TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Maluku Murad Ismail meminta Dinas pariwisata (Dispar) terus promosikan budaya "Pukul Manyapu" atau pukul sapu lidi kepada dunia. Ia pun mengupayakan agar Pukul Manyapu bisa menjadi agenda wisata nasional. "Saya berharap seluruh pemangku kepentingan Dinas pariwisata Maluku untuk bersama-sama mempromosikan dan membudayakan pukul sapu ini menjadi agenda wisata nasional," kata Murad yang diwakili oleh Sekda Maluku Sadali Ie di Maluku tengah, Sabtu 29 April 2023.
Sadli mengatakan agenda budaya Pukul Manyapu yang rutin digelar setiap tahun di negeri (desa) Mamala dan Morela Maluku tersebut tak hanya atraksi belaka. Kegiatan itu mengandung nilai-nilai kebudayaan hingga sejarah yang kuat dan pelajaran berharga tentang sikap dan tanggung jawab. "Artinya setiap sikap dan perkataan kita harus dapat dipertanggungjawabkan, segala konsekuensi harus diterima dengan bijak," ujarnya.
Ia mengatakan pukul manyapu atau pukul sapu lidi sendiri merupakan aset pariwisata lokal yang tak dimiliki daerah lain. "Ke depan perlu didesain sedemikian rupa agar bisa dinikmati juga oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara," katanya. Pemerintah daerah itu pun meminta generasi muda setempat agar terus melestarikan budaya pukul manyapu tersebut.
Pejabat Bupati Maluku Tengah, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Maluku karena selalu menunjukkan komitmen dan kecintaan bagi masyarakat Maluku melalui dukungan yang sangat luar biasa, dalam mendorong dan memfasilitasi berbagai kegiatan ekonomi dan sosial budaya masyarakat Maluku. "Tradisi adat ini merupakan simbol persatuan dan kerjasama antar warga, serta merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah menjaga, melestarikan dan mewariskan tradisi pukul sapu lidi ini," kata dia menjelaskan.
Kedepan, acara pesta adat pukul sapu lidi dapat didesain dalam konsep kolaborasi antara Pemerintah Negeri Mamala, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Pusat, serta dukungan sektor swasta lainnya. Hal ini dilakukan agar nilai-nilai luhur representasi jiwa anak-anak negeri tersampaikan ke masyarakat sebagai kontribusi kepada bangsa dan negara.
Serta dapat menghadirkan pesta adat ini ke pentas budaya nasional bahkan regional dan global yang memiliki nilai ekonomis untuk dikelola secara profesional.
Pukul manyapu atau pukul sapu lidi sendiri biasa dipentaskan setiap tahunnya pada tujuh hari setelah Idul Fitri. Dalam pementasannya puluhan pemuda bertelanjang dada dan mengenakan pengikat kepala membawa segenggam penuh lidi tebal. Mereka saling berhadapan kemudian saling menyabetkan lidi tersebut ke badan hingga waktu yang ditentukan.
Pilihan Editor: Siti Fauziah: Budaya dan Kuliner Jawa Barat Sambut Delegasi Konferensi Internasional MPR
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.