Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sate Kakul, Makanan Kampung Ubud yang Mendunia  

image-gnews
Sate Kakul. TEMPO/Ketut Efrata
Sate Kakul. TEMPO/Ketut Efrata
Iklan

TEMPO.CO, Ubud - Sate kakul atau sate siput bukan pendatang baru di dunia kuliner Indonesia, termasuk di Bali. Deretan beberapa siput dalam satu tusukan bilah bambu ini cukup identik dengan masakan desa atau masakan kampung.

Citra ini melekat karena jenis makanan ini umumnya lebih banyak dikonsumsi orang-orang di desa. Dulu, mereka mendapatkannya di sawah yang masih ditanami padi. Tapi jangan salah, selera kampung ini sudah mulai naik kelas. Belakangan, penikmatnya bukan saja warga-warga yang sudah terbiasa makan hewan berlendir ini.

Pengagum-pengagum baru malah banyak yang berasal dari luar Bali. "Biasanya wisatawan yang dari Jawa, kalau ke sini pasti pesan sate kakul. Kalau sudah habis atau lagi kosong, mereka langsung balik, enggak mau makanan yang lain," kata Nyoman Seni, pengelola Warung Sate Kakul di Banjar Tebongkang, Singakerta, Ubud, Gianyar, Bali.

Padahal, di warung dengan kursi kayu ini juga menyediakan masakan lainnya, sejenis ikan dan ayam. Rupanya, makanan yang disajikan delapan tusuk dalam satu porsi ini sudah menjadi trade mark tambahan di Ubud. Posisinya pun mulai layak disejajarkan dengan makanan restoran ternama lainnya.

Meracik sate kakul tidak terlalu sulit. Tahap pertama, seluruh siput dibersihkan dengan air bersih, lalu ditusuk. Setelah dalam bentuk tusukan, semuanya disimpan dalam freezer, agar bisa diambil dan dibakar sewaktu-waktu saat datang pemesan.

Seni, yang kerap disapa Bu Siska ini, tidak meramu bumbu khusus untuk sate kakul. Perempuan asal Tabanan, Bali, ini memilih bumbu manis ikan bakar pada umumnya untuk dilumurkan dalam sate.

Adonan manis ini berasal dari adonan kecap dan gula merah dengan taburan bawang merah. Sedangkan untuk memperoleh rasa yang gurih pada sate, Seni mengoleskan ramuan kecap manis, kemiri, serai, tomat, dan saos tiram, sebelum membakar sate.

"Umumnya memang berasa pedas," kata Seni. Tapi, banyak pula pengunjung yang memesan agar pedasnya dikurangi, dan itu bukan masalah. Soalnya, adonan bumbu dibuat saat itu juga. Apalagi kalau pemesannya adalah wisatawan mancanegara. Mereka sama sekali tidak mau sate kakul dengan rasa pedas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Seni, kaum bule sudah mulai menyukai sate kakul. Sebagian, ada yang sekali mencoba langsung suka. Ada pula yang menyukainya setelah beberapa kali makan.

"Awalnya, mereka memang bertanya, kakul itu apa? Setelah dijelaskan, reaksinya macam-macam, ada yang langsung mau coba, ada yang langsung pergi," kata perempuan yang sudah bergulat dengan sate kakul sejak lama. Siput dalam keadaan masih hidup bisa ditemukan di sekitar warung.

Bule yang ingin mencoba, biasanya memesan setengah porsi saja. Dan, tentu saja yang tidak pedas. Kalangan bule yang sudah sering mencoba ke Warung Sate Kakul ini dari berbagai negara hanya untuk menikmati sate kakul. Seingat Seni, Rusia paling banyak. Jepang juga banyak yang berminat, tapi mereka lebih menyukai jenis ikan. Dan, meskipun sate kakul ini adalah masakan khas desa, warga lokal sekitar warung juga tak bosan. Mereka biasanya pesan sate dan bir. "Enak katanya," kata Seni sambil tersenyum.

Seni menyajikan sate kakul seharga Rp 7 ribu dengan 8 tusukan. Sate kakul biasanya dirangkai dengan sayur ares (dari batang pisang) sebagai pelengkapnya.

Mengapa sayur ares? Karena masakan ini adalah khas Bali. Seni ingin menawarkan satu paket makanan yang seluruhnya berbau Bali. Jika ditambahkan dengan nasi putih, satu paketnya dibanderol Rp 15 ribu. Dari mana kakul didapat? Seni membelinya dari peternakan khusus di kawasan Sibang, Badung.

KETUT EFRATA



Berita Lainnya:
Toilet Umum Dibahas di Forum Wisata ASEAN
Kemacetan Ancam Pariwisata Bali
Sedapnya Belut Lado Hijau Langganan Menteri Gamawan
Tujuan Wisata Heritage Asean: Borobudur, Prambanan, dan Sangiran
Kata ''BBM'' Masuk Kamus Bahasa Inggris
New York Times Soroti Pencalonan Joko Widodo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

8 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

9 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

10 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

11 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

14 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

16 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

23 hari lalu

Mi lethek khas Bantul, Yogyakarta. Dok. Visiting Jogja
Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

26 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.


Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

29 hari lalu

Bebek Songkem. (dok. Indonesia Kaya)
Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

Ada tiga episode web series dalam format dokumenter membahas tentang filosofi, cara hingga tips memasak kuliner setiap daerah


5 Kreasi Resep Pisang Ijo untuk Berbuka Puasa yang Enak

29 hari lalu

Bahan makanan pisang ijo bisa dikreasikan menjadi beragam jenis hidangan menarik. Berikut 5 kreasi resep pisang ijo yang bisa Anda recook. Foto: Canva
5 Kreasi Resep Pisang Ijo untuk Berbuka Puasa yang Enak

Bahan makanan pisang ijo bisa dikreasikan menjadi beragam jenis hidangan menarik. Berikut 5 kreasi resep pisang ijo yang bisa Anda recook.