Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan, Dianggap Suci sejak Dulu

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Jalur pendakian kuno berbentuk melingkar di atas Gunung Penanggungan, Jawa Timur yang ditemukan Tim Ekspedisi Ubaya, 4 November 2015. Foto: Dok Tim Ekspedisi Ubaya
Jalur pendakian kuno berbentuk melingkar di atas Gunung Penanggungan, Jawa Timur yang ditemukan Tim Ekspedisi Ubaya, 4 November 2015. Foto: Dok Tim Ekspedisi Ubaya
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Penanggungan yang terbakar pekan lalu memiliki banyak cagar budaya. Kawasan cagar budaya ini terletak di dua kabupaten, Mojokerto dan Pasuruan.

Banyaknya cagar budaya di kawasan ini karena Gunung Penanggungan dianggap sebagai tempat persemayaman dewa dan arwah leluhur. Area gunung ini juga dianggap sebagai tempat suci dan permukiman Majapahit, dan kesuciannya masih bertahan hingga hari ini. Sebuah prasasti dari tahun 929 M di Desa Sukci, di lereng timur Gunung Penanggungan di wilayah Pasuruan, menunjukkan gunung ini telah dimuliakan sejak abad ke-10. 

Benda dan bangunan yang ada di sini diperkirakan ada sejak abad ke-10, jauh sebelum masa Kerajaan Majapahit hingga Majapahit akhir di abad ke-15. Potensi kepurbakalaan kawasan ini paling kaya di Indonesia mulai dari candi, gua, gapura, altar, petirtaan, dan sebagainya. 

Salah satu kawasan cagar budaya Penanggungan adalah jalur kuno yang melingkari puncak puncak gunung. Jalur yang dikenal dengan Jolotundo digunakan oleh para peziarah untuk melakukan ritual keagamaan. Situs tertua di sini adalah Petirtaan Jolotundo, yang didirikan pada tahun 977 masehi pada masa Empu Sindok. Candi Merak juga merupakan situs tertua, yang didirikan pada tahun 1500-an.

Seniman melakukan pementasan Tirta Pawitra atau Air Suci dari Penanggungan di patirthan Jolotundo di lereng gunung Penanggungan di Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur 19 Maret 2017. Pementasan ini sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta sekaligus dalam rangka menyambut Hari Air Sedunia. TEMPO/Aris Novia Hidayat

Beberapa cagar budaya yang dapat dijumpai selama pendakian via jalur Jolotundo antara lain:

1. Petirtaan Jolotundo

Jolotundo merupakan kompleks candi yang diperkirakan dibangun pada 899 Saka atau 977 Masehi. Petirtaan Jolotundo berupa tempat pemandian bertingkat yang dibuat sesuai keinginan Raja Udayana yang ingin membangun sebuah tempat pemandian khusus di lereng Pawitra.

Debit air Petirtaan Jolotundo tidak pernah berkurang meskipun musim kemarau. Kualitas airnya dipercaya salah satu yang terbaik di dunia dengan kandungan mineral yang tinggi yang dapat diminum. Masyarakat setempat percaya bahwa air ini dapat dijadikan obat berbagai macam penyakit. Letaknya berada di lereng barat Gunung Penanggungan, Dukuh Balekambang, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Harga tiket masuknya sebesar Rp10.000/orang dan terbuka selama 24 jam.

2. Candi Pura

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Candi Pura merupakan candi kecil dengan bentuk bertingkat atau punden berundak yang sudah hancur. Candi ini disebut percabangan jalur Puncak Bekel dan arah Puncak Penanggungan. Perjalanan ke candi ini memerlukan waktu kurang lebih 1,5 jam dari Jolotundo, atau tidak jauh dari Candi Putri, serta mudah ditemui karena jalur pendakian menuju puncak.

3. Candi Gentong

Candi Gentong akan ditemui pada jalur pendakian saat menuju puncak. Candi ini berbentuk seperti gentong air. Gentong air saat zaman ini terbuat dari tanah liat, sedangkan candi tersebut terbuat dari batu.

4. Candi Lurah

Candi Lurah menawarkan pemandangan Gunung Bekel dengan area yang besar. Struktur Candi Lurah masih bagus dan terawat. Kecantikan candi dan pemandangannya membuat candi ini menjadi salah satu tempat foto yang bagus.

5. Candi Kendalisodo

Candi Kendalisodo biasanya menjadi salah satu tujuan pendaki yang berada di jalur I. Candi ini paling utuh dibandingkan dengan candi lainnya. Ukiran-ukiran candi masih terlihat jelas. Kawasan candi ini biasanya menjadi tempat yang ideal untuk mendirikan tenda untuk kemah sementara di kawasan Gunung Penanggungan.

LAYYIN AQILA

Pilihan Editor: Kisah Lumajang yang Sudah Berdiri Sejak Era Kerajaan Majapahit

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemerintah Kota Sukabumi Ajukan Tiga Bangunan Masuk dalam Cagar Budaya

6 hari lalu

Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin menandatangani berita acara pelantikan enam penjabat Walikota dan Bupati di Aula Barat Gedung Sate, Bandung, 20 September 2023. Enam kepala daerah sisa masa jabatan 2023-2024 yang dilantik adalah Pj Walikota Bekasi Gani Muhammad, Pj Walikota Sukabumi Kusmana Hartadji, Pj Walikota Bandung Bambang Tirtoyuliono, Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif, Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman, dan Pj Bupati Purwakarta Benny Irwan. TEMPO/Prima Mulia
Pemerintah Kota Sukabumi Ajukan Tiga Bangunan Masuk dalam Cagar Budaya

Tiga bangunan tersebut memiliki berbagai sejarah yang berkaitan erat tentang perjuangan dan terbentuknya Kota Sukabumi dan berusia di atas 50 tahun


HUT Bhayangkara ke-78: Asal Usul Pasukan Elit Bhayangkara Era Majapahit di Bawah Komando Gajah Mada

25 hari lalu

Sejumlah helikopter Polri terbang melintasi patung Mahapatih Kerajaan Majapahit Gajahmada yang merupakan simbol cikal bakal pemimpin pasukan Bhayangkara yang dibentuk pada masa Kerajaan Mahapahit,  di sela-sela Upacara HUT Ke-76 Bhayangkara yang dipusatkan di Kampus Akademi Kepolisian, Semarang, Jawa Tengah, Selasa, 5 Juli 2022. ANTARA FOTO/Aji Styawan
HUT Bhayangkara ke-78: Asal Usul Pasukan Elit Bhayangkara Era Majapahit di Bawah Komando Gajah Mada

1 Juli sebagai HUT Bhayangkara atau hari jadi Polri. Asal usul pasukan elit Bhayangkara yang kondang pada era Majapahit dipimpin Gajah Mada.


Asal Usul Ritual Yadnya Kasada di Gunung Bromo

37 hari lalu

Masyarakat Suku Tengger  melarung kambing ke kawah Gunung Bromo dalam rangka perayaan Yadnya Kasada, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa, 7 Juli 2020.Perayaan Yadnya Kasada merupakan bentuk ungkapan syukur dan penghormatan kepada leluhur masyarakat Suku Tengger dengan cara melarung sesaji berupa hasil bumi dan ternak ke kawah Gunung Bromo. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Asal Usul Ritual Yadnya Kasada di Gunung Bromo

Ritual Yadnya Kasada di Gunung Bromo terkait dengan keturunan Raja Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit yang tinggal di pegunungan Bromo


Mengenal Makna Ritual Yadnya Kasada di Gunung Bromo

37 hari lalu

Masyarakat suku Tengger melarung ayam ke kawah Gunung Bromo saat perayaan Yadnya Kasada di Probolinggo, Jawa Timur, 26 Juni 2021. Ritual ini tetap digelar di tengah pandemi Covid-19. Foto: Aris Novia Hidayat
Mengenal Makna Ritual Yadnya Kasada di Gunung Bromo

Yadnya Kasada, ritual melarung hasil bumi di Gunung Bromo dilakukan sebagai ungkapan syukur terhadap sang pencipta atas nikmat yang diberikan.


Cara Beli Tiket Candi Borobudur dan Harga Terbaru 2024

37 hari lalu

Candi Borobudur. Foto: Canva
Cara Beli Tiket Candi Borobudur dan Harga Terbaru 2024

Bagi Anda yang berencana berkunjung ke Candi Borobudur, berikut ini cara beli tiket Candi Borobudur dan harga terbarunya.


Sejarah Istana Niat Lima Laras yang Dibangun setelah Raja Selamat dari Kejaran Belanda

48 hari lalu

Istana Niat Lima Laras (Kab. Batubara)
Sejarah Istana Niat Lima Laras yang Dibangun setelah Raja Selamat dari Kejaran Belanda

Istana Niat Lima Laras dibangun untuk memenuhi nazar raja setelah selamat dari kejaran Belanda yang saat itu melarang berdagang hasil bumi.


Keunikan Candi Blandongan di Karawang Dibandingkan Candi Sejenis di Jawa Tengah

54 hari lalu

Candi Blandongan di kompleks percandian Batujaya, Karawang, Jawa Barat, yang berbahan batu bata dan semen stako, Mei 2024. TEMPO/ANWAR SISWADI
Keunikan Candi Blandongan di Karawang Dibandingkan Candi Sejenis di Jawa Tengah

Candi Blandongan merupakan situs yang terbesar di kompleks percandian Batujaya, Karawang, Jawa Barat.


Melongok Situs Candi Bojongmenje di Bandung yang Mangkrak Puluhan Tahun

57 hari lalu

Temuan batu yang direkonstruksi di situs Candi Bojongmenje, Rancaekek, Kabupaten Bandung, 26 Mei 2024. TEMPO/Anwar Siswadi
Melongok Situs Candi Bojongmenje di Bandung yang Mangkrak Puluhan Tahun

Diperkirakan Candi Bojongmenje di Rancaekek, Bandung, dibangun antara abad 6-8 Masehi.


Tim Peneliti BRIN Telusuri Jejak Manusia Purba dan Artefak di Gua Aul Ciamis

57 hari lalu

Gua Aul tampak dari luar sebagai lokasi temuan artefak dan fosil manusia purba di daerah Ciamis, Jawa Barat. (Dok. Lutfi Yondri)
Tim Peneliti BRIN Telusuri Jejak Manusia Purba dan Artefak di Gua Aul Ciamis

Tim peneliti BRIN menelusuri hasil temuan sisa kerangka manusia purba dan artefak lain di Gua Aul, Ciamis, Jawa Barat.


5 Fakta Museum Kavaleri yang Selesai Direnovasi Kementerian PUPR

22 Mei 2024

Museum Kavaleri. Foto: Kementerian PUPR
5 Fakta Museum Kavaleri yang Selesai Direnovasi Kementerian PUPR

Renovasi Museum Kavaleri Indonesia telah selesai, Kementerian PUPR dedikasikan terhadap sejarah dan jasa-jasa Satuan Kavaleri TNI AD.