Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Route 66, Gundukan Sampah yang Jadi Museum

image-gnews
Route 66 jalan yang tak dilewati lagi dijadikan museum. Foto: Dok. Arsip The Carol M. Highsmith, Perpustakaan Kongres AS.
Route 66 jalan yang tak dilewati lagi dijadikan museum. Foto: Dok. Arsip The Carol M. Highsmith, Perpustakaan Kongres AS.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Route 66 atau Rute 66 merupakan jalur yang sangat populer bagi keluarga Amerika Serikat pada pertengahan abad ke-20. Rute 66, juga dikenal sebagai "Jalan Utama Amerika" atau "Mother Road," adalah salah satu arteri aspal utama di negara itu.

Mulai tahun 1920-an, Rute 66 merupakan jalan sepanjang 2.000 mil dari Chicago ke Los Angeles. Sebelum ada Google Map, Waze, hingga Garmin, para orangtua di kursi depan mobil membuka dan melipat peta. Sementara anak-anak melihatnya dari belakang memandangi noktah sambung menyambung bertuliskan Missouri, Kansas, Oklahoma, Texas, New Mexico, dan Arizona.

Meskipun Rute 66 kurang lebih berfungsi pada pertengahan 1980-an, Anda dapat mengunjungi bagian-bagian dari jalur lamanya — dan, jika Anda perhatikan dengan seksama, Anda masih akan menemukan bukti pengemudi dan penumpang dekade yang lalu, dalam bentuk sampah yang mereka buang dari jendela mobil – saat itu norma membuang sampah belum sesopan saat ini.

Petrified Forest National Park di Arizona adalah satu-satunya taman nasional yang dilintasi Rute 66. Taman ini terkenal dengan bebatuan, tunggul pohon pahatan dan gurun belang bergaris-garis, tetapi di tengah-tengah rerumputan terdapat selusin tiang telepon tua, yang tak berkabel lagi. Itu jalan raya lama, dan penuh dengan tumpukan sampah awal abad 20.

Bagian Route 66 itu dilewati pada tahun 1958 dikenal sebagai I-40. "Aspalnya masih terlihat bagus di beberapa bagian," kata William Parker, kepala Ilmu Pengetahuan dan Manajemen Sumberdaya Petrified Forest National Park. Jalanan terdiri dari tumpukan tanah dengan aspal di atasnya, tak akan kebanjiran apalagi diapit oleh parit. Di situlah tempat sampah menumpuk.

Seperti yang ditunjukkan oleh sisa-sisa sampah gurun, terdapat sisa-sisa kaleng 7-Up, atau Kist soda, atau bir A-1, minuman khas Arizona. Pada era itu, saat botol atau kaleng kosong, mereka langsung melemparkannya ke pinggir jalan. Konsentrasi sampah terpadat setinggi 3-5 meter. Dahulu, saking tebalnya, seperti ada seseorang yang merobek kantong sampah dan menghamburkannya.

Informasi mengenai Route 66. Foto: Bhammond/Alamy Stock Photo

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Puluhan tahun kemudian, "zona lempar" masih menjadi rumah bagi piring-piring porselen yang hancur, serpihan-seret pintu mobil dan ban-ban yang hancur, dan mainan-mainan, seperti topi, senjata plastic, dan kelereng yang dibeli dari toko-toko yang dulu menghiasi pinggir jalan raya. Aksesori seperti kacamata penerbang juga muncul. Apalagi botol dan kaleng, ada ratusan jumlahnya.

Beberapa benda yang dipanggang matahari dan “digosok” pasir tampak berkarat untuk dibaca, tetapi bentuk, bahan, dan mulutnya masih menunjukkan identitas mereka, “Kaleng-kaleng itu sebagian besar baja bukan aluminium,” kata Parker. Permukaannya rata dan belum ada pin atau tuas untuk membukanya. Jadi, Anda harus menggunakan pencungkil kaleng. "Kaleng-kaleng itu dari tahun 1930-an hingga 1950-an, yang untuk menikmati isinya perlu sedikit kerja keras," kata Parker.

Beberapa botol dicap dengan kota tempat pembuatannya. Parker dapat membayangkan sebuah keluarga berhenti minum soda di Gallup, New Mexico, berkendara ke barat, dan kemudian perlu mengisi kembali persediaan mereka. Saat melewati jalanan itu, mereka membuka kacanya dan melemparkan kaleng kosong minuman ringan.

Saat Rute 66 ditutup sebagai bagian taman nasional, Parker mengatakan, staf taman merapikan parit, namun tak membuang sampah-sampah itu karena berat. Selanjutnya, sekitar selusin artefak dari "zona lempar," sebagian besar mainan anak-anak, dipajang dalam pameran permanen di Painted Desert Inn di Petrified Forest National Park.

Tumpukan sampah di Route 66 pada tahun 1950. Dok. National Park Service

Di tempat lain, Program Pelestarian Koridor Route 66, sebuah proyek Service Park, telah menyusun sejarah lisan, laporan pelestarian, dan ephemera, dan menghasilkan rencana wisata untuk para penjelajah jalanan, “Lucu bahwa seseorang akan membuang botol-botol atau kaleng-kaleng ini dan tidak berpikir bahwa dalam 50 tahun mereka akan berada di museum," kata Parker. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

4 hari lalu

Patung Raja Ramses II terlihat dalam perjalanan ke Museum Agung Mesir di Kairo, Mesir 25 Januari 2018. REUTERS
Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri


Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

5 hari lalu

Sejumlah wisatawan mengunjungi Istana Anak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis 11 April 2024. Pengelola TMII menyebutkan sekitar 20.000 wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut pada hari kedua Lebaran 2024 (data terakhir pukul 15.00 WIB) dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat hingga Minggu (14/4) atau H+3 Lebaran. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berusia 49 tahun, suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Ada apa saja di sana?


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

7 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

8 hari lalu

Rumah Limas tampak depan. Rumah limas khas Palembang ini dibangun pada 1830. Saat ini rumah Limas menjadi koleksi Museum Balaputra Dewa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

Kedua rumah limas di Palembang ini pernah muncul di uang pecahan Rp10.000, dibangun tahun 1830-an.


6 Museum di Inggris Menyimpan Barang-barang Aneh

20 hari lalu

Bubblecar Museum. Instagram.com/@thebubblecarmuseum
6 Museum di Inggris Menyimpan Barang-barang Aneh

Museum-museum ini menampilkan koleksi yang aneh dan unik, misalnya kipas, mesin pemotong rumput, teko hingga mobil mikro


Melihat Kehidupan Masa Depan di Museum of The Future Dubai, Berapa Harga Tiketnya?

20 hari lalu

Museum of The Future Dubai pada 21 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Melihat Kehidupan Masa Depan di Museum of The Future Dubai, Berapa Harga Tiketnya?

Selama dua tahun buka, Museum of The Future telah didatangi lebih dari dua juta pengunjung dari 173 negara.


Dua Jam Menjelajahi Museum of The Future Dubai, Masuk ke Stasiun Luar Angkasa dan Menikmati Spa Futuristik

20 hari lalu

Museum of The Future Dubai pada 21 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Dua Jam Menjelajahi Museum of The Future Dubai, Masuk ke Stasiun Luar Angkasa dan Menikmati Spa Futuristik

Stasiun luar angkasa OSS Hope adalah tujuan pertama pengunjung selama berada di Museum of The Future.


21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

33 hari lalu

Perayaan hari jadi Museum Layang-Layang ke-21 di Pondok Labu, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 23 Maret 2023.  TEMPO/S. Dian Andryanto
21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.


7 Destinasi Wisata Gratis di Hong Kong

35 hari lalu

Big Budha, Lantau, Hong Kong. Instagram.com/Nadine Marfurt
7 Destinasi Wisata Gratis di Hong Kong

Kalau merencanakan perjalanan dengan tepat, wisatawan dapat merasakan banyak hal di Hong Kong dengan gratis.


Mengenang 29 Tahun Nike Ardilla Berpulang, Perangko Wajahnya Pernah Diterbitkan di Rusia

37 hari lalu

Gaya rambut khas Nike Ardilla. Instagram/@billboard_ina
Mengenang 29 Tahun Nike Ardilla Berpulang, Perangko Wajahnya Pernah Diterbitkan di Rusia

Hampir 3 dekade penyanyi Nike Ardilla meninggal, 19 Maret 1995 akibat kecelakaan di Bandung. Penggemarnya masih tersebar sampai hari ini.