TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang akhir pekan ini berkunjung ke Yogyakarta, bisa langsung mampir ke Jogja Expo Center atau JEC Yogyakarta. Selama 22-25 Agustus 2024, di area itu berlangsung gelaran Jogja Fashion Week yang tahun ini digelar lebih semarak.
Event yang sudah memasuki usia ke 19 tahun ini mengusung tema "Fusion Fashion". "Event tahun ini kami gelar lebih semarak, karena target kami bisa tercapai transaksi sekitar Rp 2 miliar atau empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan event 2023 lalu," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Syam Arjayanti, Kamis, 22 Agustus 2024.
Sedangkan yang membuat Jogja Fashion Week 2024 lebih semarak, salah satunya adalah kehadiran booth-booth yang menarik perhatian. "Event sebelumnya, booth-nya diisi kelompok asosiasi, tapi tahun ini yang mengisi dari kelompok IKM (industri kecil menengah)," kata Syam.
Wisatawan yang berkunjung ke Joja Fashion Week bakal disuguhi berbagai atraksi seri dan menarik setiap hari. Ada sekitar 147 desainer, 975 fashion mode dan 116 model termasuk dari mancanegara yang akan menampilkan karya fashion terbaru di Hall A Gedung JEC, secara bergantian. Sementara di Hall B JEC, wisatawan bisa melihat berbagai produk eksotis fashion dari 92 booth IKM, 3 booth island dan 48 booth fashion designer. Ada pula 25 IKM mandiri kolaborasi Kementerian, Asosiasi dan swasta. "Ada pula ajang Jogja Fashion Competition yang menarik saat berkunjung ke sini," kata Syam.
Kompetisi itu diikuti 76 peserta dari berbagai penjuru wilayah Indonesia. Di mana mereka ditantang membuat karya yang menggabungkan warisan budaya lokal Yogyakarta dengan inovasi sesuai jamannya. "Jogja Fashion Week tahun ini kami jadikan batu loncatan menuju target Jogja pusat fashion dunia," kata Syam.
Syam mengatakan, ajang ini juga ditargetkan meningkatkan ekspor produk fashion Yogyakarta ke mancanegara. Menurutnya, nilai ekspor DIY pada tahun 2023 sebesar 472,3 Juta US$. Jumlah ini mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di mana tahun 2022 nilai ekspor DIY mampu mencapai angka 583 Juta US$.
Lalu pada tahun ini, sampai dengan bulan Juni 2024, nilai ekspor DIY mencapai 246,03 Juta US$.
Ekspor DIY selama beberapa tahun ini masih didominasi oleh pakaian jadi bukan rajutan, perabot dan penerangan rumah, barang dari kulit, anyaman dan juga rajutan. Tujuan utama ekspor masih ke negara-negara di Amerika, Jepang, Jerman, Australia dan Belanda.
"Dari data ekspor tersebut, produk pakaian jadi masih menempati urutan teratas. Ini berarti bahwa ekspor produk pakaian jadi masih sangat diminati dan memiliki prospek sangat baik," kata dia.
Sekretaris DIY Beny Suharsono mengatakan ajang ini bukan sekadar pameran mode, tetapi juga sebuah ruang yang mempertemukan beragam ide serta kreativitas tanpa batas. "Tema Fusion Fashion sebagai upaya mengajak masyarakat menyaksikan perpaduan harmonis antara integrasi budaya, kreativitas dan sentuhan modern dalam dunia fashion," kata dia.
Tidak hanya menjadi ruang unjuk karya desainer lokal, Jogja Fashion Week juga melibatkkan desainer Australia. Kolaborasi tersebut dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Australia. Ada tiga desainer yang akan memamerkan karyanya yang dibuat dari bahan batik dengan desain yang modern.
Pilihan editor: Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer