TEMPO.CO, Jakarta - Hari libur menjadi hari yang dinantikan oleh hampir seluruh pekerja dan pelajar. Pasalnya, kegiatan belajar mengajar di sekolah dan beberapa pekerjaan dihentikan sementara selama penanggalan merah kalender. Biasanya, pemerintah Indonesia menetapkan jadwal libur dan cuti bersama sebelum pergantian tahun. Lantas, tanggal 19 Juli 2023 libur apa?
Tanggal 19 Juli 2023 Libur Apa?
Sebagaimana Surat Keputusan Bersama (SKB) No. 1006 Tahun 2022, No. 3 Tahun 2022, dan No. 3 Tahun 2022 yang ditandatangani Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Menteri Agama (Menag), serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB), terdapat 16 hari libur nasional dan delapan hari cuti bersama 2023.
Pada 19 Juli 2023 bertepatan dengan tahun baru Islam 1445 Hijriah, sehingga masuk dalam penanggalan merah. Ketetapan tersebut juga tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 24 Tahun 1953. Tahun Baru Islam sendiri jatuh pada setiap 1 Muharam kalender Hijriah. Meski begitu, penentuan waktunya berbeda-beda di setiap negara menyesuaikan peredaran bulan.
Berdasarkan beleid yang diteken oleh Wakil Presiden RI pertama Mohammad Hatta, pada 5 Februari 1953 itu, hari-hari yang disebut hari libur, yaitu Tahun Baru 1 Januari, Proklamasi Kemerdekaan atau Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia, Nuzulul Quran, Isra Miraj Nabi Muhammad, Idulfitri, Iduladha, 1 Muharram (Tahun Baru Islam), Maulid Nabi Muhammad, Wafat Isa Al-Masih, Natal, dan 1 Mei (Hari Buruh).
Adapun jumlah hari libur selama Juli 2023 hanya satu, yaitu pada 19 Juli 2023 sebagai tahun baru Islam. Sedangkan di tingkat internasional, 19 Juli 2023 menjadi momen peringatan Hari Daiquiri Nasional, Hari Hot Dog Nasional di Amerika Serikat, Hari Profesional Keselamatan Petugas Penerbangan, Hari Retainer Internasional, hari Martir di Myanmar, Hari Barbara Nasional, Hari Flitch Nasional, Hari Football Nasional, dan Hari Revolusi Sandinista.
Sejarah Tahun Baru Islam
Penetapan awal tahun baru Islam merujuk pada peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Mekah ke Madinah pada 622 Masehi. Kemudian, momen bersejarah berpindahnya Nabi Muhammad tersebut disepakati sebagai hari pertama kalender Hijriah, yaitu 1 Muharram.
Dilansir dari situs resmi Al Ain University, penetapan sistem penanggalan Islam diawali oleh diskusi yang diadakan Umar bin Khatab dan para sahabat. Dalam menentukan awal tahun, beberapa sahabat menyarankan hari kelahiran Rasulullah SAW. Tidak sedikit pula yang mengusulkan waktu meninggalnya beliau. Namun, mayoritas suara memilih waktu hijrahnya utusan Allah SWT itu.
Lalu, musyawarah dilanjutkan untuk menentukan awal bulan kalender Islam. Para sahabat sepakat untuk menjatuhkan pilihan pada bulan Muharam. Dalam bahasa Arab, arti Muharam sendiri adalah bulan yang disucikan. Maka dari itu, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan sahabat lainnya memutuskan tahun baru Islam pada 1 Muharam.
Amalan Bulan Muharram
Dinukil dari laman Nahdlatul Ulama (NU), keutamaan Muharam sebaiknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Adapun jenis amalan yang lebih baik ditingkatkan selama bulan pertama tahun baru Islam menurut para ulama adalah sebagai berikut.
- Melaksanakan salat sunah.
- Berpuasa.
- Menyambung silaturahim.
- Bersedekah.
- Memakai celak mata.
- Mandiri.
- Berziarah ke makam atau mendatangi ulama (baik yang meninggal atau hidup).
- Menjenguk orang sakit.
- Memotong kuku.
- Menambah nafkah kepada keluarga.
- Mengusap kepala anak yatim.
- Membaca al Ikhlas sebanyak seribu kali selama bulan Muharam, awal tahun baru Islam.
Pilihan editor: Film Pesantren Masih Bisa Ditonton saat Libur Tahun Baru Islam 1445 H
MELYNDA DWI PUSPITA