TEMPO.CO, Jakarta - Setelah marak di kota-kota wisata di Spanyol, protes terhadap turis kini merebak di Lisbon, Portugal. Warga mengatakan padatnya turis mengganggu kenyamanan mereka tinggal di kota, lalu lintas turis bahkan menghalangi mereka meninggalkan rumah.
Peningkatan pariwisata di ibu kota negara itu membuat jalan-jalan sempitnya dipenuhi tuk-tuk, kendaraan roda tiga yang sering digunakan wisatawan berkeliling kota.
Dilansir dari Euronews, Wakil Wali Kota Lisbon telah mengusulkan pembatasan jumlah tuk-tuk yang diizinkan di jalan-jalan sempit kota, meskipun ini belum dilaksanakan.
Gerakan QSintra
Di Sintra, kota dekat Lisbon yang terkenal dengan kastilnya, aktivis lokal telah memulai gerakan yang disebut QSintra. Mereka juga ingin mengetahui rencana pemerintah untuk mengelola tamu di hotel baru yang sedang dibangun untuk meningkatkan jumlah menginap, dan lebih banyak batasan pada jumlah mobil dan pengunjung yang diizinkan.
"Kami tidak menentang wisatawan,” demikian bunyi manifesto kelompok tersebut. “Kami menentang kekacauan yang tidak dapat diselesaikan (oleh para pemimpin lokal)."
QSintra bergabung dengan sejumlah besar penduduk lokal di seluruh Eropa yang memprotes dampak negatif pariwisata berlebihan terhadap kehidupan mereka.
Gerakan di Barceona dan Mallorca
Ada gerakan kuat di Barcelona, Spanyol, di mana wisatawan disemprot air dan rute bus yang penuh sesak dihapus dari Google Maps untuk mencoba menyembunyikannya dari wisatawan. Sebagai tanggapan, pemerintah setempat telah menaikkan pajak turis dan berjanji untuk memberantas persewaan Airbnb.
Tahun lalu, penduduk Mallorca memasang tanda palsu di pantai-pantai lokal yang memperingatkan wisatawan untuk menjauh, sementara di Ibiza yang berdekatan juga terjadi protes terhadap pariwisata berlebihan.
Apa itu Overtourism?
Overtourism atau pariwisata berlebihan menggambarkan titik kritis di mana turis dan uang yang dihabiskan selama liburan bukannya menguntungkan penduduk tapi malah menyebabkan kerugian. Kerugian itu misalnya situs bersejarah rusak, infrastruktur terbebani, dan kehidupan jauh lebih buruk bagi mereka yang tinggal di destinasi tersebut.
Masalah yang lebih rumit bagi penduduk lokal dan para pemimpin mereka adalah perumahan naik karena persewaan jangka pendek seperti Airbnb, seperti yang terjadi di Spanyol hingga Selatan Afrika.
Sebagian penduduk setempat meminta pihak berwenang bisa mendorong pariwisata yang lebih berkualitas, yang berarti pengunjung tinggal lebih lama di satu tempat dan menghabiskan lebih banyak uang saat berada di destinasi tersebut. Lisbon, Barcelona, Mallorca pun demikian.
Pilihan Editor: Portugal Perketat Syarat Visa setelah Diserbu Penduduk Asing yang Ingin Menetap