TEMPO.CO, Pangkalpinang - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama PT Timah Tbk berkomitmen menyulap daerah bekas bijih timah menjadi kawasan agrowisata. Jadi, nantinya daerah tersebut akan menjadi area yang memadukan pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
“Kita akan mengalihfungsikan lahan bekas tambang yang telah direklamasi menjadi destinasi wisata ramah lingkungan," kata Direktur Utama PT Timah Tbk Riza Pahlevi Tabrani di Pangkalpinang, Sabtu, 15/12.
Selama ini, bekas penambangan bijih timah tidak terawat dan menimbulkan berbagai masalah sosial dalam masyarakat. PT Timah Tbk menyulapnya lewat program reklamasi, sehingga lahan kritis berubah menjadi kawasan pariwisata di bumi serumpun sebalai tersebut.
Kepulauan Bangka Belitung selama ini memang dikenal sebagai penghasil bijih timah nomor dua terbesar dunia. Kepulauan ini juga terkenal dengan keindahan pantai, alam, sejarah dan budaya bercirikan Melayu.
Dengan adanya agrowisata diharap kian menambah daya-tarik wisata Negeri Laskar Pelangi itu. Lahan yang akan disulap adalah kawasan yang tidak produktif lagi. Bahan tambang di area ini sudah habis dieksploitasi sejak zaman penjajahan.
PT Timah Tbk sudah mereklamasi 829 hektare dan diteruskna dengan penanaman berbagai tumbuhan berbuah, lada putih, dan hortikultura. Juga dikembangkan peternakan sapi dan pengembangan budi daya ikan air tawar. Semuanya dikelola masyarakat.
Tidak hanya itu, perusahaan pelat merah itu juga bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Babel, Universitas Bangka Belitung serta kelompok sadar wisata mengembangkan tanaman hidroponik yang berkualitas tinggi. Tanaman tidak menggunakan pestisida.