TEMPO.CO , Yogyakarta - Libur akhir pekan yang dibarengi dengan peringatan Waisak 2012 membuat hotel-hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta penuh. Bahkan hotel kelas bintang harus menolak tamu karena sudah penuh.
"Setelah Maret dan April tamu hotel saat itu sepi, kini musim liburan telah tiba. Tamu hotel akan ramai hingga bulan puasa sekitar bulan Juli," kata Deddy Pranowo Eryono, Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad, 6 Mei 2012.
Wisatawan yang datang ke Yogyakarta, kata dia, mayoritas wisatawan domestik. Sebab, sekolah-sekolah sudah mulai libur. Bus-bus rombongan dan kendaraan pribadi luar kota juga memadati pusat-pusat wisata.
Ia berharap situasi Yogyakarta tetap kondusif dan tidak ada gejolak seperti di Solo. Sebab keamanan dan kenyamanan para wisatawan sebagai jaminan bagi mereka. Citra kota budaya dan kota pendidikan menjadi rangsangan tersendiri bagi para wisatawan untuk selalu datang ke Yogyakarta di saat liburan.
"Kami berharap suasana kondusif di Daerah Istimewa Yogyakarta terus terjaga karena keamanan, kenyamanan, kebersihan menjadi pertaruhan citra pariwisata," kata Deddy.
Tingginya okupasi kamar hotel ini disebabkan oleh libur Waisak jatuh pada liburan akhir pekan, sehingga wisatawan dan masyarakat yang ingin beribadat di Candi Borobudur memilih untuk menginap di Yogyakarta.
"Di akhir pekan ini tingkat hunian hotel kami mencapai 100 persen," kata Public Relation Manager The Phoenix Hotel Yogyakarta, Wiwied A Widyastuti.
Hotel yang menjual suasana kolonial di sisi bangunan itu mempunyai tamu tetap bak dari dalam maupun luar negeri. Tamu-tamu grup yang "indbound" juga sudah mulai berdatangan yang didominasi oleh wisatawan domestik. Ia menuturkan mulai awal Mei hingga akhir Agustus 2012 hotel ini sudah dipesan oleh tamu-tamu dari Eropa.
Assistant Public Relation Manager Grand Quality Hotel Yogyakarta, Tri Sutami, menyatakan libur Waisak 2012 ini hotelnya terisi hingga 90 persen. Rata-rata tamu yang merayakan Waisak di Borobudur dan Candi Mendut Magelang cenderung menginap di hotel yang berada di Yogyakarta.
"Meskipun liburan, kami tetap menerapkan tarif normal," kata dia. Menurut Edwin Ismedi Himna, Ketua Asosiasi Tour dan Travel Indonesia (Asita) Daerah Istimewa Yogyakarta, wisatawan yang menggunakan jasa agen travel meningkat hingga 20 persen. Masyarakat yang akan memperingati Waisak di Candi Mendut dan Borobudur lebih suka perjalanan dari Yogyakarta. "Kami mendapat berkah karena umat Buddha lebih memilih menginap dan berangkat dari Yogyakarta," kata Edwin.
MUH SYAIFULLAH