Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Arak-Arakan Maria Dolorosa

image-gnews
Sejumlah peziarah berjalan di belakang patung Tuan Ma saat perayaan Prosesi Jumat Agung di Larantuka, Flores Timur, NTT, 14 April 2017. Prosesi Jumat Agung pada siang hari tersebut bertujuan untuk mengantar patung Tuan Ma (Patung Bunda Maria) dan Patung Tuan Ana (Patung Tuhan Yesus) ke gereja Katedral. TEMPO/Hindrawan
Sejumlah peziarah berjalan di belakang patung Tuan Ma saat perayaan Prosesi Jumat Agung di Larantuka, Flores Timur, NTT, 14 April 2017. Prosesi Jumat Agung pada siang hari tersebut bertujuan untuk mengantar patung Tuan Ma (Patung Bunda Maria) dan Patung Tuan Ana (Patung Tuhan Yesus) ke gereja Katedral. TEMPO/Hindrawan
Iklan
Kota ini tercemplung dalam genangan lamentasi pada hari Jumat Agung—saat perarakan Maria Dolorosa. Seluruh kota seolah-olah terisap ke dalam rasa duka yang menggelantung di wajah patung itu. Hawa laut yang berembus di kota kecil itu terasa memilukan. Imaji penderitaan, rasa penyerahan diri, dan kepasrahan kepada "sesuatu yang tak terlihat" bercampur menjadi satu.

Jumat Suci. Pukul 7 malam. Mulanya di Katedral Larantuka semua orang berkumpul. Maria, yang akan diarak, disandingkan dengan sebuah peti mati. Peti mati ini bagian yang tak terpisahkan darinya. Peti ini pun hanya dikeluarkan sekali setahun. Bedanya adalah tempat penyimpanan. Patung Maria disimpan di lemari jati di belakang altar Kapel Tuan Ma, sedangkan peti mati ini disimpan di Kapel Tuan Ana, yang letaknya di ruas jalan yang sama berjarak satu kilometer.

Warga Larantuka menyebut patung Maria sebagai Tuan Ma dan peti mati itu Tuan Ana. Seperti Maria, peti mati itu misterius. Peti "purbawi" tersebut tak pernah dibuka ratusan tahun. Entah ada apa di dalamnya, tak pernah ada yang tahu. Dari mana peti mati kuno itu berasal, tabu membicarakannya. Ada kepercayaan, siapa berani membuka, ia bakal mati seketika. 

Dan pukul 7 malam itu, bila kita datang ke Katedral, jemaat telah mengular di halaman. Mereka membawa lilin. Pakaian mereka hitam-hitam. Baju hitam, selendang hitam. Ibu-ibu berkebaya hitam dengan motif salib hitam. Anda mulai bisa merasakan bagaimana Larantuka terbenam dalam kesyahduan. Suasana mencekam. Darasan doa sahut-menyahut, menyeret Larantuka ke dalam duka. 

Pada malam Jumat Suci, bila kita beruntung melihat wajah patung Maria, parasnya yang sendu makin bertambah sendu. Ia seolah-olah hidup dan memberi getaran sampai jauh ke barisan belakang. Kota hening. Tak ada suara apa pun—deru sepeda motor, suara celoteh manusia—semua binasa, kecuali gumaman doa. Terasa kuat prosesi ini bukan sesuatu yang dibawa dari luar. Ia tumbuh dari dalam, dari akar kultural Larantuka. Ia muncul dari oyot-oyot keringat serta darah petani dan nelayan Larantuka. Kita melihat pintu rumah-rumah di kanan-kiri jalan yang dilalui prosesi selalu terbuka. Di teras diletakkan meja kecil penuh bunga.

Mengawali iringan, seorang berjalan di depan menabuh genderang perkabungan yang disebut genda do dengan ritme tertentu. Bunyi ketukannya menimbulkan perasaan gamang dan miris. Ketukan ini seolah-olah satu-satunya suara yang hidup pada malam itu. Di belakang penabuh, rombongan anak-anak membawa salib hitam, serai, dan dua lilin besar, serta rombongan pembawa lukisan rangka manusia.

Sungguh ini suatu teater kematian. Disusul anak-anak yang membawa alat-alat penyengsara Yesus: krenti (rantai), krona spina (mahkota duri), tiga batang palu besar, dan alat penusuk. Selain itu, tongkat dan bunga karang yang dipakai untuk mencelup cuka yang diminumkan kepada Kristus agar ia bisa mati dalam keadaan tak sadar, juga lembing yang merobek lambung Yesus. Lalu ada tempayan, lambang sikap kemunafikan Pontius Pilatus, wakil pemerintah Roma di Yerusalem yang menyerahkan Yesus kepada orang-orang Yahudi. Juga ada tripleks berbentuk ayam: perlambang Petrus, murid yang sempat menyangkal setelah Yesus ditangkap.

Perhatikanlah bagaimana peti mati dipikul. Peti mati Tuan Ana beserta tatakannya dipikul empat orang. Mereka mengenakan kostum putih gaya Portugis abad pertengahan dan topi kerucut merah. Wajah mereka tertutup. Hanya ada celah yang memperlihatkan mata. Mereka adalah orang-orang yang bernazar khusus, sering kali orang dari luar Larantuka, seperti Jakarta dan kota lain di Indonesia, bahkan dari luar negeri.

Seorang Mardomu menjunjung sebuah peti berisi patung Yesus yang Disalibkan pada prosesi Laskar Laut di Larantuka, Flores Timur, NTT, 14 April 2017. Patung Yesus yang Tersalib dimasukkan dalam sebuah peti, kemudian diarak menuju pantai Kuce depan Istana Raja Larantuka. ANTARA/Kornelis Kaha

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Istilah Viral Mulai dari War Takjil sampai War Tiket

26 hari lalu

Pembeli membeli takjil untuk berbuka puasa pada bulan Ramadan di Jalan Panjang, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Pedagang takjil disini menjadi alternatif warga Jakarta dan sekitarnya yang mencari beraneka ragam hidangan berbuka puasa di bulan Ramadan. TEMPO/Fajar Januarta
Mengenal Istilah Viral Mulai dari War Takjil sampai War Tiket

Media sosial sedang diramaikan dengan istilah war takjil, war telur, dan war tiket belakangan ini. Begini maksudnya.


Pemkab Tapanuli Utara Rayakan Paskah dengan Kesederhanaan

29 hari lalu

Pemkab Tapanuli Utara Rayakan Paskah dengan Kesederhanaan

Pemkab gencar menjalankan refocusing sehingga perayaan tidak meriah seperti tahun-tahun sebelumnya.


Lontaran Pedas Hasto Kristiyanto Terhadap Gibran dan Dinasti Politik Jokowi

30 hari lalu

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin,  25 Maret 2024. ANTARA/HO-PDIP
Lontaran Pedas Hasto Kristiyanto Terhadap Gibran dan Dinasti Politik Jokowi

Seteru PDIP dengan keluarga Jokowi semakin panas. Simak pernyataan Hasto Kristiyanto Sekjen PDIP terhadap Gibran dan dinasti politik Jokowi.


Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?

30 hari lalu

Hiasan telur Paskah yang dilukis dengan gaya seni tradisional naif menghiasi kawasan di Koprivnica, Kroasia, 27 Maret 2024. REUTERS/Antonio Bronic
Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?

Ucapan Paskah ramai bertengger di berbagai kanal media sosial. Sebenarnya dari mana asalnya, mengapa telur dan kelinci identik dengan paskah?


Umat Katolik Palestina Rayakan Paskah di Tengah Serangan Israel

30 hari lalu

Anak-anak Palestinian berdiri didepan Gereja St. Porphyrios di kota Gaza (24/7). Gereja St. Porphyrios menampung ratusan warga Palestina yang mengungsi selama serangan Israel ke Gaza. AP/Lefteris Pitarakis
Umat Katolik Palestina Rayakan Paskah di Tengah Serangan Israel

Gereja-gereja Katolik di Palestina merayakan Minggu Paskah di tengah serangan Israel yang masih berlangsung.


Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Gaza dalam Pidato Paskah

31 hari lalu

Paus Fransiskus mencium kaki seorang narapidana peremuan dari Penjara Rebibbia saat ritual Kamis Putih, di Roma, Italia 28 Maret 2024. Vatican Media/Handout via REUTERS
Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Gaza dalam Pidato Paskah

Paus Fransiskus kembali menyerukan gencatan senjata di Gaza, kali ini lewat pidato Minggu Paskah di Vatikan.


Ucapkan Selamat Paskah, Sekjen PDIP Singgung Ketidakadilan hingga Abuse of Power

31 hari lalu

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto saat ditemui di rumah duka ibu mertua di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa, 20 Februari 2024.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Ucapkan Selamat Paskah, Sekjen PDIP Singgung Ketidakadilan hingga Abuse of Power

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Tri Suci Paskah menampilkan potret kehidupan tentang kerendahan hati dan sisi gelap penghianatan.


Proses Semana Santa, Perayaan Pekan Suci Paskah di Larantuka NTT Selama 7 Hari Berturut-turut

31 hari lalu

Warga Flores Timur berkumpul saat Pekan Suci Semana Santa dengan mengarak patung keramat Bunda Maria. Dok. Kemenparekraf
Proses Semana Santa, Perayaan Pekan Suci Paskah di Larantuka NTT Selama 7 Hari Berturut-turut

Semana Santa atau Hari Bae adalah ritual perayaan Pekan Suci Paskah yang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat Katolik di Larantuka, Flores Timur, NTT.


Jokowi Ucapkan Selamat Paskah untuk Umat Kristiani

31 hari lalu

Presiden Jokowi ditemui di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Ucapkan Selamat Paskah untuk Umat Kristiani

Presiden Jokowi mengucapkan selamat merayakan Hari Raya Paskah untuk umat Kristiani lewat unggahan di akun media sosialnya.


Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

32 hari lalu

Seorang wanita melintas dekat hiasan telur Paskah yang dilukis dengan gaya seni tradisional naif di Koprivnica, Kroasia, 27 Maret 2024. REUTERS/Antonio Bronic
Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

Hari Paskah dapat dirayakan menggunakan twibbon beragam pilihan. Berikut memilih twibbon Hari Paskah yang sesuai selera dan cara menggunakannya!