Hari sudah gelap ketika jalan yang kami lalui berubah menjadi jalan tanah berlumpur. Entah sudah berapa kali roda sepeda motor yang Tempo tumpangi selip dan hampir jatuh. Berkali-kali Tempo mendorong sepeda motor yang terjebak dalam lumpur. "Ya seperti ini jalannya (jalan ke Camar Bulan), ini sudah bagus, beberapa bulan lalu lebih parah lagi," ujar Supardiansyah, pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sambas yang Tempo bonceng.
Jalan benar-benar gelap, tanpa ada penerangan jalan satu pun. Hanya lampu sepeda motor yang menuntun laju kami. Rombongan sepeda motor yang mulanya berangkat bersama kini mulai berpencar. Sempat sepeda motor yang Tempo tumpangi berjalan sendirian di gelapnya hutan Kalimantan.
Ditambah hujan tak kunjung reda. Jas hujan yang Tempo pakai sudah hampir tak ada gunanya karena air sudah menembus ke dalam pakaian. Selain itu terdapat belasan jembatan sederhana. Jembatan itu hanya berupa batang-batang pohon yang ditata sejajar. Sungguh sulit melewati jembatan ekstrem ini, sangat licin.
Ketika kurang sepertiga jalan, Tempo kembali bertemu dengan rombongan sepeda motor yang juga hendak ke Camar Bulan. Mereka mengajak Tempo mengambil jalan pintas, yakni menyisir bibir pantai. "Mari kita lewat pantai saja, biar cepat sampai," ujar seorang pemandu jalan. Lalu kami jalan melewati bibir pantai.
Ternyata jalur ini lebih berbahaya ketimbang jalur biasa. Sebab ombak yang menerjang pantai cukup besar. Sepeda motor harus berusaha sebisa mungkin melewati bibir pantai yang paling dekat dengan air. Jika mengambil jalur yang jauh dari air, pasir pantai yang tebal siap menelan roda motor. Tapi ada risiko besar yang siap mengintai kami jika mengambil jalur yang paling dekat air, yakni tergulung ombak pantai.
Laju kami sempat terhenti kembali saat melewati pantai. Air pasang merendam jalur yang harus kami lewati. Cukup dalam air pasang waktu itu, setinggi pinggang. Posisi kami saat itu benar-benar terpojok. Jarak Dusun Camar Bulan tinggal tiga kilometer dan bahan bakar sepeda motor kami tinggal sedikit. Jika kami memutar balik kembali ke jalur biasa, bahan bakar tak akan cukup. Sepeda motor Tempo, dan belasan lainnya terjebak.