TEMPO.CO, Bandung - Wisatawan tidak hanya bisa berfoto di depan Gedung Sate yang berada di Jalan Diponegoro, Kota Bandung. Mereka juga bisa lebih jauh mengenali bangunan ikonik itu di museum yang terletak di bagian belakang Gedung Sate. “Kita mengenalkan sejarah Gedung Sate memakai teknologi dengan konten-konten yang menarik,” kata staf administrasi Museum Gedung Sate, Ridwan Miftahul Khoer yang ditemui Kamis, 7 September 2023.
Apa Saja yang Ada di Museum Gedung Sate?
Saat pertama masuk, pengunjung disambut oleh kronologi sejarah Kota Bandung hingga pembangunan Gedung Sate yang dirintis sejak 1920 hingga 1924 di bagian dinding. Bangunan yang kini menjadi kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu telah berdiri hampir seabad.
Memasuki ruang tengah museum, antara lain terdapat dua maket Gedung Sate dan beberapa artefak replika seperti sirine yang dulu dipasang di puncak Gedung Sate, telepon dan jaringan kabelnya, serta alat pemadam kebakaran. Kemudian di ruangan itu juga ada fitur Interactive Display Glass, 3D Scale Model, dan Interactive Panel.
Sementara pada bagian tembok, ada bagian yang sengaja dikupas untuk menunjukkan struktur bangunan Gedung Sate yang disusun oleh bebatuan. Selanjutnya, pengunjung diajak mengenali sejarah lewat tayangan film pendek bersuara di Ruang Audio Visual. Tepat di ruangan sebelahnya disiapkan teknologi Augmented Reality tentang pembangunan Gedung Sate.
Interactive Floor di Museum Gedung Sate Bandung. Foto: TEMPO | ANWAR SISWADI.
Pada bagian lorongnya yang temaram, dibuat Interactive Floor dengan tampilan grafis bercahaya. Setelah itu ada wahana Virtual Reality 3D Gedung Sate yang dilengkapi keranjang balon terbang. “Itu kita seperti naik balon udara mengelilingi Gedung Sate yang dulu direncanakan seluas 27 hektare,” kata Ridwan. Filmnya dibuat secara animasi.
Jadwal Buka Museum Gedung Sate dan Durasi Berkunjung
Museum Gedung Sate yang dibuka sejak 8 Desember 2017, dibuka Selasa hingga Ahad dari pukul 09.30 hingga 16.00 WIB. Tempat itu tutup tiap Senin dan hari libur nasional atau tanggal merah.
Menurut Ridwan, jumlah pengunjung harian berkisar 500-1000 orang per hari. Pada hari kerja, rombongan pengunjung biasanya datang dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan instansi. Sementara pada akhir pekan umumnya didominasi kalangan umum.
Seorang staf memandu rombongan mahasiswa di Museum Gedung Sate Bandung, Kamis, 7 September 2023. Foto: TEMPO | ANWAR SISWADI.
Menurut Ridwan, durasi pengunjung di dalam museum berkisar 20-30 menit. Kapasitas di ruangan museum yang luasnya sekitar 500-600 meter persegi itu dengan kondisi nyaman bagi pengunjung antara 100-150 orang. Lokasi museum berada di bagian belakang Gedung Sate, dekat lapangan tenis. Aksesnya yang paling dekat dari gerbang di Jalan Cimandiri.
Cara Berkunjung ke Museum Gedung Sate
Sebelum datang ke museum, sehari sebelumnya pengunjung diminta untuk melakukan pemesanan lewat nomor WhatsApp atau via Instagram. Setelah itu calon pengunjung diminta mengisi formulir dan memilih waktu kunjungan pada pagi atau siang.
Begitu tiba di lokasi, pengunjung harus mendaftar ulang di museum. Pengunjung membayar tiket masuk yang bentuknya seperti gelang dari kertas. Mulai dari usia tiga tahun lebih, tarif per orang sebesar Rp 5000. Beberapa larangan bagi pengunjung seperti membawa makanan dan minuman ke dalam museum, dan membawa hewan peliharaan.
Pilihan Editor: Profil Gedung Sate, Tempat Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Diinvestigasi