TEMPO.CO, Magelang - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan sarana hunian tetap atau Sarhunta Homestay kawasan wisata Borobudur untuk menyambut Piala Dunia U-17 di Indonesia pada 10 November hingga Desember 2023.
"Kami juga menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk pembangunan Sarhunta sekaligus pelatihan pengelola homestay," kata Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa III Salahudin Rasyidi di Desa Wanurejo, Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat 7 Juli 2023.
Rasyidi menuturkan, para pemilik homestay nantinya akan mendapatkan pelatihan dalam mengelola fasilitas penginapan yang mereka miliki agar sesuai standar yang harus dipenuhi.
Menurut dia, pembangunan Sarhunta Homestay penting guna meningkatkan nilai ekonomi dan pariwisata menjelang Piala Dunia U-17. "Hal ini merupakan upaya dalam menyiapkan masyarakat yang sudah dibantu dengan infrastruktur fisik oleh Kementerian PUPR," kata Salahuddin.
Dalam mengelola usahanya, pemilik homestay juga memiliki komunitas dan kelompok, bahkan ada juga yang dikelola bersama-sama dengan Balai Ekonomi Desa. "Jadi, saat memberikan pelatihan kami bisa melakukannya bersama-sama, sudah ada paguyubannya," tuturnya.
Kepada Tempo, Salahudin menuturkan, PUPR juga mencatat 439 unit rumah yang bukan berkategori homestay di kawasan Borobudur. "Nantinya rumah-rumah tersebut akan ditata agar memiliki ciri khas sehingga bisa masuk ke standar penginapan wisata," ujarnya.
Dari jumlah tersebut, hingga hari ini, berdasarkan data PUPR terdapat 382 sarhunta yang memiliki fungsi usaha baik sebagai homestay, kafe, maupun galeri seni kerajinan di Borobudur.
Sementara itu, PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (TWC) menyatakan siap mengantisipasi lonjakan kunjungan sebagai dampak dari perhelatan Piala Dunia U-17.
"Kuncinya adalah cara mendistribusikan wisatawan yang sudah datang ke Borobudur namun tidak mendapatkan kesempatan untuk masuk ke candi karena adanya pembatasan," kata General Manager TWC Borobudur Jamaluddin Mawardi.
Jamaluddin menilai, wisata ke Borobudur harus memiliki paradigmanya yang berbeda dengan sebelumnya. "Dulu wisata ke Borobudur harus naik ke candinya namun sekarang pelan-pelan harus digeser yang mana berwisata ke Borobudur berarti ke kawasannya. Saya kira proses penyebarannya yang harus diantisipasi seandainya terjadi peningkatan kunjungan wisatawan karena adanya dampak Piala Dunia U-17," ujar Jamaluddin Mawardi
Pilihan editor: Naik ke Candi Borobudur Masih dibatasi 1.259 Pengunjung Per Hari, Tidak Ada Tiket Seharga 750 Ribu