Kami meninggalkan penginapan pada pukul 7 pagi menuju Stasiun Takadanobaba. Jarak perjalanan cukup jauh, sekitar 141 kilometer. Sebelum menuju Fuji-san—begitu Gunung Fuji biasa disebut—kami mengecek jadwal kereta dengan aplikasi Hyperdia, yang menyediakan informasi jadwal kereta bagi siapa pun yang ingin bepergian di Jepang.
Aplikasi ini kami unduh sebelum berangkat ke Jepang. Hyperdia juga menyediakan rincian lama perjalanan, harga tiket, dan pilihan stasiun transit, semuanya dalam bahasa Inggris. Hyperdia menjadi andalan kami untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di Jepang.
Takadanobaba - Shinjuku
Titik perhentian pertama kami dari Takadanobaba adalah Stasiun Shinjuku, yang memakan waktu kurang dari 10 menit. Kemudian kami berganti kereta, yang menuju Stasiun Otsuki. Waktu perjalanan cukup lama, sekitar 90 menit untuk menempuh jarak 134 kilometer. Kami menumpang kereta Kaiji Limited Express. Kereta itu sangat nyaman, bersih, terawat, dan mesinnya tidak berisik. Demikian juga dengan toiletnya. Suasana di kereja begitu sunyi.
Kami menikmati pemandangan sepanjang perjalanan melalui jendela kereta. Di Jepang, ada etika ketika berada dalam kereta, yaitu dilarang berbicara keras dan dilarang berbicara menggunakan ponsel. Saya sempat melihat sejumlah orang menjawab panggilan telepon di keluar gerbong penumpang. Mereka berdiri di antara toilet gerbong.
Tiba di Stasiun Otsuki, kami menaiki kereta lokal dengan harga tiket per orang 1.140 yen (Rp 142.500) dengan tujuan Mt Fuji 5thStation. Tiket dapat dibeli menggunakan mesin pembelian tiket. Untuk pembelian kelipatan lima tiket, harganya lebih murah, yaitu 1.010 yen per orang. Walhasil, kami membeli lima tiket pertama ditambah satu tiket.
Kondisi kereta lokal berbeda dengan kereta antar-kota. Mirip commuter line di Jakarta, penumpang duduk berhadap-hadapan pada bangku panjang. Namun lantai kereta terbuat dari kayu. Cat dindingnya diberi warna biru muda yang berpadu dengan warna krem. Suasananya hangat. Penumpang diperbolehkan makan, minum, dan berbicara dalam kereta. Sangat bernuansa pedesaan dan menyenangkan.
Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang indah. Rumah-rumah pedesaan dibangun tersusun rapi, terlihat kokoh dan bersih, dengan warna bangunan kebanyakan krem atau cokelat. Pohon-pohon berwarna kuning kemerahan karena masih musim semi. Saat itu, pohon kesemek Jepang sedang berbuah. Buahnya sangat banyak, bahkan sebagian sudah berjatuhan. Saya amati, hampir setiap rumah di pedesaan memiliki pohon kesemek. Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit.
Selanjutnya: Menuju Gunung Fuji dan Menikmati eskrim macha