Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Meskipun Gembira Dapat Subsidi, Ini Catatan ASITA Yogyakarta

image-gnews
Wisatawan menikmati Pantai Parangtritis di Bantul, DI Yogyakarta, Minggu 5 Januari 2020. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/ama
Wisatawan menikmati Pantai Parangtritis di Bantul, DI Yogyakarta, Minggu 5 Januari 2020. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/ama
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyambut antusias langkah pemerintah pusat, yang berencana menghapus sementara pajak hotel dan restoran akibat dampak wabah virus corona. 

Penghapusan pajak hotel dan restoran melalui insentif dana hibah dari pemerintah pusat kepada daerah senilai Rp3,3 triliun itu, dinilai dapat membantu pelaku usaha yang terdampak wabah virus corona.

Yogyakarta, termasuk dari 10 destinasi yang dikenai pembebasan pajak hotel dan restoran selama enam bulan ke depan, yang dimulai pada bulan Maret. Selain Danau Toba, Malang, Manado, Bali, Mandalika, Labuan Bajo, Bangka Belitung, Batam, dan Bintan.

“Kami kira langkah (penghapusan pajak lewat insentif) itu tepat sekali. Sekarang memang lesu sekali, semua penerbangan, sektor pariwisata global juga terganggu karena virus corona,” ujar Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo saat ditemui TEMPO, Rabu, 26 Februari 2020.

Singgih menilai kebijakan penghapusan pajak lewat insentif itu, bisa menjadi strategi manjur untuk menggairahkan sektor wisata dalam negeri.

“Dengan adanya keringanan itu, daerah bisa punya kesempatan mengisi ruang kosong yang tadinya diisi kuota wisatawan mancanegara (wisman), diganti dengan meningkatnya wisatawan domestik,” ujar Singgih.

Terlebih saat low session, ujar Singgih, kebijakan insentif ini dinilai sangat relevan, “Sekarang kami menunggu teknis nanti seperti apa, kami di daerah menunggu teknis kebijakannya," ungkapnya.

Suasana di GAIA Cosmo Hotel Yogyakarta. Hotel-hotel di Yogyakarta mulai merasakan penurunan kunjungan wisatawan Cina.

Untuk industri perhotelan dan restoran, yang selama ini jadi tumpuan Ppendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten/kota di DIY, tentu bisa bernafas lega dan tidak perlu khawatir lagi, meskipun mengalami penurunan pendapatan akibat wabah virus corona yang terjadi di saat low season.

Singgih mengatakan, tentu saja kebijakan penghapusan pajak melalui pemberian insentif oleh pemerintah pusat ini, tak semata diandalkan jadi penopang menggeliatnya wisata.

Sebab, saat ini pihaknya tetap masih menjalankan berbagai program untuk menarik wisatawan saat low season seperti "Jogja Heboh" yang digelar Februari sampai Maret. Adanya kebijakan insentif pajak itu pun menjadi gambaran gayung yang bersambut, untuk tetap menjaga industri wisata tanah air.

Kan banyak great sale-nya dan diskon untuk Jogja Heboh ini. Dari tarif penginapan sampai akomodasi penerbangan sampai 50 persen (diskonnya),” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi turut menyambut baik kebijakan penghapusan pajak itu lewat insentif, "Kebijakan ini bisa memberikan stimulus baik bagi destinasi wisata, karena pukulan terbesar dari dampak virus corona memang kota-kota destinasi wisata seperti Yogya," ujarnya.

Heroe pun mengusulkan agar kebijakan itu juga bisa dimodifikasi, tidak sekedar pemberian hibah untuk pengganti pajak. Namun bisa juga hibah untuk biaya promosi wisata.

Sehingga wisatawan asing yang sebelumnya menunda kunjungannya karena takut virus corona, bisa kembali bersemangat berwisata ke Indonesia, "Misalnya promosi tentang keamanan Indonesia dari wabah Corona. Sehingga turunnya wisman akibat virus corona segera cepat dipulihkan," ujarnya.

Sambutan Pelaku Bisnis Pariwisata

Asosiasi Biro Perjalanan Wisata atau dikenal Asita DI Yogyakarta juga mengapresiasi kebijakan insentif pajak, untuk menghadapi dampak wabah virus corona itu pada sektor wisata.

Diskon tiket pesawat ke Yogyakarta bisa mendorong peningkatan wisatawan ke Yogyakarta. Dok. Kemenparekraf

Ketua ASITA DIY, Udhi Sudiyanto mengungkapkan kebijakan itu perlu didukung dengan sosialisasi, sehingga ada kesepakatan dari berbagai unsur pariwisata, "Pertanyaannya, bagaimana insentif itu nanti diterapkan, semua stakeholder wisata harus kompak," ujarnya.

Udhi menuturkan selama ini salah satu unsur pariwisata yang mahal dari tiket pesawat terbang. Jadi, seandainya subsidi itu juga menyentuh sampai di situ menurutnya akan efektif sekali.

Menurut Udhi, pemangku kepentingan terkait harus saling mendukung kebijakan ini, "Jangan sampai diskonnya jatuh ke airlines atau hotel tapi biaya turnya, kulinernya tetap mahal," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 jam lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

2 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

3 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

3 hari lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.


Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

3 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.


Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

3 hari lalu

Batik Nitik Yogyakarta yang sudah tercatat dalam indikasi geografis. Tempo/Pribadi Wicaksono
Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.


Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

5 hari lalu

Demo udara berbagai pesawat warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta Senin (22/4). Dok.Istimewa
Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

Yogyakarta dipilih sebagai tempat perhelatan HUT TNI AU karena merupakan cikal-bakal Angkatan Udara Indonesia.


Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

5 hari lalu

Mobil wisatawan terjebak di sungai Lereng Merapi Saat nekat susuri jalur jip lava tour Minggu (21/4). Dok. Istimewa
Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.


Alexander Marwata Akui Dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas Pertemuan dengan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta

6 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Akui Dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas Pertemuan dengan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengakui dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan pertemuan dengan eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto.