Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bersahabat dengan Monyet Ekor Panjang di Bukit Plewangan

image-gnews
Bukit Plewangan dihuni kawanan monyet ekor panjang. Mereka terbiasa bersua dengan manusia. TEMPO/Shinta Maharani
Bukit Plewangan dihuni kawanan monyet ekor panjang. Mereka terbiasa bersua dengan manusia. TEMPO/Shinta Maharani
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Monyet-monyet ekor panjang (macaca fascicularis) betina sedang berjalan, sembari menggendong anaknya. Bersama rombongan monyet lainnya, mereka bergelantungan di pepohonan. Mereka berteriak, bersahut-sahutan di antara rimbun dedaunan di Bukit Plewangan

Sebagian monyet berjalan mencari sumber air di kolam air mancur. Ada juga yang membuka tempat sampah untuk mengais sisa-sisa makanan. Seekor monyet menemukan pecahan kaca dan dia menaruh di depan wajahnya. 
 
Pemandangan ratusan monyet ekor panjang itu bisa ditemukan di Taman Nasional Gunung Merapi di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Di kawasan hutan lindung ini terdapat bukit Plawangan yang menyuguhkan pemandangan indah. Sinar matahari menerobos di antara celah-celah rimbun dedaunan yang menghampar hijau. Hawa dingin menyergap sekujur tubuh, Kamis pagi, 16 Januari 2020. Menyegarkan dan menyejukkan mata. 
 
Pengunjung yang datang pagi itu kebanyakan rombongan siswa yang berwisata ke Taman Nasional Gunung Merapi. Saat menyusuri jalan di hutan itulah mereka bertemu dengan pasukan monyet. Beberapa pengunjung berinteraksi dengan binatang itu. "Saya suka mengamati polah monyet. Menggemaskan. Mereka punya daya tarik tersendiri," kata Ani, seorang wisatawan. 
 
Monyet ekor panjang mengalami perubahan pola makan, dari alam liar ke makanan olahan pabrik. TEMPO/Shinta Maharani
 
Jumlah monyet ekor panjang yang muncul di Taman Nasional Gunung Merapi, kata Heru Tri Pramudano dari tahun ke tahun semakin bertambah. Menurut dia, monyet-monyet itu turun gunung untuk mencari makanan. Para pengunjung juga kerap memberikan makanan kepada mereka. Dampaknya beberapa kawanan monyet  makan-makanan olahan pabrik seperti kacang kulit yang pengunjung bawa. 
 
Monyet-monyet itu mengalami perubahan pola konsumsi makanan, dari yang bersumber di alam liar seperti buah-buahan ke makanan pabrik. "Monyet-monyet ini mengaduk-aduk sampah dan pengunjung kerap memberikan makanan," kata dia. 
 
Suli yang Akrab dengan Monyet
 
Taman Nasional Gunung Merapi berluas 6.410 hektare. Monyet ekor panjang tak hanya tersebar di Taman Nasional Gunung Merapi, melainkan juga di Gardu Pandang Merapi. Kawasan wisata itu letaknya tak jauh dari Taman Nasional Gunung Merapi, hanya berjarak tempuh lima menit. 
 
Pedagang warung di Gardu Pandang Merapi, Suli terlihat akrab dengan kawanan monyet ekor panjang. Dia memberikan pisang kepada sekawanan monyet di sekitar area itu. Setiap pagi hari, Suli rutin memberikan makanan kepada kawanan monyet itu. Dia bahkan hapal dengan polah setiap monyet. "Ini yang jantan dan paling besar adalah raja dan paling ditakuti monyet lain," kata Suli. 
 
Dia berbicara kepada monyet-monyet itu seperti sedang berbicara dengan temannya. Ketika monyet saling berebut pisang, Suli melerai mereka dan monyet-monyet itu menurut. 
 
Suli pedagang makanan di Taman Nasional Gunung Merapi, akrab dengan monyet-monyet ekor panjang. TEMPO/Shinta Maharani
 
Suli bercerita, dirinya telah berinteraksi dengan monyet-monyet ekor panjang di Gardu Pandang selama tujuh tahun. Untuk bisa berinteraksi dengan baik, Suli mengatakan punya bahasa tersendiri dengan mereka. "Kuncinya bersahabat dan tidak mengganggu," kata Suli. 
 
SHINTA MAHARANI
 
 
 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


12 Jenis Mamalia Ditemukan di Taman Nasional Gunung Merapi

14 Maret 2023

Bukit Plewangan dihuni kawanan monyet ekor panjang. Mereka terbiasa bersua dengan manusia. TEMPO/Shinta Maharani
12 Jenis Mamalia Ditemukan di Taman Nasional Gunung Merapi

Dari penelitian mahasiswa UGM, ada 12 jenis hewan mamalia berukuran besar hingga sedang yang tinggal di area Taman Nasional Gunung Merapi.


Taman Nasional Gunung Merapi Tutup Tiga Objek Wisata Rawan Terdampak Erupsi

12 Maret 2023

Obyek wisata alam Plunyon Merapi ditutup sementara akibat erupsi Merapi, Minggu 12 Maret 2023. Dok. Istimewa
Taman Nasional Gunung Merapi Tutup Tiga Objek Wisata Rawan Terdampak Erupsi

Keputusan Taman Nasional Gunung Merapi itu diambil mengacu informasi resmi BPPTKG Yogyakarta tentang dampak erupsi, kemarin.


Rawan Longsor, Destinasi Jembatan Plunyon Tempat Syuting KKN Desa Penari Masih Ditutup

5 Januari 2023

Pesepeda melintasi Jembatan Plunyon di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dok. Istimewa
Rawan Longsor, Destinasi Jembatan Plunyon Tempat Syuting KKN Desa Penari Masih Ditutup

Jembatan Plunyon, menjadi favorit wisatawan karena dikelilingi panorama perbukitan yang dilatarbelakangi Gunung Merapi.


Awan Panas Gunung Merapi Menyebabkan Tutupan Lahan Hutan Primer Rusak

18 Februari 2021

Bukit Plewangan dihuni kawanan monyet ekor panjang. Mereka terbiasa bersua dengan manusia. TEMPO/Shinta Maharani
Awan Panas Gunung Merapi Menyebabkan Tutupan Lahan Hutan Primer Rusak

Lokasi kerusakan diperkirakan masih berada di radius 4 kilometer dari puncak Gunung Merapi atau dalam radius bahaya.


Potensi Erupsi dan Covid-19, TN Gunung Merapi Batasi Aktivitas Wisata

5 November 2020

Erupsi Gunung Merapi terlihat dari Kismoyoso, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Ahad, 21 Juni 2020.  Gunung Merapi mengalami erupsi pada pukul 09.13 WIB dengan aplitudo 75 mm, dengan durasi letusan 328 detik dan tinggi kolom erupsi kurang lebih 6.000 meter dari puncak. ANTARA/Yusuf Nugroho
Potensi Erupsi dan Covid-19, TN Gunung Merapi Batasi Aktivitas Wisata

Di Taman Nasional Gunung Merapi tersebar sejullah objek wisata yang masuk tiga wilayah kabupaten.