Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asal Usul Ritual Yadnya Kasada di Gunung Bromo

image-gnews
Masyarakat Suku Tengger  melarung kambing ke kawah Gunung Bromo dalam rangka perayaan Yadnya Kasada, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa, 7 Juli 2020.Perayaan Yadnya Kasada merupakan bentuk ungkapan syukur dan penghormatan kepada leluhur masyarakat Suku Tengger dengan cara melarung sesaji berupa hasil bumi dan ternak ke kawah Gunung Bromo. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Masyarakat Suku Tengger melarung kambing ke kawah Gunung Bromo dalam rangka perayaan Yadnya Kasada, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa, 7 Juli 2020.Perayaan Yadnya Kasada merupakan bentuk ungkapan syukur dan penghormatan kepada leluhur masyarakat Suku Tengger dengan cara melarung sesaji berupa hasil bumi dan ternak ke kawah Gunung Bromo. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mengumumkan penutupan sementara Kawasan Gunung Bromo dari aktivitas wisatawan pada periode 21-24 Juni 2024. Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan penutupan Kawasan tersebut dikarenakan dalam rangka pemulihan ekosistem serta pembersihan Kawasan dan ritual Yadnya Kasada.

Pengadaan acara ritual Yadnya Kasada tertuang dalam Surat Edaran Ketua PHDI Kabupaten Probolinggo No. 404/E/PHDI-KAB/VI/2024 yang berisi mengenai peringatan Yadnya Kasada yang akan dilaksanakan pada 21-22 Juni 2024.

Asal muasal ritual Yadnya Kasada

Dilansir dari laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Ritual Yadnya Kasada dilaksanakan setiap bulan purnama kasada (Hari keempat belas dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger) di puncak Gunung Bromo. Para pemeluk agama Hindu Tengger berkumpul di Pura Luhur Poten, sebuah pura kecil yang berada di kaki Gunung Bromo. Mereka membawa persembahan berupa hasil bumi seperti buah, sayur, ayam, kambing, dan bahkan uang sebagai lambang rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi.

Salah satu momen puncak dalam upacara ini adalah ketika pendeta atau petinggi adat melemparkan gunungan dari hasil bumi ke kawah Gunung Bromo. Hal ini dipercaya sebagai tindakan simbolis untuk mendapatkan berkah dan perlindungan dari Sang Hyang Widhi. Selain itu, ada juga pembagian tumpeng kepada para pemangku adat dan warga yang hadir, sebagai wujud kesederhanaan dan berbagi dalam komunitas.

Ritual Yadnya Kasada memiliki akar yang dalam dalam mitologi suku Tengger. Konon, nama Tengger berasal dari kata "Teng" yang berarti gunung dan "ger" dari kata "gerang" yang artinya tekat atau gigih. Suku Tengger dianggap sebagai keturunan dari Raja Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit yang turun ke pegunungan Bromo setelah kerajaan Majapahit runtuh.

Menurut legenda, Dewi Roro Anteng dan Joko Seger adalah tokoh sentral dalam kisah cinta tragis yang memicu asal mula ritual Yadnya Kasada. Untuk meminta keturunan, mereka memohon pada Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) dengan menjanjikan pengorbanan bagi anak mereka. Dari situlah lahir tradisi mempersembahkan hasil bumi sebagai tanda syukur dan memohon keselamatan.

Ritual Yadnya Kasada tidak hanya sekadar serangkaian upacara keagamaan, tetapi juga merupakan penanda kebersamaan dalam masyarakat Tengger. Ia mengajarkan nilai-nilai seperti rasa syukur, kebersamaan, dan kesetiaan terhadap tradisi. Selain itu, ritual ini juga menjadi ajang untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar, karena suku Tengger sangat bergantung pada kelestarian Gunung Bromo untuk kehidupan mereka.

Bagi mereka yang mengunjungi atau mempelajari Yadnya Kasada, akan terbuka wawasan tentang bagaimana sebuah tradisi dapat menyatukan dan memberi makna dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga mengingatkan kita akan kekayaan budaya Indonesia yang beragam, serta pentingnya untuk melestarikan warisan leluhur agar tidak hilang ditelan zaman.

Ritual Yadnya Kasada tidak hanya sebuah upacara, tetapi cermin dari kehidupan spiritual dan budaya masyarakat Suku Tengger. Ia mengandung pesan mendalam tentang hubungan manusia dengan alam serta keteguhan dalam menjaga nilai-nilai leluhur. Semoga keberadaannya tetap terjaga, bukan hanya sebagai warisan berharga bagi suku Tengger, tetapi juga sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.

AULIA SABRINI SARAGIH | NINIS CHAIRUNNISA

Pilihan Editor: Ancaman di Destinasi Wisata Prioritas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Banyak Alasan Gunung Agung Menarik untuk Dikunjungi

3 hari lalu

Seorang turis asal Rusia berpose saat seorang temannya memoto dirinya dengan latar Gunung Agung yang tengah bererupsi di Kabupaten Karangasem, Bali, 30 November 2017. REUTERS
Banyak Alasan Gunung Agung Menarik untuk Dikunjungi

Gunung Agung merupakan gunung tertinggi di Bali yang disakralkan umat Hindu, selain itu gunung berstatus aktif ini punya beragam daya tarik wisata.


Lereng Gunung Agung Kebakaran, Berikut Kejadian Serupa Sejak 2011

3 hari lalu

Sejumlah titik api menyala saat terjadinya kebakaran lereng Gunung Agung yang terlihat dari kawasan Kubu, Karangasem, Bali, Kamis, 28 September 2023. Kebakaran hutan dan lahan yang tersebar di sejumlah titik di lereng Gunung Agung pada ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut sejak Rabu (27/9) itu diperkirakan terjadi karena adanya gesekan ranting pohon saat musim kemarau. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Lereng Gunung Agung Kebakaran, Berikut Kejadian Serupa Sejak 2011

Gunung Agung kebakaran di kawasan hutan di sekitar Pura Pengubengan pada ketinggian kurang lebih 2.000 mdpl. Bukan kali pertama kejadian ini.


Profil Pura Besakih, Pura Pasar Agung di Lereng Gunung Agung

18 hari lalu

Umat Hindu melakukan ritual penyucian hewan kurban dalam rangkaian pujawali atau upacara persembahyangan di Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir, Karangasem, Bali, Selasa 19 Oktober 2021. Upacara persembahyangan di pura tersebut digelar pada 20-31 Oktober 2021 dan dibuka untuk masyarakat umum dengan menerapkan protokol kesehatan setelah sempat dilaksanakan secara terbatas hanya diikuti oleh pengurus pura pada tahun 2017 hingga 2020 akibat erupsi Gunung Agung dan pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Profil Pura Besakih, Pura Pasar Agung di Lereng Gunung Agung

Pura Pasar Agung atau Pura Besakih terletak di lereng Gunung Agung, pada ketinggian 1.600 mdpl.


Peran Keramik dalam Perdagangan Maritim, Dosen FIB Unair Ungkap Sejarah Peradaban Jawa Timur

21 hari lalu

Petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan menunjukkan Terakota (sejenis artefak dari tanah liat) yang biasanya diletakkan di tempat pemujaan tantra pada  era Kerajaan Majapahit, yang ditemukan saat penggalian situs Semen, di Kecamatan Pagu, Kabuapten Kediri, Jawa Timur, Rabu (13/11). ANTARA/Rudi Mulya
Peran Keramik dalam Perdagangan Maritim, Dosen FIB Unair Ungkap Sejarah Peradaban Jawa Timur

Sejarah kemunculan keramik di Jawa Timur tidak lepas dari peran penting perdagangan maritim. Dosen FIB Unair beri penjelasan.


Netflix Diprotes Warga Hindu India

49 hari lalu

Logo Netflix. Sumber: Reuters
Netflix Diprotes Warga Hindu India

Tayangan di Netflix berjudul 'IC 814 - The Kandahar Hijack' mendapat protes karena sentimen nasional


Spot Wisata di Bromo Dikembalikan ke Nama Lokal, Bukit Teletubbies jadi Lembah Watangan

19 Agustus 2024

Bukit Teletubbies (Pusung Tumpeng) di kawasan wisata Gunung Bromo. (TEMPO.CO/Abdi Purmono)
Spot Wisata di Bromo Dikembalikan ke Nama Lokal, Bukit Teletubbies jadi Lembah Watangan

Pengembalian nama lokal spot wisata di Gunung Bromo merupakan wujud pelestarian adat dan budaya Tengger.


Destinasi Wisata Menarik Sekitar Bromo, Ada Bukit Teletubbies hingga Air Terjun Madakaripura

16 Agustus 2024

Pengunjung menyusuri tebing air terjun Madakaripura yang berada di kawasan Lumbang, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (9/5). Air Terjun ini berketinggian 200 meter. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Destinasi Wisata Menarik Sekitar Bromo, Ada Bukit Teletubbies hingga Air Terjun Madakaripura

Bromo menawarkan beragam destinasi wisata menarik, mulai dari pegunungan, perbukitan, padang savana, lautan pasir, hingga air terjun, apa saja?


Top 3 Dunia; Umat Hindu di Bangladesh Jadi Sasaran Amuk Massa dan Sosok Shamima Begum

11 Agustus 2024

Korban kerusuhan di Dhaka, Bangladesh, Sabtu 4 Agustus 2018. [Mohammad Ponir Hossain/Reuters]
Top 3 Dunia; Umat Hindu di Bangladesh Jadi Sasaran Amuk Massa dan Sosok Shamima Begum

Top 3 dunia pada 10 Agustus 2024, diurutan pertama berita tentang umat Hindu di Bangladesh yang menjadi sasaran kerusuhan.


Ini Alasan Massa Mengamuk hingga Bakar Rumah Umat Hindu di Bangladesh

10 Agustus 2024

Para siswa meneriakkan slogan dalam protes atas kecelakaan lalu lintas yang menewaskan seorang bocah laki-laki dan perempuan, di Dhaka, Bangladesh, Ahad, 5 Agustus 2018. REUTERS
Ini Alasan Massa Mengamuk hingga Bakar Rumah Umat Hindu di Bangladesh

Ratusan umat Hindu di Bangladesh memilih melarikan diri karena mereka merupakan kaum minoritas di sana


Top 3 Dunia; Ratusan Umat Hindu Bangladesh Melarikan Diri ke India

10 Agustus 2024

Sejumlah umat Hindu duduk bersama di depan sejumlah lilin saat berdoa dalam acara keagamaan, Rakher Upabash, di Narayanganj di Dhaka, Bangladesh, 8 November 2016. REUTERS
Top 3 Dunia; Ratusan Umat Hindu Bangladesh Melarikan Diri ke India

Top 3 dunia pada 9 Agustus 2024, masih didominiasi pemberitaan buntut dari penggulingan Perdana Menteri Bangladesh, Hasina.