TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejak pertengahan April hingga Mei ini, wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) makin jarang hujan dan cuaca ekstrem. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY juga menyatakan bahwa status siaga darurat bencana hidrometeorologi di DIY telah berakhir per 30 April 2024 dan tidak diperpanjang. Ini pertanda bahwa kemarau telah dimulai pada Mei ini.
Meski demikian, Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mendeteksi sejumlah daerah di provinsi ini akan masih tetap diguyur hujan pada masa kemarau ini berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini.
Mana saja daerah di Yogya yang diprediksi masih diguyur hujan Mei ini?
Tiga daerah yang diguyur hujan
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono menuturkan berdasar hasil analisis profil vertikal kelembapan udara di Yogyakarta per 11 Mei, diketahui intensitasnya antara 60 – 90 persen atau cukup basah.
"Kondisi kelembapan udara itu memungkinkan terjadi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY bagian utara pada siang hingga sore hari," kata Warjono pada Ahad, 12 Mei 2024.
BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta pun memperkirakan cuaca di sebagian wilayah DIY periode 12 – 14 Mei 2024 akan diguyur hujan
"Daerah yang berpotensi diguyur hujan tiga hari ke depan antara lain Kabupaten Sleman bagian utara, Gunungkidul bagian utara dan timur, dan Kabupaten Kulon Progo bagian utara," kata dia.
Warjono menuturkan, dinamika atmosfer yang memicu pertumbuhan awan hujan pada musim kemarau ini dipicu sejumlah faktor.
"Teridentifikasi adanya daerah perlambatan kecepatan angin yang terpantau memanjang dari Samudra Hindia barat, Sumatra Barat hingga barat Aceh, Selat Malaka hingga Laut Andaman," kata dia.
Ia menambahkan, saat ini suhu muka laut baik dalam skala harian maupun mingguan di Laut Jawa terpantau hangat sebesar 29-30 derajat Celcius. Serta munculnya anomali suhu muka laut yang terpantau hangat sebesar 1.0 – 2.8 derajat Celcius sehingga menambah potensi penguapan atau kandungan uap air dalam atmosfer.
Tinggi gelombang perairan Yogyakarta
BMKG Yogyakarta mengingatkan, meski prakiraan tinggi gelombang laut di perairan Yogyakarta berkisar antara 1,25 - 2,5 meter atau kategori sedang, wisatawan dan nelayan tetap perlu berhati hati karena bisa berubah setiap saat.
Akhir pekan ini, pada Jumat 10 Mei 2024, perahu jukung milik nelayan sempat terhantam ombak di tebing Turi, Tileng, Girisubo, Gunungkidul. Akibatnya tiga nelayan yang berada di perahu itu sempat terombang ambing di lautan.
Terjangan gelombang itu membuat kondisi perahu nelayan itu terendam air. Para nelayan pun bergegas meninggalkan perahu yang terendam itu. Mereka berenang menggunakan benda yang bisa mengapung.
Beruntung kejadian itu diketahui nelayan lain yang akhirnya menghubungi tim penyelamat dari Search and Rescue (SAR) Pantai Sadeng. Tim penyelamat pun datang dan akhirnya bisa mengevakuasi ketiga nelayan itu dan membawa ke Dermaga Pantai Sadeng Gunungkidul Yogyakarta.
PRIBADI WICAKSONO
Pilihan Editor: Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana