TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia tidak mengizinkan bazar Ramadan dalam masa Perintah Kendali Pergerakan (MCO) untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
“Kami telah mengambil keputusan, selama MCO berlaku tidak akan ada pasar Ramadan," kata Menteri Senior untuk urusan keamanan, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob, seperti dilaporkan The Star beberapa hari lalu.
Yakoob menjelaskan, jika tidak ada perpanjangan perintah, Dewan Keamanan Nasional akan membuat prosedur operasional standar MCO. "Ini akan, antara lain, menentukan apakah pasar Ramadan bisa beroperasi," ujarnya.
Fase kedua MCO akan berakhir pada 14 April 2020. Sedangkan awal Ramadan tahun ini diperkirakan pada 23 April.
Selangor, Negeri Sembilan, Melaka dan Terengganu, seluruh negara bagian Malaysia itu telah membatalkan semua bazar Ramadan. Adapun pertimbangan untuk mencabut larangan itu tergantung keputusan Departemen Kesehatan.
Ada saran lain ketika larangan itu diterapkan, yakni pemesanan online. Hal itu untuk mengurangi orang berkerumun sebagai upaya mencegah penyebaran sampar Covid-19. Mengutip The Straits Times, warganet telah membuat kelompok media sosial untuk membantu pedagang kecil berjualan online.
Desainer grafis Amirul Rafiq membuat grup FaceBook bernama Seremban Online Bazaar Ramadhan 2020. Langkah itu dilakukan, ketika diumumkan tidak akan ada bazar Ramadan di Negeri Sembilan tahun ini.
"Mungkin ada hingga 1.000 penjual yang biasanya mendirikan kios di lokasi bazar Ramadan yang populer di Seremban," katanya.
Namun tahun ini, Amir Rafiq ingin membangun jaringan agar mereka bisa melakukan pengiriman melalui pemesanan online. Para pedagang bazar Ramadan bisa mempromosikan bisnis melalui grup untuk mengatur pengiriman. Saat ini, grup FaceBook itu telah memiliki 9.643 anggota.
Ia menjelaskan, saat ini rencana yang dilakukan adalah membantu para pedagang meningkatkan kesadaran berbisnis melalui online. "Itu tentang hidangan yang ditawarkan selama Ramadan agar membuat pelanggan tertarik," ujarnya.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah menjelaskan, bahwa pemerintah bisa menetapkan larangan sampai selama sisa tahun ini. Bahkan, kata dia, setelah MCO dicabut.
Seorang petugas polisi memegang sebuah drone, yang digunakan oleh polisi Malaysia untuk mengingatkan warga agar tetap di rumah guna mengurangi wabah Virus Corona di Kuala Lumpur, Malaysia, 24 Maret 2020. REUTERS/Lim Huey Teng
"Meskipun MCO nasional dijadwalkan berakhir dalam dua pekan, praktik telah berubah," katanya. Menurut dia, warga Malaysia telah beradaptasi dengan kebiasaan baru selama MCO. "Kami tidak berjabat tangan, sering mencuci tangan dan menjaga jarak."
THE STAR | THE STRAITS TIMES