Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

HUT Kemerdekaan RI, Ini Cerita Yogyakarta Bergabung dengan Indonesia, Bermula dari Dekrit

image-gnews
Pertunjukkan musik dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI di Keraton Yogyakarta. Dok. Keraton Yogyakarta.
Pertunjukkan musik dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI di Keraton Yogyakarta. Dok. Keraton Yogyakarta.
Iklan

Yogyakarta Ibu Kota RI di Zaman Revolusi

Sebab beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, Jakarta diduduki tentara sekutu maka Pemerintah RI harus mengungsi dari Jakarta. Yogyakarta menjadi pilihan satu-satunya, maka tercatat dalam sejarah, Yogyakarta menjadi Ibu Kota RI pada zaman revolusi, sejak 4 Januari 1946 sampai pengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949. 

Dari sekitar 250 Daerah Swapraja yaitu kerajaan dan daerah atau desa yang otonom, hanya Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman saja yang menyatakan diri bergabung dengan RI dan akhirnya menjadi DIY.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan demikian, lahirlah DIY sesuai ketentuan Pasal 18 UUD 1945. Isinya, Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya yang ditetapkan dengan Undang-Undang di kemudian hari adalah dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan Negara dan hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.

Alasan Yogyakarta Bergabung RI

Keputusan untuk bergabung dengan RI, juga tidak didasari pada perhitungan untung rugi secara bisnis. Saat itu, yang ada pada pemikiran Sri Sultan dan Sri Paduka ialah kemerdekaan memang telah begitu dicita-citakan. Sedangkan kemerdekaan itu merupakan kepentingan bangsa yang besar, bukan kepentingan daerah-daerah. Pandangan kebangsaan ini sudah tertanam sejak 1908. 

Yogyakarta menjadi tuan rumah berbagai kongres, mulai Kongres Pertama Boedi Oetomo pada 3-5 Oktober 1908 hingga Kongres Perempuan Indonesia pada 22 Desember 1928. Keseluruhan prosesnya berjalan seperti air mengalir,, tidak pernah dipaksa-paksa, tetapi juga tidak begitu saja terjadi dalam waktu singkat. 

Proses itu berjalan di dalam suasana gejolak peperangan dan perjuangan yang hebat dalam revolusi Indonesia. Bergabungnya Yogyakarta dengan RI, bukan sekadar kebetulan, tetapi juga tidak direncanakan. Tetapi penggabungan itu terjadi karena naluri perjuangan didasari semangat kebangsaan yang begitu kuat dan diridhoi Allah SWT.

Sri Sultan HB IX naik tahta Kasultanan menggantikan Sri Sultan HB VIII pada 18 Maret 1940. Sri Paduka Paku Alam VIII menggantikan Sri Paduka Paku Alam VII pada 13 April 1937. Kedua kerajaan ini pada hakikatnya mempunyai hak mengatur rumah tangga sendiri meskipun kerajaan Mataram sudah terpecah menjadi 4, namun masing-masing memiliki hak otonom sebagai kerajaan dan pemerintahan yang setengah merdeka karena Pemerintah Penjajahan Belanda masih mempunyai kekuasaan.

Kontrak Politik Kasultanan dan Pakualaman dengan Belanda

Sejak pecahnya kerajaan Mataram pada 1755, semua pimpinan pemerintahan baik Sultan, Sunan maupun Adipati di Mangkunegaran dan Pakualaman diwajibkan menandatangani kontrak politik dengan Belanda. Kontrak politik Kasultanan yang terakhir diundangkan dalam Staatsblad (Stb) 1941 Nomor 47, sedangkan Kadipaten Pakualaman pada Stb.1941 nomor 577.

Bergabungnya Kadipaten Pakualaman dengan Kasultanan, ternyata juga berproses terus sejak sebelum sampai sesudah zaman kemerdekaan. Kadipaten Adikarto, kotanya di Wates, Kabupaten Kulonprogo wilayah Kasultanan waktu kotanya di Sentolo. Usai bergabung menjadi satu, nama wilayahnya menjadi Kulonprogo sedangkan ibu kotanya Wates sehingga betul-betul menjadi senyawa.

Begitupun bergabungnya Yogyakarta yang terdiri dari Kasultanan dan Pakualaman dengan pihak RI juga terjadi persenyawaan tersebut. Yogyakarta menjadi Daerah Istimewa di dalam NKRI, sedangkan Pemerintah RI telah memanfaatkan sebagai Yogyakarta sebagai modal pertama dengan Pemerintah Daerah yang sudah tertata dan teratur, berjalan baik sejak sebelum lahirnya RI itu sendiri. Sehingga pada waktu pusat Pemerintahan RI ada di Yogyakarta pada zaman revolusi, telah dapat berbuat banyak. 

Pilihan Editor: Rekomendasi 5 Kafe Tempat Kongko Anak Muda di Yogyakarta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

12 menit lalu

Sejumlah karya seniman difabel dari berbagai provinsi di Indonesia ditampilkan dalam pameran bertajuk Jumangkah di Taman Budaya Yogyakarta 14-22 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Menengok Pameran Karya Seniman Difabel di Taman Budaya Yogyakarta

Suluh Sumurup Art Festival 2024 dengan tema Jumangkah ini wujud ruang inklusi bagi difabel untuk bergerak melalui seni rupa.


Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

9 jam lalu

Kericuhan mewarnai konvoi kelulusan pelajar di Kota Yogyakarta Senin (13/5). Dok.istimewa
Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

Aksi ricuh pelajar yang masih berseragam sekolah itu membuat lalu lintas di sejumlah Kota Yogyakarta tersendat.


Sandiaga Uno Kurasi UMKM untuk Isi Galeri di IKN saat HUT Kemerdekaan RI

11 jam lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengunjungi sentra Tenun dalam Festival Rimpu Mantika Sabtu 27 Apri 2024.
Sandiaga Uno Kurasi UMKM untuk Isi Galeri di IKN saat HUT Kemerdekaan RI

Menteri parekraf Sandiaga Uno tengah menyiapkan UMKM yang akan mengisi acara HUT Kemerdekaan RI Agustus mendatang


Pertengahan 2024, Kebun Binatang Gembira Loka Datangkan Tiga Singa Afrika

19 jam lalu

Pengunjung Kebun Binatang Gembira Loka melihat koleksi satwa di Zona Cakar yang baru dibuka. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Pertengahan 2024, Kebun Binatang Gembira Loka Datangkan Tiga Singa Afrika

Setelah mendatangkan dua pasang Hyena Tutul dari Afrika pada Februari 2024 lalu, pada bulan depan atau Juni, Gembira Loka mendatangkan singa Afrika.


Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

20 jam lalu

Wisatawan menaiki jip lava tour di Kali Kuning, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 25 Desember 2023. Wisata lava tour yang menawarkan berkendara menaiki mobil jip menyusuri lereng Gunung Merapi melihat sisa erupsi tahun 2010 tersebut ramai dikunjungi wisatawan saat libur Natal 2023. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyasyah
Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

BMKG Yogyakarta memperkirakan cuaca di sebagian wilayah DIY periode 12 - 14 Mei 2024 akan diguyur hujan, meski Mei ini masuk musim kemarau.


Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

1 hari lalu

Potongan video viral saat wisatawan yang sedang berwisata ke Yogya dihadang debt collector karena dituduh menunggak cicilan mobilnya. Dok.istimewa
Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

Para penagih pun telah meminta maaf kepada wisatawan Yogyakarta itu karena salah sasaran, melalui sambungan aplikasi video.


Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

2 hari lalu

Para calon jemaah haji dari wilayah Jateng dan DIY mulai masuk ke Asrama Haji Donohudan Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu, 11 Mei 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

Calon jemaah haji dari berbagai kota/kabupaten Jateng dan DIY mulai masuk ke Asrama Haji Donohudan Boyolali, Sabtu, 11 Mei 2024


Profil Teguh Karya, Maestro Perfilman Indonesia dan Pendiri Teater Populer Pernah Kerja di Hotel Indonesia

2 hari lalu

Teguh Karya
Profil Teguh Karya, Maestro Perfilman Indonesia dan Pendiri Teater Populer Pernah Kerja di Hotel Indonesia

Dunia film dan teater Indonesia akan selalu mengenang jasa pendiri Teater Populer, Teguh Karya. Berikut profilnya.


Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

3 hari lalu

Adik kandung presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo meresmikan perusahaan produksi solder dari timah di Kawasan Industri Tunas Prima Kabil, Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Jumat, 10 Mei 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

Adik kandung presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, meresmikan perusahaan produksi solder dari timah di Kota Batam.


Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

3 hari lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

Sejumlah nama anak muda mendulang suara yang cukup besar dalam survei untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta.