TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong pusat perbelanjaan atau mal agar bisa menjadi tujuan wisata Islami yang lebih ramah terhadap umat Muslim. "Pusat perbelanjaan yang ramah terhadap umat Muslim memiliki nilai-nilai yang Islami, misalnya makanan yang halal dan baik," kata Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI, Hayu S Prabowo dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat, 21/9.
Selain makanan yang halal, pusat perbelanjaan Islami juga mesti menyediakan fasilitas shalat dengan tempat berwudhu yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, pusat perbelanjaan Islami juga harus menyediakan toilet dengan fasilitas bersuci.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah komoditas yang dijual perlu memenuhi kebutuhan Muslim dan tidak ada kegiatan maksiat di mal tersebut. Sedngkan dari sisi pelayanan, mereka harus menjaga keramahan dan penampilan yang islami.
Lalu pada saat Bulan Suci Ramadhan, pusat perbelanjaan Islami perlu memberikan layanan yang mendukung umat Muslim dalam menjalankan ibadah. “Pusat perbelanjaan juga sebaiknya memberikan tanda waktu untuk shalat.” kataHayu.
Semua itu terungkap dalam diksusi yang digelar Lembaga Pemulihan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI bertema Menjadikan Pusat Belanja Sebagai Destinasi Wisata Islami., Jum’at, di Jakarta.
Diskusi juga menghadirkan narasumber Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kementerian Pariwisata, Oneng Setya Harini, Direktur PT Bakrie Swasakti Utama, Melky Aliandri dan Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi.
ANTARA