Dulu, Rizky datang ke keraton hampir tiap hari. Sang Kakek membonceng menggunakan sepeda ontel. Rizky duduk di belakang, di bangku rotan di atas roda sepeda itu. Sejak masuk sekolah dasar, ia tak lagi rutin ke keraton.
Suyat menjelaskan, Rizky hanya menjalankan tugasnya sebagai abdi dalem kalau Sabtu dan Minggu. Pada hari-hari biasa, ia bersekolah, les, dan bermain bersama teman-teman sebayanya. Hampir setiap sore, ia main bola di lapangan sekolah atau futsal. Pada akhir pekan, perannya berubah.
Dari sebuah rumah sederhana di Janturan, Yogyakarta, pada akhir pekan 19 Januari lalu, Tempo berkesempatan mengikuti kegiatan Rizky mulai kala ia bersiap-siap dari rumah hingga ketika ia bertugas di kediaman Sultan.
Sabtu itu, Rizky masih bermain-main dengan keponakannya, Elsa, 3 tahun, saat Tempo bersambang. Pukul 09.00 WIB, ia baru bergegas membersihkan diri dan bersiap menuju keraton.
Rizky Kuncara Manik, 10 tahun, populer sebagau abdi dalam cilik. Ia bertugas setiap Sabtu dan Minggu di Keraton Yogyakarta. TEMPO/Francisca Christy Rosana
"Kita pergi ke keraton pukul 10.00 WIB," katanya. Sembari bersiap, Suyat menunjukkan sejumlah artikel media-media cetak yang memuat kisah Rizky. Suyat mengabadikannya dalam bentuk kliping.
Media lokal, nasional, maupun internasional pernah menyorot Rizky. Di rumahnya, ia bahkan memajang foto-foto Rizky berpose dengan sejumlah tokoh. Misalnya dengan mantan Wakil Presiden Budiono dan sejumlah artis papan atas.
Kala bersiap, Suyat membantu Rizky memakai beskap dan jarik. Bocah 10 tahun itu belum bisa memakai kostum dan peranti abdi dalemnya sendiri.
Di sebuah lemari kaca, ia memilih kain jarik mana yang akan dipakai. Ia juga hapal pin yang harus ia gunakan ketika bertugas di keraton. Dengan wasis, ia pun menyebut kelengkapan pakaian itu dala. bahasa Jawa.
Setelah siap, ia giliran membantu Suyat memakai beskap. Keduanya tampil kompak dan lantas menuju keraton sebelum pukul 10.00 WIB. Sepanjang perjalanan, keduanya berdialog dengan bahasa Jawa. Rizky menyahut halus dengan bahasa krama dan Suyat yang sudah menjadi abdi dalem di Keraton Yogyakarta selama 40 tahun, itu kadang-kadang mencandainya dengan guyon khas sesepuh.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA (Yogyakarta)