Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Sejarah Festival Lopis, Ajang Silaturahmi dan Promosi Wisata

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid (berkaos putih/kanan) saat persiapan melakukan pemotongan lopis raksasa di Kelurahan Krapyak, kota Pekalongan, Sabtu 29 April 2023/ ANTARA
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid (berkaos putih/kanan) saat persiapan melakukan pemotongan lopis raksasa di Kelurahan Krapyak, kota Pekalongan, Sabtu 29 April 2023/ ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Kelurahan Krapyak, Kota Pekalongan, Jawa Tengah memiliki tradisi Syawalan yang unik, yaitu memotong lopis raksasa yang diselenggarakan sepekan setelah Lebaran atau tepatnya tanggal 8 Syawal. Kegiatan ini banyak disebut sebagai Festival Lopis. Pada Festival Lopis 2023 ini, ada dua lopis raksasa dengan berat 1.830 kilogram gram, berdiameter 250 sentimeter, dan tinggi 223 sentimeter yang dibuat oleh warga Krapyak Kidul Gang 8.

Demikian pula, warga Krapyak Lor Gang 1 juga tidak mau kalah untuk menyambut perayaan Syawalan 1444 Hijriah dengan membuat lopis berukuran 2.125 kilogram.

Antusias masyarakat, baik dari warga Kota Pekalongan maupun daerah lain, untuk berkunjung ke lokasi festival lopis raksasa di Kelurahan Krapyak sangat tinggi. Mereka datang untuk sekadar mencicipi makanan yang terbuat dari campuran beras ketan dan kelapa itu.

Lopis ini diyakini masyarakat sebagai simbol persatuan karena teksturnya yang lengket dan saling menyatu. Tidak sekadar menawarkan lopis saja, Warga Krapyak juga menyuguhkan sejumlah makanan ringan dan minuman secara gratis pada warga yang datang bertamu.

Syawalan yang jatuh pada 8 Syawal merupakan hari yang istimewa dan selalu ditunggu oleh warga. Pasalnya, hari itu merupakan hari berkumpulnya ribuan warga untuk bisa silaturahim dan saling berkunjung untuk menikmati segala hidangan yang disediakan secara gratis.

Hal paling menarik dalam pelaksanaan tradisi ini adalah dibuatnya lopis raksasa. Setelah acara doa bersama, lopis raksasa itu dipotong oleh kepala daerah untuk dibagikan kepada para pengunjung yang hadir di lokasi itu.

Para pengunjung biasanya berebut untuk mendapatkan lopis tersebut yang maksudnya untuk mendapat berkah. Namun demikian, para tokoh agama berpesan pada masyarakat agar tidak terjebak pada perilaku syirik.

Setelah pembagian lopis selesai, biasanya para pengunjung menghabiskan waktu hingga sore untuk berkunjung ke objek wisata terdekat, yaitu Pantai Slamaran Indah dan Pantai Pasir Kencana, untuk berlibur bersama keluarga sekadar menikmati kesegaran udara pantai atau menikmati meriahnya hiburan gratis yang telah dipersiapkan masyarakat Krapyak.

Tradisi Syawalan dengan penyelenggaraan pemotongan lopis raksasa ini menyedot ribuan orang, sehingga berdampak positif dengan sektor pariwisata.

Sejarah Tradisi Festival Lopis

Tradisi Syawalan dengan pembuatan lopis itu, sebagaimana dikatakan oleh tokoh masyarakat setempat KH Zaenuddin, orang yang pertama kali memelopori Syawalan adalah KH Abdullah Sirodj, ulama Krapyak yang masih keturunan Tumenggung Bahurekso (Senopati Mataram).

Pada awalnya KH Abdullah Sirodj rutin melaksanakan puasa Syawal. Puasa itu, kemudian diikuti oleh masyarakat sekitar Krapyak dan Pekalongan pada umumnya, sehingga meski hari raya Lebaran, mereka tidak bersilaturahmi untuk menghormati yang masih melanjutkan ibadah puasa Syawal.

Baru pada hari ke-8 Syawal, suasana Lebaran benar-benar terasa. 

KH Abdullah Sirodj memilih lopis sebagai simbol Syawalan di Pekalongan karena terbuat dari beras ketan yang memiliki daya rekat yang kuat, yang menyimbolkan persatuan.

Suatu ketika, Presiden Soekarno datang dalam rapat akbar di lapangan Kebon Rodjo Pekalongan (sekarang Monumen) pada tahun 1950 berpesan rakyat Pekalongan agar bersatu, seperti lopis, sehingga warga Krapyak setiap Syawalan selalu memotong lopis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal itu sebagai rasa syukur kepada Allah dan melaksanakan sunah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Adapun rasa syukur tersebut diwujudkan dalam bentuk jajanan berbentuk lopis yang memiliki filosofi lopis sangat religius, baik dari segi pemakaian bahan maupun dalam proses pembuatannya.

Proses memasak lopis raksasa membutuhkan waktu 4-5 hari dengan menggunakan dandang berukuran besar. Bahkan, untuk memindahkannya, harus memakai alat katrol.

Lopis ini terbuat dari bahan dasar ketan yang memiliki makna persatuan (kraket/erat) apabila sudah direbus, berwarna putih yang memiliki makna bersih atau suci (kembali fitri) dalam nuansa Lebaran.

Kemudian, bungkus lopis yang diambilkan dari daun pisang memiliki makna perlambang Islam dan kemakmuran. Bahwa Islam selalu menumbuhkan kebaikan dan menjaga karunia Tuhan.

Daun pisang yang digunakan tidak boleh terlalu tua ataupun terlalu muda karena akan berpengaruh pada cita rasa lopis tersebut.

Selain itu ikatan atau tali pembungkus lopis menggunakan serat pelepah pisang yang melambangkan kekuatan. Sesuatu yang sudah dicapai (kembali fitri) harus dijaga agar tidak luntur ataupun berkurang. Akan lebih baik jika semakin bertambah atau ditingkatkan.

Pengikat ini, juga sebagai simbol pengikat manusia untuk menjalin silaturahim antarmuslim.

Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid mengaku bersyukur pelaksanaan kegiatan tradisi potong lopis raksasa dapat berlangsung lebih ramai dan disambut antusias masyarakat seiring telah melandainya pandemi COVID-19.

Pemkot mengimbau warga jangan menjadikan tradisi pemotongan lopis ini untuk syirik. Tradisi lopisan ini sangat luar biasa membawa keberkahan dan kebahagiaan semua, terutama warga Krapyak sebagai tuan rumah, dengan dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang datang ke lokasi.

Tradisi pemotongan lopis yang sudah berlangsung lebih satu abad ini diharapkan dapat dikemas lebih meriah karena selain menjadi ajang bersilaturahmi juga menjadi aset kunjungan wisatawan.

Tentunya, tradisi Syawalan yang dipadukan dengan sektor pariwisata akan mendatangkan pendapatan asli daerah semakin meningkat.

Pilihan Editor: Budaya Pukul Manyapu di Maluku Harapannya Jadi Agenda Wisata Nasional

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Iuran Wisata untuk Siapa

3 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?


Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

7 hari lalu

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo. Foto : Dok/Andri
Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.


11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

10 hari lalu

Orang-orang berjalan di Lapangan Naqsh-e Jahan, setelah laporan serangan Israel ke Iran, di Provinsi Isfahan, Iran 19 April 2024. Rasoul Shojaie/IRNA/WANA
11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.


Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

14 hari lalu

Gunungan sayur-mayur dan ketupat menjadi bagian dari rangkaian acara Bakdo Sapi yang diadakan di Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 17 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

Tradisi Bakdo Sapi digelar di akhir perayaan Lebaran, bertepatan dengan kupatan atau syawalan


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

15 hari lalu

Pura Luhur Uluwatu, Bali. shutterstock.com
10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

Berikut ini Deretan daftar tempat wisata paling populer di Indonesia versi Tripadvisor, didominasi oleh objek wisata di Bali.


Deretan Destinasi Wisata Terfavorit di 3 Provinsi Selama Libur Lebaran, Apa Saja?

15 hari lalu

Bhikhu berdoa bersama saat perayaan hari raya Magha Puja 2024 di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu 8 Maret 2024. Hari raya Magha Puja diperingati setiap bulan purnama di bulan ketiga kalender Buddha untuk mengenang Sang Buddha saat membabarkan Dharma pentingnya umat menghindari perbuatan jahat, menambah kebajikan, kesucian hati dan pikiran. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Deretan Destinasi Wisata Terfavorit di 3 Provinsi Selama Libur Lebaran, Apa Saja?

Kemenparekraf mengungkap destinasi wisata favorit selama libur lebaran.


Lebaran Ketupat Digelar Esok di Cirebon, Salah Satunya di Pesantren Benda Kerep

16 hari lalu

Pesantren Benda Kerep adalah salah satu pesantren tua di Cirebon yang masih berdiri hingga kini.
Lebaran Ketupat Digelar Esok di Cirebon, Salah Satunya di Pesantren Benda Kerep

Lebaran ketupat digelar setelah dilakukan puasa 6 hari di bulan Syawal


Pengguna Commuter Line Tujuan Wisata Mendominasi di H+3 Lebaran, KAI Commuter Imbau Keamanan dan Kenyamanan

20 hari lalu

Sejumlah penumpang berdesakan di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline Jabodetabek di Stasiun KA Depok Baru, Depok, Jawa Barat, Senin, 24 April 2023. VP Corporate Secretary KAI Commuter Erni Sylviane Purba menyebutkan kepadatan penumpang KRL Jabodetabek sejak H+1 hingga H+2 Lebaran didominasi pengguna musiman yang memanfaatkan waktu liburnya untuk bersilaturahmi dengan kerabat ataupun berwisata ke sejumlah tempat di Jabodetabek, seperti Kota Tua, Monas, Kebun Raya Bogor, dan sejumlah obyek wisata lainnya. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Pengguna Commuter Line Tujuan Wisata Mendominasi di H+3 Lebaran, KAI Commuter Imbau Keamanan dan Kenyamanan

Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba berujar selama Lebaran volume pengguna commuter line Jabodetabok mendominasi, khususnya pada H+3 Lebaran.


Besok Kawasan Wisata Monas Gelar Special Show Lebaran, Hadirkan Musisi Hingga Komedian

20 hari lalu

Suasana wisata Monumen Nasional (Monas) pada Lebaran hari kedua, Jakarta, Kamis, 11 April 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Besok Kawasan Wisata Monas Gelar Special Show Lebaran, Hadirkan Musisi Hingga Komedian

Selama pekan lebaran khususnya tanggal 13 April 2024, Monas mengadakan special show bagi pengunjung, mulai dari aktor, musisi, dan komedian.