TEMPO.CO, Bali -Dikunjungi berapa kali pun, Pulau Bali selalu eksotis dan magis. Sepanjang tahun, para pelancong dari dalam dan luar negeri berdatangan ke Pulau Dewata. Bahkan, ada yang datang untuk ke sekian puluh kalinya. Saya sendiri sudah beberapa kali menyambangi Bali, walau masih dalam hitungan jari tangan.
Tujuan awal kedatangan saya ke Bali pada awal Januari lalu adalah untuk menyelam di Pulau Menjangan yang terletak di Bali bagian barat. Namun, cerita kapal Liberty milik Amerika Serikat yang terkubur di bawah perairan Tulamben mengubah rute saya. Bali barat saya tinggalkan lebih awal untuk meluncur ke sisi timur pulau. Inilah nikmatnya melancong seorang diri, bisa mengubah agenda seenaknya.
Saya mendapat tumpangan cuma-cuma ke Tulamben. Ada satu kursi tersisa di mobil rombongan turis asal Cina yang sedang mengikuti program sertifikasi relawan di pusat selam Sea Hua Haha. Bersama mereka, saya membelah jalanan dari Buleleng menuju Tulamben.
Laut, barisan pura, dan kebun anggur di pekarangan rumah warga menjadi pemandangan yang menghibur selama tiga jam perjalanan. Agus, pemandu grup relawan, menceritakan tentang kemahsyuran anggur Buleleng di kalangan penikmat wine dunia. Dengan label lokal Sababay Winery, minuman fermentasi ini meraih perhargaan dalam berbagai ajang wine internasional.
Hampir pukul delapan malam, saya tiba di Sea Huahaha Divecenter, Tulamben. Sukerdana, pemilik Sea Hua Haha, memberi pengarahan mengenai rencana penyelaman besok. Saya antusias sekaligus gugup membayangkan penyelaman perdana saya di Tulamben. Entah karena saya akan menyelam dalam kelompok besar atau karena bayang-bayang bangkai kapal.
Ini akan menjadi penyelaman pertama saya dalam grup besar sekaligus menjadi penyelaman kedua saya di lokasi bangkai kapal. Pada akhir 2015, saya pernah menyelami bangkai kapal Jepang yang karam di Pelabuhan Tua Tahuna, Sangihe, Sulawesi Utara. Kapal jenis kargo tersebut karam pada 1943, setahun setelah USAT Liberty karam di perairan Tulamben. Menyelam di bangkai kapal yang sama-sama berasal dari era Perang Dunia II akan menarik.
Selanjutnya: Menziarahi Bangkai Kapal USAT Liberty