Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Turis Asing Sebut Desa Sade Lombok Scamming Village, Ini Penjelasan Sandiaga Uno

Reporter

image-gnews
Desa Wisata Sade. wikipedia.org
Desa Wisata Sade. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang turis asing menggunggah video di TikTok yang menyebut bahwa desa wisata adat Sade di Lombok Nusa Tenggara Barat merupakan scamming village atau desa penipu. Hal itu diungkapkan dalam video setelah turis itu membeli suvenir dengan harga yang dinilai mahal di desa Sade.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menjelaskan bahwa hal tersebut tidak benar. Hal yang terjadi adalah kesalahan persepsi dan komunikasi.

"Sebelumnya yang terjadi adalah salah persepsi karena kedua pihak tidak berkomunikasi dengan baik dan lancar sehingga terjadi penggiringan opini terhadap Desa Wisata Sade yang dikesankan tidak memperlakukan wisatawan dengan baik," kata Sandiaga dalam keterangannya, Rabu, 21 Desember 2022.

Karena itu, Sandiaga mengatakan pihaknya akan memperkuat pelatihan dan pendampingan bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya di desa wisata. Dalam kasus ini, ia akan melibatkan Poltekpar (Politeknik Pariwisata) Lombok.

"Selain bahasa Inggris juga akan ada pendampingan terhadap produk ekraf (ekonomi kreatif) agar ada standardisasi kualitas dan juga harga dengan batasan-batasan harga produk ekraf yang layak dan pantas untuk daerah Lombok Tengah," kata Sandiaga.

Menurut Sandiaga, pada dasarnya Desa Wisata Sade adalah desa yang indah dengan kekuatan budaya dan ekonomi kreatif serta masyarakatnya. "Saya sudah beberapa kali ke sana dan kita akan terus lakukan pendampingan dan pelatihan termasuk peningkatan kemampuan bahasa Inggris masyarakat," ujarnya.

Klarifikasi

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Sade Ardinata Sanah mengatakan apa yang dipersepsikan turis itu sangat tidak benar mengingat masyarakat Desa Wisata Sade sudah sejak lama sangat terbuka terhadap wisatawan dan selalu berusaha menjadi tuan rumah yang baik. "Namun dengan segala keterbatasan, kami tidak bisa berkomunikasi dengan baik kepada wisatawan yang mencecar pertanyaan kepada warga lokal," kata dia.

Turis itu diketahui akan membeli suvenir seharga Rp 60 ribu, namun dinilai terlalu mahal. Ia menawar namun karena keterbatasan komunikasi tidak ditemukan kesepakatan harga. Ia akhirnya memberikan uangnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Persoalan itu hanyalah kesalahpahaman masalah harga, padahal harga suvenir itu tergantung dari kualitas kain tenun yang ditawarkan," kata Sanah.

Desa wisata Sade berbenah

Peristiwa itu cukup membuat desa wisata itu heboh. Namun desa adat bagi suku Sasak itu segera berbenah agar tetap bisa menyambut wisatawan domestik dan mancanegara dengan baik.

Sanah pun mengatakan kejadian itu akan menjadi pelajaran bagi mereka untuk berbenah. "Kami sudah mengidentifikasi apa yang menjadi kekurangan kami sehingga Insya Allah kami sudah mulai berbenah diri untuk menjadi lebih baik" kata dia.

Sanah mengatakan perajin yang sudah sepuh tak akan menjual suvenir lagi. "Mulai saat ini penjual suvenir di Desa Wisata Sade ini rata-rata usia produktif, kalau yang tua kita tidak berikan berjualan," kata dia.

Adapun kunjungan wisatawan di desa Sade saat ini masih tetap stabil atau tidak ada penurunan setelah ada peristiwa viralnya tuduhan scam itu. Dari data pengelola setempat, jumlah kunjungan wisatawan domestik mencapai 200 hingga 300 orang per hari. Sedangkan jumlah kunjungan wisatawan asing bisa mencapai 50 orang per hari.

Baca juga: Paresean, Tari Perang dari Desa Sade

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hati-hati Pakai Masker Mata saat Tidur di Pesawat, Bisa Ganggu Kesehatan Mata

56 menit lalu

Ilustrasi pemakaian penutup mata di pesawat. Shutterstock
Hati-hati Pakai Masker Mata saat Tidur di Pesawat, Bisa Ganggu Kesehatan Mata

Ahli mengingatkan agar hati-hati pakai masker penutup mata saat tidur di pesawat, serta cara memilih masker mata dan tips tidur di pesawat


Jepang Tunda Pembangunan Penghalang Gunung Fuji

2 jam lalu

Gunung Fuji Jepang (Pixabay)
Jepang Tunda Pembangunan Penghalang Gunung Fuji

Wisatawan memiliki waktu beberapa hari lagi untuk memotret Gunung Fuji di tempat yang populer setelah pembangunan penghalang ditunda


Libur Panjang di Batam, Wisatawan Diminta Selalu Pantau Update Cuaca BMKG

3 jam lalu

Cuaca mendung di jembatan Barelang, Kota Batam, Provinsi Kepri. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Libur Panjang di Batam, Wisatawan Diminta Selalu Pantau Update Cuaca BMKG

Pantauan Tempo, sudah hampir satu minggu belakangan cuaca di Kota Batam tak menentu


Polisi Tangkap 5 Orang Tersangka Pengedar Magic Mushroom di Gili Trawangan

22 jam lalu

Pihak kepolisian menunjukkan barang bukti
Polisi Tangkap 5 Orang Tersangka Pengedar Magic Mushroom di Gili Trawangan

Polisi menangkap lima orang tersangka pengedar magic mushroom yang disita dari salah satu bar di kawasan wisata Gili Trawangan.


Progres Pembangunan Sumbu Kebangsaaan IKN 98 Persen, Menteri PUPR: Bisa Digunakan Saat 17 Agustusan

3 hari lalu

Menteri PUPR Basuko Hadimuljono meninjau Galeri UMKM di kawasan Sumbu Kebangsaan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Selasa, 7 Mei 2024. TEMPO/Riri Rahayu.
Progres Pembangunan Sumbu Kebangsaaan IKN 98 Persen, Menteri PUPR: Bisa Digunakan Saat 17 Agustusan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau proyek pembangunan Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Selasa, 7 Mei 2024.


Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

3 hari lalu

Istana Versailles. Unsplash.com/Tharun Thejus
Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris


3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

4 hari lalu

Istana Gyeongbokgung di Korea Selatan. Unsplash.com/chanhee lee
3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023


Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

5 hari lalu

Sandra Dewi dan Harvey Moeis/Foto: Instagram/Sandra Dewi
Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

Kuasa hukum Harvey Moeis dan istrinya Sandra Dewi, Harris Arthur Hedar, membantah kliennya berkeliaran di salah satu pusat pembelanjaan di Jakarta.


17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

6 hari lalu

Suasana arus mudik di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Sabtu 6 April 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.


17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

7 hari lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi
17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.