TEMPO.CO, Probolinggo - Pemberitaan media terkait dengan erupsi Gunung Bromo diakui menjadi salah satu faktor yang menyebabkan merosotnya wisatawan ke kawasan Bromo. Padahal, Camat Sukapura, Bambang Yulius mengatakan kawasan Bromo masih tetap buka dalam radius aman. "Akses Bromo tidak ditutup. Masih tetap buka dengan batas yang telah ditentukan," kata Bambang, Minggu 31 Januari 2016.
Bambang mengatakan ada tiga titik yang masih bisa dikunjungi yakni Seruni Point, Mentigen, Penanjakan II, dan Cemoro Lawang.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Bambang dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bromo, erupsi yang terjadi pada saat ini berbeda dengan erupsi yang terjadi pada 2010. "Asap yang keluar tidak terus hitam. Seringkali asap yang keluar juga putih," katanya. Dia mengatakan fenomena ini justru yang ditunggu-tunggu sebenarnya. "Justru makin eksotis."
Bambang mengatakan bahaya erupsi Gunung Bromo tidak seberbahaya Gunung Semeru atau Merapi. "Erupsi Bromo berbeda. Bahkan berbeda dengan erupsi Bromo sebelumny," kata Bambang.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Djamaluddin mengatakan pihaknya tetap bersentimen positif terhadap erupsi Bromo untuk wisata.
PHRI selalu mempromosikan bahwa momen erupsi saat ini adalah yang ditunggu-tunggu. "Kawasan wisata Bromo dibuka di radius aman yang telah ditentukan," kata Digdoyo. Dengan berkunjung ke Bromo saat ini, Yoyo mengatakan, "Wisatawan bisa melihat sunrise dan the best exotic smoke in the world,". Dia mengatakan pemandangan tersebut bisa dilihat di Seruni Point dan Mentigen. "Ini momen langka siklus 5 tahunan," kata Yoyo, sapaan karib Digdoyo.
Yoyo juga mengatakan kunjungan wisatawan Gunung Bromo sejak dua bulan terakhir ini menurun drastis. Hal ini berdampak pada angka hunian hotel di kawasan Bromo juga anjlok. Banyak warung di kawasan Bromo juga tutup. Hal ini mempengaruhi roda perekonomian di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Sementara itu, status aktivitas Bromo saat ini masih tetap di level siaga. Pengamatan kegempaan Pos PGA sejak Minggu pagi hingga pukul 12.00 WIB menyebutkan tremor masih menerus dengan amplitudo maksimum 1-36 milimeter dominan 4 milimeter.
Tercatat 6 kali gempa letusan dengan amplitudo maximum 36 milimeter dan lama gempa 12-60 detik. Terjadi sekali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo maksimum 31 milimeter dan lama gempa 7 detik.
DAVID PRIYASIDHARTA