TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah plang bertulisan "Burgushi" dengan aksara Jepang di bawahnya menarik perhatian saya saat melintas di Jalan Panglima Polim V, Jakarta Selatan. Saat memasuki restoran itu, dua orang pengemudi ojek online tengah menunggu pesanan di meja luar. Ada pula dua pelanggan lain yang juga sedang menunggu giliran memesan.
Baca juga: Prestise Langka, Restoran dengan Predikat Dunia Ini Ada di SCBD
Seperti ditulis KORAN TEMPO edisi 7 April 2018, tempat pemesanan makanan ada di bagian depan. Di belakang tempat pemesanan itu terdapat dapur terbuka yang memungkinkan pengunjung melihat proses pembuatan makanan dan minuman. Setelah memesan, pelanggan diminta segera membayar sebelum pesanan diantar ke meja Anda.
Restoran bernama Burgushi itu tidak terlalu besar, hanya memuat beberapa meja di bagian dalamnya. Saya datang pada waktu makan siang, dan terlihat sekali suasana di dapur sedang sibuk-sibuknya. Selepas waktu makan siang, pengunjung seakan-akan berganti dari pengemudi ojek online menjadi anak-anak muda.
Saya memilih satu meja untuk dua orang karena datang bersama seorang kawan. Ketika tiba giliran memesan, seorang pria muda dengan kemeja putih menanyakan apa yang saya pesan. Saya pun bertanya menu andalan mereka, dan pria itu segera menawarkan menu Salmon Mentai dan Beef Double.
Saya pun memesan dua menu tersebut, ditambah satu menu lain, yaitu Karaage Tamago. Setelah itu, saya harus menunggu selama 10-15 menit hingga pesanan datang. Lalu, semua menu pun datang bersamaan.
Salmon Mentai ala Burgushi Jakarta, 20 Maret 2018. TEMPO/Nurdiansah
Secara bentuk, baik Salmon Mentai maupun Beef Double mirip burger pada umumnya. Hanya, pada bagian yang biasanya memakai roti diganti dengan nasi yang dimasak sehingga menjadi renyah seperti chicken katsu. Ukuran nasinya cukup tebal sehingga pengunjung yang porsi makannya tidak banyak bisa merasa kenyang.
Menu pertama yang saya cicipi adalah Salmon Mentai. Menu ini berisi potongan daging ikan salmon dan mentimun yang diapit dua kepal nasi yang dimasak seperti chicken katsu dan dibalut lagi dengan potongan nori. Begitu digigit, rasa nasi dan nori terasa begitu dominan dibanding salmon.
Anda harus mencecap sedikit lebih dalam untuk bisa merasakan salmon di dalamnya. Harus diakui, potongan nasi sebagai pengganti roti cukup tebal sehingga membuat rasa nasi menjadi dominan. Tekstur nasi yang dibuat seperti chicken katsu membuat hadirnya sensasi garing pada setiap gigitan.
Pengalaman berbeda terjadi ketika Anda mencicipi menu Beef Double. Meski bentuknya sama seperti Salmon Mentai, potongan dua daging sapi dan keju di dalamnya membuat lidah Anda bergoyang. Porsi nasi yang tebal tidak begitu terasa kali ini karena dagingnya yang tak kalah besar dan juga lembut.
Beef Double ala Burgushi Jakarta, 20 Maret 2018. TEMPO/Nurdiansah
Lalu yang terakhir adalah Karaage Tamago. Menu ini adalah makanan burger orisinal seperti pada umumnya yang menggunakan roti, dan di dalamnya terdapat ayam goreng tepung beserta irisan sayuran. Ketika digigit, rasa daging ayamnya renyah. Namun ukuran burger ini rasanya kurang besar.
Berikutnya, apa keistimewaan restoran Burgushi, ini?