Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Walking Through a Songline, Pameran Seni tentang Suku Aborigin di Museum Sejarah Jakarta

image-gnews
Walking Through Songline, pameran seni imersif suku Aborigin. Tempo/Arimbihp
Walking Through Songline, pameran seni imersif suku Aborigin. Tempo/Arimbihp
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Australia di Jakarta menggelar pameran seni instalasi digital dengan menghadirkan pengalaman imersif, bertajuk 'Walking Through a Songline'. Kegiatan pameran digelar di Museum Sejarah Jakarta, mulai 4 hingga 23 Juli 2023 dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Pameran tersebut digelar sebagai bagian dari perayaan Pekan National Aborigines and Islanders Day Observance Committee (NAIDOC) (Komite Nasional Hari Aborigin dan Kepulauan) 2023.  

Pekan NAIDOC merupakan perayaan tahunan yang diadakan di Australia setiap Juli. Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM menuturkan, acara tersebut bertujuan untuk memperingati sejarah, budaya, dan pencapaian penduduk asli Australia: Suku Aborigin dan Selat Torres. "Pekan NAIDOC adalah kesempatan bagi kita untuk mempelajari budaya dan warisan penduduk asli Australia, yang merupakan budaya tertua dan berkelanjutan di dunia," kata dia, Rabu 5 Juli 2023.

Pameran Seni Kurasi Museum Nasional Australia

Penny menuturkan, pameran 'Walking Through a Songline' merupakan hasil kurasi dari Museum Nasional Australia bekerja sama dengan Mosster Studio. "Pameran ini juga menjadi bagian dari pertunjukan internasional yang telah diakui, yaitu 'Songlines: Tracking the Seven Sisters'," ujarnya,

Menurut Penny, pameran tersebut menceritakan budaya penduduk asli Australia terhadap kepercayaan akan adanya roh leluhur yang menciptakan tanah dan segala isinya. "Konsep Songlines atau jalur Dreaming, digunakan untuk memetakan rute yang diambil oleh roh leluhur saat mereka melakukan perjalanan melintasi daratan," tuturnya.

Pengunjung yang menyaksikan Walking Through a Songline. Tempo/Arimbihp

Tak hanya itu, menurut Penny, pameran seni 'Walking Through a Songline' juga mengajak para pengunjung untuk mengalami perjalanan multisensori dari penduduk asli Australia atas sejarah, budaya dan pencapaian mereka di masa lampau. Penny menuturkan, lewat pameran tersebut, para pengunjung memiliki kesempatan unik untuk memperdalam pengetahuan kuno melalui penggunaan teknologi modern.

Ada Masterclass tentang Manajemen Museum

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain di Museum Nasional Australia, Penny mengatakan, pihaknya juga akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan masterclass tentang manajemen museum. "Acara tersebut akan diadakan di Jakarta, Yogyakarta, Makassar, dan Surabaya. Dalam program ini, para pakar dari Museum Nasional Australia akan berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan rekan-rekan museum Indonesia," kata Penny.

Bukan hanya di Jakarta, kata Penny, Walking Through a Songline juga akan diadakan di Surabaya, Makassar, dan Bali. "Harapannya akan lebih banyak masyarakat di Indonesia dapat menikmati dan menghargai kekayaan budaya Aborigin yang luar biasa dan ikut menapak tilas perjuangan serta pencapaian mereka di masa lampau," tuturnya.

Pilihan Editor: Gudangnya Museum, Yogyakarta Masih Butuh Satu Museum Khusus Simpan Karya Seni


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tubuh Antroposen dan Alam Rusak di Pameran Tunggal Seni Instalasi Asmudjo Jono Irianto

19 hari lalu

Pameran seni instalasi berjudul Tubuh Antroposen karya Asmudjo Jono Irianto di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space, 5 Juli-18 Agustus 2024. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Tubuh Antroposen dan Alam Rusak di Pameran Tunggal Seni Instalasi Asmudjo Jono Irianto

Pameran tunggal karya Asmudjo Jono Irianto ini menggambarkan patung-patung sebagai kesatuan yang mengusung tema antroposen.


Kedubes Australia Gelar Festival Barbeku untuk Rayakan 75 Tahun Diplomasi dengan RI

34 hari lalu

Pemenang MasterChef Australia 2023 Brent Draper melakukan demonstrasi masak di acara Taste of Australia 2024, perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Australia-Indonesia yang digelar di Jakarta Pusat, Sabtu, 22 Juni 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Kedubes Australia Gelar Festival Barbeku untuk Rayakan 75 Tahun Diplomasi dengan RI

Brent Draper, pemenang MasterChef Australia 2023, turut meramaikan festival barbeku di Jakarta dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Australia-Indonesia.


Museum of Ice Cream Menghidupkan Kembali Jiwa Anak-anak dengan Ice Cream

18 Mei 2024

Museum of ice cream di Singapura. Dok.MOIC Sg
Museum of Ice Cream Menghidupkan Kembali Jiwa Anak-anak dengan Ice Cream

Museum of Ice Cream bernuansa pink cerah sehingga memberikan sedikit warna dan kesenangan tersendiri bagi yang mengunjunginya.


75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

8 Mei 2024

Acara
75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

Dalam rangka memperingati 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia mengadakan acara acara "#AussieBanget University Roadshow" di ITB


Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

4 Mei 2024

Tanaman herbal yang tumbuh di sekitar Galeri Dale Tilbrook di Mandoon Estate-Swan Valley, Australia Barat. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.


Kisah Meriam Si Jagur yang Direbut Belanda dari Portugis, Kini Dipajang di Kota Tua Jakarta

4 April 2024

Meriam Si Jagur di Kota Tua, Rabu, 2 April 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Kisah Meriam Si Jagur yang Direbut Belanda dari Portugis, Kini Dipajang di Kota Tua Jakarta

Dulu, meriam Si Jagur diletakkan di benteng Portugis di Melaka untuk memperkuat pertahanan mereka di sana.


Warga Australia Unjuk Rasa untuk Dukung Suku Aborigin

27 Januari 2024

Bendera Australia. shutterstock.com
Warga Australia Unjuk Rasa untuk Dukung Suku Aborigin

Ribuan warga Australia memprotes Hari Australia dengan menggelar unjuk rasa "Hari Penjajahan" untuk mendukung penduduk asli.


Mengenal Walabi, Mamalia Endemik Khas dari Papua yang Terancam Punah

12 Januari 2024

Seekor walabi memakan wartel yang disebar oleh petugas Staf Taman Nasional dan Layanan Margasatwa NSW dari atas helikopter di sekitar Taman Nasional Wollemi dan Yengo, yang terdampak kebakaran hutan di New South Wales, Australia, 11 Januari 2020. NSW DPIE Environment, Energy and Science/Handout via REUTERS
Mengenal Walabi, Mamalia Endemik Khas dari Papua yang Terancam Punah

Papua memiliki kanguru asli Papua yang keberadaannya sudah terancam punah. Orang Papua menyebutnya "saham", kita mengenal dengan sebutan walabi.


Masyarakat Banjiri Kawasan Kota Tua Jakarta, Nikmati Libur Tahun Baru

1 Januari 2024

Kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat ramai pengunjung saat libur Natal dan tahun baru, Senin, 25 Desember 2023. Tempo/Novali Panji
Masyarakat Banjiri Kawasan Kota Tua Jakarta, Nikmati Libur Tahun Baru

Museum Sejarah Jakarta dan Museum Bank Indonesia menjadi tujuan pengunjung yang menikmati libur tahun baru di kawasan Kota Tua Jakarta.


Libur Natal dan Tahun Baru, 12 Museum di Jakarta Tutup

25 Desember 2023

Suasana wisata Taman Prasasti, Jakarta Pusat, 28 Juni 2017. TEMPO/INGE KLARA
Libur Natal dan Tahun Baru, 12 Museum di Jakarta Tutup

Sebanyak 12 museum yang dikelola Dinas Kebudayaan DKI Jakarta tutup sementara dalam rangka libur hari Natal dan tahun baru atau Nataru.