Ini yang Didapati Turis Dalam Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta

Senin, 3 Februari 2020 08:00 WIB

Masyarakat menyaksikan wayang potehi saat pembukaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta ke 15 di Kampung Ketandan, Yogyakarta, Minggu (2/2). TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta atau PBTY ke-15 telah dimulai. Event untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2571 ini, resmi dibuka pada Minggu petang, 2 Februari 2020.

Meski Yogyakarta pada siang hingga sore diguyur hujan deras dan membuat malam menjadi cukup dingin, toh tak menyurutkan ribuan masyarakat pelesiran ke Malioboro. Mereka menyemut, menyaksikan karnaval pembukaan PBTY yang penuh warna dan padat atraksi itu.

Seremoni perhelatan ini membuat kawasan jalan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer ditutup dari kendaraan bermotor, untuk perhelatan bertajuk "Malioboro Imlek Carnival" yang dimulai dari pukul 18.00 – 22.00 WIB.

Kepolisian Resort Kota Yogyakarta pun menutup ruas jalan di sepanjang Malioboro, juga akses ke Titik Nol Kilometer yang jadi pusat perhelatan karnaval itu.

Dalam karnaval yang dihadiri Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam X itu, warga tak henti dihibur beragam atraksi. Mulai liong tradisional, barongsai, pertunjukkan wushu, marching band hingga tari reog.

Advertising
Advertising

Namun yang paling menarik dari pembukaan event itu tentu saja riuhnya kampung pecinan Ketandan, yang ada di ruas jalan Malioboro. Kampung yang ramai saat siang, malam itu berjubel ribuan warga dan wisatawan.

Kampung yang diapit Pasar Beringharjo di sisi selatan dan Komplek Kepatihan di sisi utara itu, penuh dengan stan kuliner. Tak hanya menu khas peranakan Tionghoa, tapi jajanan dan masakan Korea hingga Betawi pun ada. Tahun ini PBTY menyediakan lebih dari 140 stand kuliner dalam perhelatannya.

Puas jajan, beragam hiburan pun tak absen di kampung itu. Lagu-lagu berbahasa Mandarin terus menyertai harumnya aroma masakan dan jajanan, yang berderet di pinggir jalan kampung itu. Sedangkan di ujung timur, pertunjukan wayang potehi seolah hidup dengan kerumunan pecintanya.

Sedikit beda dengan tahun lalu, kampung Ketandan kali ini bersolek menyeluruh. Hal itu di setiap sudut, mulai akses menuju kampung dari arah timur, barat, utara dan selatan. Banyak atribut ucapan selamat datang dan sentuhan bernuansa imlek.

Pengunjung yang tak bisa melewati gerbang utama Ketandan di sisi barat atau dari Malioboro pun tak merasa masuk kampung Ketandan dari jalur belakang.

Ketua Umum PBTY ke-15 Tri Kirana Muslidatun mengatakan pagelaran PBTY dihelat sebagai satu penanda hidup, suburnya keberagaman di Yogyakarta dengan penuh guyup, rukun dan harmonis.

"Sesuai tema 'The Cultural Color of Wonderful Indonesia', event kali ini neneguhkan lagi semangat kebersamaan di Yogyakarta yang guyub, rukun, harmonis penuh warna," ujar Tri.

Tri memastikan walaupun event ini bertajuk pekan budaya Tionghoa, namun tak pernah hanya menjadi tempat perayaan budaya Tionghoa saja. Namun juga berbagai kebudayaan yang hidup di nusantara.

"Event ini ingin memberi edukasi tentang budaya Tionghoa yang menjadi bagian budaya di nusantara. Sekaligus meneguhkan semangat Yogya sebagai city of tolerance," ujarnya.

Pendongkrak Kunjungan Saat Sepi Turis

Wakil Gubernur DIY Pakualam X mengatakan PBTY memiliki nilai strategis dalam mendukung upaya pembangunan khususnya bidang kemasyarakatan dan budaya, serta bidang perekonomian dan pariwisata.

Ia berharap dengan perayaan PBTY dapat memberi dampak pada perekonomian masyarakat, sehingga dapat mengurangi kesenjangan ekonomi di DIY.

"Setiap pekan budaya, hendaknya selalu diusahakan sebagai media integrasi sosial budaya dalam perspektif ekonomi. Semoga event ini bisa meluas dan berkontribusi mengurangi kesenjangan sosial ekonomi yang ada," ujar Paku Alam.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo sebelumnya mengatakan PBTY ini bisa tetap menarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Yogyakarta.

Suasana Kampung Ketandan Yogyakarta saat menggelar Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Meski dari Januari sampai Maret merupakan masa low season kunjungan turis ke Yogyakarta, ditambah belakangan muncul wabah virus corona di Cina, namun ia optimistik event ini bisa jadi pendongkrak kunjungan wisatawan.

"Low season itu tidak banyak turis yang datang, tapi pasti ada juga yang sudah sampai Yogyakarta,” ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

3 jam lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

7 jam lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

1 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

1 hari lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

2 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

2 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

3 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

4 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

5 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

5 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya