TEMPO.CO, Gianyar - Berkunjung ke Bali Pulina, destinasi wisata yang satu ini menyuguhkan pengalaman berbeda untuk menikmati kopi. Mulai dari perkebunan yang dibudidayakan menggunakan arabika Kintamani hingga proses mengolahnya.
Salah satu hal menarik yang ditawarkan bagi para pengunjungnya adalah sensasi menikmati berbagai jenis biji kopi khas Bali. Pengunjung akan mendapatkan edukasi mengenai biji kopi yang dihadirkan di Bali Pulina.
Baca juga:
Berikut ini berbagai jenis kopi yang dibedakan berdasarkan proses pengolahan biji kopinya. Mulai dari yang paling lembut hingga yang kadar pahitnya kuat.
1. Wet Coffee
Jenis yang satu ini merupakan biji kopi yang dipetik merah, kemudian kulitnya dikupas. Setelah itu bijinya direndam di air selama kurang lebih 24 jam. Sesuai dengan namanya, biji kopi dijemur selama beberapa hari hingga satu sampai dua minggu. Rasa yang diciptakan dari proses ini cenderung asam dan ada sensasi buah jeruknya.
2. Natural Coffee
Sementara natural coffee yang dipetik merupakan biji kopi bewarna merah. Jadi biji kopinya yang dipilih hanya merah saja. “Biasanya jenis ini harus dijemur sekitar 2 bulanan karena prosesnya harus dilakukan secara perlahan dan tak harus terpapar sinar matahari secara langsung,” kata Ayu, staf dari Bali Pulina. Rasa dari jenis kopi ini terasa seperti wewangian floral dan fruity.
3. Honey Coffee
Proses honey coffee ini memiliki keunikannya tersendiri. Disebut kopi madu karena pada prosesnya, kulit merah dari biji kopi dikupas tapi gel atau lendir dari bijinya masih dibiarkan menempel. “Biji itu yang kami jemur. Jadi gelnya nanti akan terfermentasi ke kopinya. Makanya, rasa yang diciptakan ada sedikit sensasi manisnya," kata Ayu.
4. Dry Coffee
Untuk dry coffee, jenis ini merupakan pilihan biji kopi yang dipetik campuran, ada yang berwarna merah dan kuning. Proses penjemuran dry coffee lebih cepat dari jenis yang lain, yaitu kurang lebih selama 2 hingga 3 minggu. Proses ini menghasilkan rasa yang lebih pahit dan kuat dibandingkan jenis kopi lainnya. “Kalau pernah mencoba kopi Bali, itu jenis dry coffee,” ujar Ayu.
Semua proses ini dilakukan khusus untuk biji kopi Arabica. Hal ini penting karena akan menentukan rasa apa yang nantinya ingin dihasilkan. Biasanya, arabica cenderung lebih berasa seperti buah yang agak asam.
Tertarik mencicipi kopi hitam di destinasi wisata Bali ini?
Pilihan Editor: Menjelajah Wisata Edukasi Kopi Bali Pulina di Gianyar Ubud