejarah, arkeologi klasik atau Hindu-Buddha, numismatik dan heraldik, keramik, etnografi, geografi dan sejarah. Karena itu, Anda akan mudah menemukan arca, artefak dan barang peninggalan sejarah lain.

Museum ini terletak di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 12, Jakarta Pusat.

Sebelum ke museum, Anda perlu memastikan aturan, jam buka dan penerapan protokol kesehatan yang berlaku di museum. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

4 hari lalu

Patung Raja Ramses II terlihat dalam perjalanan ke Museum Agung Mesir di Kairo, Mesir 25 Januari 2018. REUTERS
Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri


Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

5 hari lalu

Sejumlah wisatawan mengunjungi Istana Anak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis 11 April 2024. Pengelola TMII menyebutkan sekitar 20.000 wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut pada hari kedua Lebaran 2024 (data terakhir pukul 15.00 WIB) dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat hingga Minggu (14/4) atau H+3 Lebaran. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berusia 49 tahun, suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Ada apa saja di sana?


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

7 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

8 hari lalu

Rumah Limas tampak depan. Rumah limas khas Palembang ini dibangun pada 1830. Saat ini rumah Limas menjadi koleksi Museum Balaputra Dewa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

Kedua rumah limas di Palembang ini pernah muncul di uang pecahan Rp10.000, dibangun tahun 1830-an.


6 Museum di Inggris Menyimpan Barang-barang Aneh

20 hari lalu

Bubblecar Museum. Instagram.com/@thebubblecarmuseum
6 Museum di Inggris Menyimpan Barang-barang Aneh

Museum-museum ini menampilkan koleksi yang aneh dan unik, misalnya kipas, mesin pemotong rumput, teko hingga mobil mikro


Melihat Kehidupan Masa Depan di Museum of The Future Dubai, Berapa Harga Tiketnya?

20 hari lalu

Museum of The Future Dubai pada 21 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Melihat Kehidupan Masa Depan di Museum of The Future Dubai, Berapa Harga Tiketnya?

Selama dua tahun buka, Museum of The Future telah didatangi lebih dari dua juta pengunjung dari 173 negara.


Dua Jam Menjelajahi Museum of The Future Dubai, Masuk ke Stasiun Luar Angkasa dan Menikmati Spa Futuristik

20 hari lalu

Museum of The Future Dubai pada 21 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Dua Jam Menjelajahi Museum of The Future Dubai, Masuk ke Stasiun Luar Angkasa dan Menikmati Spa Futuristik

Stasiun luar angkasa OSS Hope adalah tujuan pertama pengunjung selama berada di Museum of The Future.


21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

33 hari lalu

Perayaan hari jadi Museum Layang-Layang ke-21 di Pondok Labu, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 23 Maret 2023.  TEMPO/S. Dian Andryanto
21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.


7 Destinasi Wisata Gratis di Hong Kong

35 hari lalu

Big Budha, Lantau, Hong Kong. Instagram.com/Nadine Marfurt
7 Destinasi Wisata Gratis di Hong Kong

Kalau merencanakan perjalanan dengan tepat, wisatawan dapat merasakan banyak hal di Hong Kong dengan gratis.


Mengenang 29 Tahun Nike Ardilla Berpulang, Perangko Wajahnya Pernah Diterbitkan di Rusia

37 hari lalu

Gaya rambut khas Nike Ardilla. Instagram/@billboard_ina
Mengenang 29 Tahun Nike Ardilla Berpulang, Perangko Wajahnya Pernah Diterbitkan di Rusia

Hampir 3 dekade penyanyi Nike Ardilla meninggal, 19 Maret 1995 akibat kecelakaan di Bandung. Penggemarnya masih tersebar sampai hari ini.