Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Laguna Tersembunyi di Raja Ampat

image-gnews
Pemandagan gugusan bukit kars Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, 19 November 2016. Kawasan tersebut merupakan salah satu tempat populer yang banyak dikunjungi wisatawan domestik ataupun internasional di Kabupeten Raja Ampat. TEMPO/Hariandi Hafid
Pemandagan gugusan bukit kars Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, 19 November 2016. Kawasan tersebut merupakan salah satu tempat populer yang banyak dikunjungi wisatawan domestik ataupun internasional di Kabupeten Raja Ampat. TEMPO/Hariandi Hafid
Iklan

 Perjalanan kami ke Pulau Rufas pagi itu diawali dengan pengumuman tentang arah kiblat salat subuh lewat pengeras suara di kapal motor Tatamailau. Sebagian penumpang di kelas ekonomi terbangun. Di acara tur Raja Ampat ini, kami menginap di kapal tersebut. Setelah salat subuh, saya dan beberapa teman memutuskan untuk melihat matahari terbit di buritan kapal. Mumpung kegiatan hari ini dimulai agak siang, pukul 8 dengan agenda ke Pulau Rufas.

Irfan Pribady, salah satu pemandu wisata, bergabung bersama kami. Pemuda asli Makassar ini banyak bercerita tentang spot-spot menarik di Raja Ampat. Dengan wilayah yang sangat luas, lebih dari 40 ribu kilometer persegi, Raja Ampat memiliki sumber daya alam yang sangat potensial, terutama di bawah air. 

Menurut laporan The Nature Conservancy dan Conservation International, 75 persen spesies laut dunia tinggal di Raja Ampat. Paling tidak, ada 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan, 700 jenis moluska, dan masih banyak spesies-spesies lainnya yang belum ditemukan. Tak mengherankan, banyak orang mengatakan Raja Ampat merupakan salah satu tempat menyelam terbaik di dunia.

Menurut Irfan, salah satu primadonanya adalah Melissa’s Garden, tempat menyelam dan snorkeling yang berada di Pulau Fam. “Di sini, orang bisa melihat school fish,” kata dia.

School fish adalah istilah untuk sekelompok ikan sejenis yang berbaris beriringan. Mirip seperti segerombolan anak yang akan berangkat sekolah. Tapi, kata Irfan, para ikan ini lebih teratur. Mereka berbaris dengan urutan, dari yang kecil sampai yang paling besar. Seperti yang tergambar di film Finding Dory ataupun Finding Nemo. Karena ada mereka dan juga karang-karang yang cantik, banyak pengunjung yang tertarik ke sana.

“Kalau lihat mereka itu, orang stres saja pasti ketawa karena lucu,” kata dia. Sayang, perjalanan kami tak mengagendakan snorkeling di tempat itu.

Tak terasa, matahari mulai meninggi. Kami pun bubar untuk bersiap-siap mengunjungi tempat-tempat wisata lagi. Matahari mulai menghangat ketika kami turun dari Tamaliau. Kapal tempel motor sudah bersiap menunggu untuk membawa kami ke destinasi wisata yang sudah dijadwalkan. Pagi ini, seperti yang dijadwalkan, kami akan ber-snorkeling di Pulau Rufas. “Cuacanya bagus untuk snorkeling,” kata Wimbo Hardjito, mantan bos Pelni yang ikut dalam perjalanan tur ini.

Saya melihat ke atas, langit masih berawan. Mendung yang dari semalam menaungi langit Raja Ampat mulai hilang. Angin juga sedang tenang, begitu juga dengan ombak. Dari semalam, sejak kapal besar ini meninggalkan perairan dekat Pulau Mansuar, angin memang sangat tenang.

Perahu motor tempel itu lalu membawa kami ke arah barat daya, menuju gundukan pulau yang tak jauh dari tempat kapal besar bersandar. Tak sampai lima menit, kami sudah mendekati pulau-pulau karst ini. Tulisan “Welcome to Piaynemo” di sebuah papan kecil yang ditaruh salah satu pulau kecil menyambut kami. Perahu kemudian berbelok, menjauhi pulau-pulau besar. Di perairan yang sedikit dangkal, mesin dimatikan. “Karena di Pulau Rufas tak boleh banyak-banyak, kita snorkeling di sini dulu ya,” kata Rio.

Rupanya, kami belum sampai di Pulau Rufas. Rio membawa kami ke Piaynemo, “melenceng” dari tujuan. Piaynemo adalah destinasi wisata baru di Raja Ampat. Banyak orang yang menyamakannya dengan Wayag, ikon Raja Ampat yang sudah terkenal di penjuru dunia itu. Wilayah Piaynemo ini dipenuhi dengan gugusan karst, mirip Wayag. Namun, karena ukurannya yang lebih mini, orang menyebutnya Wayag Kecil.

Sama seperti Pulau Rufas, Piaynemo juga dimiliki secara turun-temurun oleh sebuah keluarga, keluarga Elly Dimara. Menurut Elly, nama Piaynemo berasal dari bahasa Biak. Piay berarti bagian tombak yang dipasang ke gagang. Jika dilihat dari jauh, pulau ini terlihat terputus, dengan ujung seperti mata tombak. “Dilihat semakin dekat, mereka menyatu,” tutur dia.

Wisatawan biasanya mendatangi tempat ini untuk melihat tebing-tebing karst dari atas ketinggian. Untuk melihatnya, pengunjung tak perlu bersusah-payah mendaki tebing karst seperti di Wayag. Di Piaynemo sudah dipasangi anak-anak tangga dari kayu, juga gardu pandang yang nyaman.

Tapi pagi ini, kami datang bukan untuk melihat Piaynemo dari ketinggian. Rio mengajak kami untuk menyelami air laut yang jarang dilakukan wisatawan lainnya. Kami ber-snorkeling di dekat bukit karst yang menjulang tinggi.

Tak lama setelah menyebur, segerombolan ikan lewat di bawah saya. Semua warnanya abu-abu, ukurannya tak lebih besar dari telapak tangan. Mereka berbaris. Ke mana pun ikan paling depan bergerak, yang lain mengikuti. Sesaat saya melongo melihat mereka. Ini school fish!

Rupanya gerombolan ikan yang diceritakan Irfan tadi pagi juga ada di Piaynemo. Saya makin bersemangat menggerakkan kaki. Makin dalam, air makin biru dan karang-karang cantik makin bertambah banyak. Ada yang bentuknya seperti batu besar berwarna cokelat, tulang daun raksasa, atau mangkuk besar yang semuanya menyihir mata.

Di atas mereka, gerombolan school fish dari berbagai jenis hilir-mudik, tak terganggu oleh kehadiran saya yang terpesona memandangi mereka. Sungguh pemandangan yang sangat istimewa. Memang benar guyonan Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Aturury: “jangan mati dulu sebelum melihat Raja Ampat”.

Nur Alfiyah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


9 Pantai Papua Terbaik yang Cocok untuk Diving dan Snorkeling

24 Januari 2023

Pantai Amai merupakan lokasi pertemuan antara air sungai dan laut. Foto: @leonard_c4me
9 Pantai Papua Terbaik yang Cocok untuk Diving dan Snorkeling

Daftar pantai terbaik dan cantik di Papua yang menyuguhkan keindahan alam serta menghadirkan beragam permainan air seru.


15 Tempat Wisata di Papua yang Populer, Seperti Surga Tersembunyi

22 Januari 2023

Sejumlah penari menampilkan tari Isosolo dalam Festival Danau Sentani ke-13 di Pantai Khalkote, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa, 25 Oktober 2022. Festival yang digelar hingga 29 Oktober 2022 tersebut menampilkan berbagai kesenian tradisional khas Papua dan hasil kerajinan serta makanan khas Papua buatan masyarakat setempat. ANTARA FOTO/Gusti Tanati
15 Tempat Wisata di Papua yang Populer, Seperti Surga Tersembunyi

Tempat wisata di Papua yang lagi hits serta menyajikan keindahan alam memukau dan menjadi tujuan utama wisatawan


Buah Pala Papua, Tak Sekadar Bahan Makanan untuk Masyarakat Fakfak

5 April 2022

Buah pala asal Kabupaten Fakfak Papua. Dok. Yayasan Inobu
Buah Pala Papua, Tak Sekadar Bahan Makanan untuk Masyarakat Fakfak

Buah pala Papua merupakan salah satu varietas pala Indonesia yang berkualitas.


Desa Wisata Swandarek, Raja Ampat, Ada Sambutan Hangat dari Elis dan Pasukannya

17 Oktober 2021

Suasana di Desa Wisata Swandarek, Raja Ampat, Papua Barat. TEMPO | Alfan Noviar
Desa Wisata Swandarek, Raja Ampat, Ada Sambutan Hangat dari Elis dan Pasukannya

Desa Wisata Swandarek di Raja Ampat, Papua Barat, punya pantai pasir putih yang indah. Air laut begitu bersih dan jernih.


PON Papua, Hasil Kriya Kulit Kayu dari Kampung Asei Jadi Oleh-oleh Favorit

14 Oktober 2021

Lukisan kulit kayu dari Kampung Asei Besar, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, 11 September 2014. TEMPO/Cunding Levi
PON Papua, Hasil Kriya Kulit Kayu dari Kampung Asei Jadi Oleh-oleh Favorit

Hasil kriya kulit kayu dari Kampung Asei Papua itu bisa diolah menjadi tas, lukisan hingga rok rumbai khas.


Wisata Papua Barat, Rekomendasi Trip Satu Hari di Raja Ampat

12 Oktober 2021

Anak-anak Desa Sawandarek meloncat dari atas dermaga saat bermain bersama di Distrik Meos Mansar, Raja Ampat, Papua Barat, 22 November 2019. Sawandarek menjadi salah satu destinasi pilihan wisatawan saat berkunjung ke Raja Ampat selain Piaynemo, Yenbuba, atau Pasir Timbul. TEMPO/Fardi Bestari
Wisata Papua Barat, Rekomendasi Trip Satu Hari di Raja Ampat

Berikut rekomendasi destinasi wisata yang menarik untuk wisatawan yang hanya punya satu hari jalan-jalan di Raja Ampat, Papua Barat.


PON XX Papua 2021, Beda Nasib Dua Bukit yang Jaraknya Hanya 100 Meter

9 Oktober 2021

Pemandangan di Situs Megalitik Tutari, Papua. Dok. Balai Arkeologi Papua
PON XX Papua 2021, Beda Nasib Dua Bukit yang Jaraknya Hanya 100 Meter

Dua bukit di sekitar Danau Sentani, Papua, ini punya nasib yang kontras. Atlet dan wisatawan PON XX Papua 2021 lebih banyak datang ke salah satunya.


PON Papua, Atlet Bisa ke PLBN Skouw dan Lihat Atraksi Adat Suku Saireri

5 Oktober 2021

Pengunjung Berfoto di kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Skouw yang berbatasan dengan Papua Nugini, di Jayapura, Papua, 14 November 2017.  TEMPO/ Nita Dian
PON Papua, Atlet Bisa ke PLBN Skouw dan Lihat Atraksi Adat Suku Saireri

Selama PON Papua, masyarakat dari Saireri memperkenalkan salah satu budayanya yang biasa digelar saat menyambut tamu kehormatan di PLBN Skouw.


Taman Nasional Wasur di Papua, Surga Fauna Endemik Bumi Cenderawasih

30 September 2021

Quoll, satwa karnivora endemik dari Papua. Foto: Wikipedia
Taman Nasional Wasur di Papua, Surga Fauna Endemik Bumi Cenderawasih

Taman Nasuional Wasur di Papua menjadi habitat bagi beragam jenis hewan endemik khas bumi cenderawasih, bahkan yang sudah langka.


Merauke Jadi Lokasi PON Papua, Lihat Ragam Destinasi Wisata Uniknya

29 September 2021

Destinasi wisata Rumah Semut di Kampung Salor Dua, Distrik Kurik, Merauke, Papua. Foto: Jubi
Merauke Jadi Lokasi PON Papua, Lihat Ragam Destinasi Wisata Uniknya

Untuk para tamu PON Papua, Merauke menawarkan destinasi wisata menarik dan indah yang bisa dikunjungi.