Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jurus Keraton Yogyakarta Jaga Ribuan Abdi Dalem dari Covid-19

image-gnews
Sejumlah abdi dalem Keraton Yogyakarta tetap beraktivitas di Hari Raya Idul Fitri, Minggu 24 Mei 2020. Para abdi dalem tetap menjalankan protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan memakai masker. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Sejumlah abdi dalem Keraton Yogyakarta tetap beraktivitas di Hari Raya Idul Fitri, Minggu 24 Mei 2020. Para abdi dalem tetap menjalankan protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan memakai masker. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Keraton Yogyakarta menjadi salah satu objek wisata utama yang sejak Juli lalu sudah kembali beroperasi di masa pandemi Covid-19.

Dengan tingginya kasus baru akibat penularan wabah yang terus bertambah itu, Keraton Yogya juga ikut was-was karena selama ini ada ratusan bahkan ribuan abdi dalem yang setiap hari bekerja memberi pelayanan di keraton.

“Di Keraton itu kan selama ini bukan hanya turis yang datang, namun juga para abdi dalem yang kebanyakan sudah sepuh (lanjut usia),” ujar putri Raja Keraton Yogya Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hayu saat ditemui Tempo di halaman DPRD DIY, Senin, 12 Oktober 2020.

Pihak keraton menyadari bahwa warga lanjut usia selama ini menjadi salah satu kelompok paling rentan tertular. Karena itu, sejak wabah mulai merebak sejumlah aturan diterapkan, khususnya mengatur jadwal pelayanan para abdi dalem itu agar mereka tidak terlalu banyak berkumpul dan berkerumun di keraton.

“Jumlah abdi dalem yang bekerja itu akhirnya juga sangat kami batasi,” ujar Hayu yang menjabat sebagai Penghageng (kepala divisi) Tepas Tandha Yekti atau bagian teknologi informasi dan dokumentasi Keraton Yogya itu.

Hayu memperkirakan jumlah abdi dalem Keraton yang bertugas di masa pandemi Covid-19 ini kemungkinan hanya tersisa sekitar 30 persen dari jumlah keseluruhan. "Sebelumnya abdi dalem yang bekerja mungkin 50 atau 30 persennya saja, namun kami kurangi lagi jumlah itu karena banyak abdi yang tetap sowan (datang),” ujarnya.

Dari catatan Tempo, jumlah abdi dalem Keraton Yogyakarta pada 2016 hampir mencapai 2.000 orang.

Abdi Dalem Keraton Yogyakarta saat tradisi pembagian ubarampe gunungan digelar sebagai ganti Garebeg Hari Raya Idul Adha pada tahun ini. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Keraton Yogyakarta memiliki dua jenis abdi dalem, yakni Abdi Dalem Tepas yang setiap hari berkantor di Keraton dan Abdi Dalem Caos yang tak wajib atau hanya secara berkala saja berkantor di Keraton.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Abdi dalem yang datang rutin ini yang kami tiadakan dulu (pelayanannya). Dari semula jumlahnya ratusan, sekarang tinggal puluhan saja dan abdi dalem tepas itu pun datangnya bergantian,” ujar Hayu.

Keraton Yogya juga meminta sebisa mungkin jika tidak ada hajat dalem (upacara yang digelar raja) yang besar, para abdi dalem itu diimbau tidak datang dulu.

Pihak keraton juga tetap menunggu aba-aba dari Pemerintah DIY terkait kondisi situasi Covid-19 untuk aktivitas para abdi dalem itu.

Selain wisata dan aktivitas para abdi dalem, Keraton Yogya di masa pandemi ini memprioritaskan berbagai kegiatan akademis seperti penelitian-penelitian dengan objek keraton dilakukan secara daring. "Tergantung juga penelitiannya apa, namun sekarang kan penelitian itu bisa request melalui email (surat elektronik). Tapi di masa pandemi ini juga tidak banyak permintaan penelitian itu,” kata Hayu.

Sejak Juli lalu, Keraton Yogya telah melakukan uji coba operasional terbatas di empat museum keraton dengan prosedur kebiasaan baru, yaitu nuseum Keraton Pagelaran, museum Kedhaton, museum Kereta Keraton dan Tamansari.

Gusti Kanjeng Ratu Bendara selaku Wakil Penghageng KHP Nityabudaya, yang membidangi museum dan pariwisata keraton, saat itu mengatakan ujicoba pembukaan wisata Keraton juga mengutamakan protokol kesehatan dan kedisiplinan wisatawan.

Di dalam kunjungan ke museum keraton, wisatawan harus mematuhi beberapa aturan. Misalnya pengunjung akan dibagi dalam kelompok yang terdiri dari maksimal 10 orang, jarak antar kelompok 10 menit setelah kelompok tur sebelumnya masuk dan pengunjung akan melakukan tur bersama edukator yang telah ditentukan.

Selain itu, selama kunjungan pengunjung tidak diperkenankan untuk menyentuh benda atau koleksi museum serta hanya diberi waktu tur selama 45 menit.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

5 hari lalu

Prajurit Keraton Yogyakarta mengawal arak-arakan gunungan Grebeg Syawal di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, 18 Juli 2015. Sebanyak enam buah gunungan diarak dalam acara ini. TEMPO/Pius Erlangga
269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

6 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

6 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Isaac Herzog Hadiri Peresmian Museum Holocaust di Belanda

8 hari lalu

Presiden terpilih Israel, Isaac Herzog dan istrinya, Michal, merayakan keterpilihannya setelah sesi khusus di Knesset pada 2 Juni 2021. Foto: REUTERS/Ronen Zvulun
Isaac Herzog Hadiri Peresmian Museum Holocaust di Belanda

Kehadiran Presiden Israel Isaac Herzog ke Amsterdam disambut unjuk rasa sebagai protes genosida pada warga Palestina.


Ramadan di Masjid Jogokariyan, Ini Profil Masjid yang dikenal Melalui KRJ

9 hari lalu

Masjid Jogokariyan Yogyakarta menyediakan ribuan porsi menu buka gratis setiap hari selama Ramadan. TEMPO | Pribadi Wicaksono.
Ramadan di Masjid Jogokariyan, Ini Profil Masjid yang dikenal Melalui KRJ

Bagaimana sejarah dan proses pembangunan Masjid Jogokariyan yang populer ini? Apa pula KRJ yang diadakan setiap Ramadan?


Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

15 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Mercado Municipal de So Paulo dan Museu de Arte de So Paulo, Brasil, lewat unggahannya di Instagram @smindrawati, Ahad, 3 Maret 2024. (Sumber: Instagram)
Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.


Bunga Bangkai Mekar di California, Pengunjung Antre Mencium Baunya

18 hari lalu

Bunga bangkai mekar di California Academy of Sciences, Amerika Serikat, mulai Selasa, 26 Februari 2024 (tangkapan layar Youtube)
Bunga Bangkai Mekar di California, Pengunjung Antre Mencium Baunya

Bunga bangkai khas Pulau Sumatra itu disumbangkan ke California Academy of Sciences pada 2017, lalu disimpan di ruang pameran hutan hujan sejak 2020.


Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

21 hari lalu

Tradisi Ngapem Ruwahan digelar warga di Yogya sambut Ramadan. (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.


Pembangunan Museum Budaya, Sains, dan Teknologi Solo Capai 40 Persen, Tahap Pertama Ditarget Selesai Akhir Tahun

28 hari lalu

 Desain Museum Budaya, Sains, dan Teknologi Solo (Tangkapan layar)
Pembangunan Museum Budaya, Sains, dan Teknologi Solo Capai 40 Persen, Tahap Pertama Ditarget Selesai Akhir Tahun

Museum Budaya, Sains, dan Teknologi akan menjadi destinasi wisata edukasi di Kota Solo.


Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

30 hari lalu

Festival Musim Semi di Cina. Xinhua
Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

Liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek berlangsung meriah di Cina. Wisatawan penuhi libur 8 hari itu ke berbagai destinasi wisata menarik.