Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyambangi Makam Johannes van der Steur, Tokoh Kemanusiaan di Zaman Kolonial di Magelang

image-gnews
Pemakaman Johannes Van Der Steur, tokoh kemanusiaan di Magelang. Tempo/Arimbihp
Pemakaman Johannes Van Der Steur, tokoh kemanusiaan di Magelang. Tempo/Arimbihp
Iklan

Panti Asuhan Pa Johanes Van der Steur

Pemakaman anak-anak panti Johannes Van Der Steur. Tempo/Arimbihp

Gusta menjelaskan, saat pergundikan mulai melandai, balada anak kolong belum usai. Pada masa itu juga, Johannes van der Steur berjumpa dengan seorang serdadu mabuk pada April 1893 yang menantangnya untuk merawat empat orang anak terlantar di rumahnya. Ayah mereka yang berdarah Italia mati dan ibu hidup dengan memprihatinkan. "Tidak lama kemudian 2 orang anak terlantar dan kelaparan datang kepadanya meminta untuk dirawat," tutur Gusta mengisahkan. 

Tak hanya itu, Gusta menceritakan, ada juga seorang anak yang ditinggal ibunya pergi dengan serdadu lain ketika ayahnya sedang sekarat di rumah sakit. Sejak saat itu, ia kemudian mendapat panggilan baru, "Pa". Panggilan ini dilekatkan di namanya sehingga ia lebih dikenal dengan Pa van der Steur. 

Tahun pertama adalah tahun tersulit Pa van der Steur karena ia harus mengasuh anak - anak dengan biaya sendiri. Sejak 1892 - 1896, Johannes membiayai seluruh operasional Militair Tehuis dan Panti Asuhan. 

Seiring berjalannya waktu, melihat kondisi Johannes van der Steur yang mulai terseok-seok merawat anak-anak, pada 1893 adiknya, Sara Maria van der Steur datang untuk membantu. Kemudian, datang bantuan lain pada 1897 saat Pemerintah Hindia Belanda memberikan subsidi sebesar f100/bulan serta Residen Kedu Bruyn Prince memberikan sumbangan f1000 untuk operasional. Pada 1898 Panti Asuhan & Militair Tehuis pindah ke Pastorie-laan di Magelang agar bisa menampung lebih banyak anak.

Pada 1898 Johannes van de Steur diangkat menjadi anggota Orde van den Nederlandsche Leew dan Predikan dari Protestantch Kerkbestuur in Indie sehingga mendapat gaji f200/tahun & f150/bulan. Tahun 1903, Pa pulang ke Belanda meninggalkan 350 anak asuhnya karena sakit. Selama di Belanda, ia melobi banyak politisi, pejabat dan organisasi sehingga ketika pulang ke Hindia dana sebesar kurang lebih f 30.000 berhasil terkumpul dan digunakan untuk membangun dan memperluas panti asuhan.  

Pada 1907, Johannes van de Steur menikah dengan Anna Maria Zwager (Moe) yang dipanggil "Ma". Selama berkarya di Magelang dari 1893 hingga ia meninggal pada 16 September 1945, Pa Johannes van der Steur telah merawat tidak kurang 7.000 anak yatim piatu dan terlantar dari berbagai kalangan.

Para Steurtjes atau eks penghuni panti, bukan hanya merawat dan membesarkan, tapi juga mendidik serta memberi bekal untuk mereka hidup ketika sudah keluar dari panti. Banyak anak - anak didik Papa Johannes yang disekolahkan di berbagai jenis sekolah baik di dalam maupun luar Magelang bahkan sampai ke negeri Belanda. 

Hingga akhir hayatnya di Magelang, Johannes Van de Steur dikenang sebagai tokoh kemanusiaan yang hadir di tengah penjajahan kolonial. Kepergian Johannes hingga pemakamannya di Magelang juga dihadiri ribuan masyarakat dari berbagai etnis.

Makam Johannes Van De Steur juga pernah mengalami dua kali pemugaran yang dilakukan Pemerintah Hindia Belanda dan komunitas pegiat sejarah Kota Toewa Magelang yang digawangi Bagus Priyatna. Setiap tahun di hari ulang tahun Johannes Van De Steur, Bagus juga selalu melakukan pengecatan pada makam dan menggelar pameran. "Saat ini, kompleks pemakaman Johannes Van De Steur masih dalam upaya pengajuan untuk dijadikan Cagar Budaya," ucapnya.

Pilihan Editor: Mengenal Ngaben, Tradisi Pembakaran Mayat di Bali, Begini Urutannya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perayaan Waisak di Candi Borobudur Diprediksi Dihadiri 50.000 Pengunjung

7 hari lalu

Bhikhu berdoa bersama saat perayaan hari raya Magha Puja 2024 di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu 8 Maret 2024. Hari raya Magha Puja diperingati setiap bulan purnama di bulan ketiga kalender Buddha untuk mengenang Sang Buddha saat membabarkan Dharma pentingnya umat menghindari perbuatan jahat, menambah kebajikan, kesucian hati dan pikiran. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Perayaan Waisak di Candi Borobudur Diprediksi Dihadiri 50.000 Pengunjung

Perayaan Waisak di Candi Borobudur bukan sekadar wisata, melainkan mengutamakan kesakralan ibadah.


Balon Udara Jatuh di Magelang, Rusak Lima Rumah dan Satu Mobil

33 hari lalu

Sebuah mobil rusak ringan akibat balon udara jatuh di Mungkid, Kabupaten Magelang. ANTARA/Heru Suyitno
Balon Udara Jatuh di Magelang, Rusak Lima Rumah dan Satu Mobil

Sebuah balon udara jatuh di Perumahan Pesona Kota Mungkid, Kabupaten Magelang. Kejadian ini merusak lima rumah warga dan satu unit mobil.


Menengok Jalur Trem yang Tersisa di Kota Tua Jakarta

41 hari lalu

Jalur trem yang pernah digunakan di Jakarta dari zaman Hindia Belanda hingga awal masa kemerdekaan Indonesia yang terdapat di Kota Tua, Jakarta Barat. (TEMPO/Mila Novita)
Menengok Jalur Trem yang Tersisa di Kota Tua Jakarta

Trem merupakan salah satu transportasi yang digunakan pada zaman Hindia Belanda. Ada monumen jalur trem yang bisa dilihat di Kota Tua Jakarta.


Menelusuri Kronik Kota Sukabumi Sedari Era Hindia Belanda

44 hari lalu

Deretan rumah di sekitar Stasiun Batu Tulis, Kota Bogor, yang akan terdampak pembangunan rel ganda Bogor-Sukabumi, Jumat 8 November 2019. TEMPO/M.A MURTADHO
Menelusuri Kronik Kota Sukabumi Sedari Era Hindia Belanda

Meskipun berada di kaki gunung, letak Kota Sukabumi cukup strategis karena berada alur lintasan Ibukota Provinsi Jawa Barat dengan Ibukota Jakarta.


Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

44 hari lalu

Wahana bianglala di Alun-alun Batu Kota Malang pada malam hari, Senin, 15 Juli 2019. TEMPO/Abdi Purmono
Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

Seperti kebanyakan kota di Indonesia, Kota Malang mengalami pertumbuhan dan perkembangan setelah kedatangan pemerintah kolonial Belanda.


Kisah Tradisi Rampogan Macan yang Diduga Jadi Penyebab Punahnya Harimau Jawa

44 hari lalu

Dua harimau sedang mengangkat diri kesalah satu pundak pawang saat tampil di Taman Safari, Bogor, Jawa Barat, 2 Mei 2015. Pada liburan panjang dimanfaatkan warga untuk mengunjungi Taman Safari Indonesia. Foto: Lazyra Amadea Hidayat
Kisah Tradisi Rampogan Macan yang Diduga Jadi Penyebab Punahnya Harimau Jawa

Tradisi ini dilarang oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1905 karena menjadi salah satu penyebab punahnya harimau Jawa.


194 Tahun Lalu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ini Kilas Peristiwanya

48 hari lalu

Pangeran Diponegoro. ikpni.or.id
194 Tahun Lalu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ini Kilas Peristiwanya

Pangeran Diponegoro ketika itu bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya yang tersisa dibebaskan.


Ini Destinasi Wisata Menarik Searah Perjalanan Menuju Yogyakarta

50 hari lalu

Pantai Dewa Ruci Jatimalang Purworejo. Dok.  Pemkab Purworejo
Ini Destinasi Wisata Menarik Searah Perjalanan Menuju Yogyakarta

Libur lebaran di Yogyakarta, ada banyak destinasi wisata yang searah kota Pelajar itu


Adik Habib Hasan bin Jafar Assegaf Ungkap Alasan Almarhum Dimakamkan di Kaki Pusara Ibunda

14 Maret 2024

Habib Hasan bin Ja'far Assegaf. Instagram
Adik Habib Hasan bin Jafar Assegaf Ungkap Alasan Almarhum Dimakamkan di Kaki Pusara Ibunda

Habib Abdullah adik kandung Habib Hasan bin Jafar Assegaf ungkap alasan almarhum dimakamkan di kaki pusara ibundanya di komplek Masjid.


6 Fakta Menarik Gunung Andong, Tiket Murah dan Pemandangannya Indah

2 Maret 2024

Bagi pendaki pemula, bisa memilih Gunung Andong untuk melakukan pendakian. Tingginya sekitar 1.726 mdpl. Ini fakta menarik Gunung Andong. Foto: Canva
6 Fakta Menarik Gunung Andong, Tiket Murah dan Pemandangannya Indah

Bagi pendaki pemula, bisa memilih Gunung Andong untuk melakukan pendakian. Tingginya sekitar 1.726 mdpl. Ini fakta menarik Gunung Andong.