TEMPO.CO, JKulon Progo - Tim Pencarian dan Penyelamatan Perlindungan Masyararakat Wilayah V Glagah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau wisatawan Pantai Glagah tidak mendekati ujung pemecah ombak Pelabuhan Tanjung Adikarto karena berbahaya.
Koordinator SAR Linmas Wilayah V Glagah Samsudin di Kulon Progo, Rabu, mengatakan ujung pemecah ombak terkena abrasi, akibatnya batuan terangkat dan rawan ambrol. “Itu membahayakan bagi wisatawan.”
Menurut Samsudin, hal tersebut sudah berlangsung seminggu terakhir. “Saat ini beton ujung pemecah ombak sudah terangkat sekitar satu meter," kata dia.
Ia mengatakan abrasi di ujung beton pemecah ombak yang sisi paling selatan itu amblas dan mengakibatkan sisi seberangnya terangkat. Lokasi terangkatnya beton pemecah ombak tersebut telah dipasangi garis polisi.
"Kami mengimbau wisatawan tidak melewati garis polisi. Biasanya, wisatawan sampai ujung untuk menikmati deburan ombak pantai selatan," katanya.
Beton ujung tersebut memang menjadi salah satu tempat favorit bagi wisatawan untuk mengabadikan momen dengan berfoto.Sejumlah wisatawan menikmati suasana Pantai Glagah di Temon, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, 27 Desember 2016. Meski gelombang tinggi sedang melanda sepekan terakhir, obyek wisata tersebut tetap menjadi destinasi favorit para wisatawan selama libur Natal lalu dan musim liburan sekolah. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Hingga saat ini petugas SAR Linmas hanya bisa memberikan imbauan kepada wisatawan. Sedangkan beton pemecah ombak yang terkena abrasi itu belum ditindaklanjuti pihak terkait.
"Kami sudah melaporkan kondisi kepada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo supaya dan Dinas Pariwisata," katanya.
Salah satu pengunjung Pantai Glagah asal Purworejo Agnes mengatakan lokasi ujung pemecah ombak sangat bagus untuk foto-foto. Tapi demi keselamatan, diamemilih lokasi yang lebih aman.
"Saya ambil foto di lokasi yang aman bagi keselamatan," katanya.
ANTARA