Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dari Camilan Anak-anak, Keripik Sanjai dari Bukittinggi Kini Jadi Oleh-oleh Khas Sumatra Barat

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Keripik sanjai/Foto: Dapur Kintamani
Keripik sanjai/Foto: Dapur Kintamani
Iklan

TEMPO.CO, Padang - Siapa yang  menyangka, keripik  yang biasanya menjadi oleh-oleh bagi wisatawan Sumatra Barat merupakan sebuah nama kampung, yakni Sanjai. Sanjai merupakan daerah yang berada di Kota Bukittinggi. Dibandingkan dengan kampungnya, kerupuk atau keripiknya lebih dikenal orang Indonesia. Camilan yang berbahan baku singkong itu sudah lama menjadi primadona bagi wisatawan yang berkunjung ke Ranah Minang. 

Keripik ini awalnya merupakan cemilan bagi anak-anak di Sanjai, begitulah kata Agus Rizal, keturunan keempat dari penggagas keripik Sanjai. Dia bercerita bahwa Kampung Sanjai dulunya mayoritas masyarakat berkebun singkong. Hasil kebun sering bersisa, lalu dibuatkan keripik untuk cemilan anak-anak.

"Karena orang dulu punya banyak anak, jadi untuk camilan, nenek-nenek ini berinisiatif membuat dari hasil kebun, dibikin keripik dan digoreng secara manual saja, setelah itu ternyata diminati. Kurang lebih sebelum kemerdekaan. Kalau saya sudah keturunan ke-4," katanya.

Setelah itu, para nenek tersebut mencoba untuk menjualnya ke pasar, ternyata banyak peminatnya. Karena tidak tahu nama yang pas untuk keripik itu, lalu dilabelilah dengan nama daerah asalnya, yakni Sanjai.

"Samalah seperti daerah lain, kalo di Kamang kan ada Kerupuk Kamang," katanya.

Penggagas Keripik Sanjai

Menurut cerita turun temurun, orang yang disebut sebagai penggagas kerupuk Sanjai tersebut yakni ada Upik dan Aminah. Pada umumnya para pengrajin yang sekarang itu dulunya bekerja dengan dua orang tersebut, termasuk pengusaha Sanjai yang tampak di tepi jalan lintas itu. 

Agus menjelaskan, ciri khas dari kerupuk Sanjai di awal pembuatannya adalah singkong digoreng tanpa dikasih bumbu. "Kerupuk Sanjai alami saja, ubi diiris lalu digoreng tanpa bumbu apa-apa," katanya.

Namun seiring perkembangan teknologi munculah inovasi baru dengan memberi bumbu-bumbu seperti cabai dan jagung. 

"Sanjai yang asli itu tetap singkong diiris dan digoreng, kalau ada rasa-rasa itu sudah inovasi baru," ucapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tidak hanya bumbunya, cara menggoreng dan memotongnya sudah berubah. Dulu serba manual sekarang sudah pakai alat semi otomatis. Sehingga produksinya juga semakin banyak. 

“Baru berkembang teknologi, kini cara mengelolanya lebih mutakhir, sudah mulai pakai alat," kata dia.a

Alat potong iris pakai mesin baru ada tahun 80-an, diciptakan oleh kerabat ayah Agus. Awalnya alat itu terbuat dari kayu, lalu berkembang menjadi besi dan alumunium.  

Produksi rumahan

Keripik Sinjai umumnya diproduksi di rumah-rumah warga. Saat Tempo berkunjung ke sana, setiap rumah di Kampung Sanjai rata-rata memiliki tungku pengorengan keripik. Rata-rata produksi dilakukan setiap Senin dan Rabu. 

Dia menjelaskan, karena makin peminat kerupuk Sanjai semakin bertambah, semakin banyak pula warga yang beralih profesi sebagai pembuat keripik Sanjai.

“Setelah sekian tahun, keripik Sanjai menjadi ikon Sumbar bukan hanya Bukittinggi. Kalau orang-orang belum beli keripik Sanjai artinya belum ke sana (Sumatra Barat),” katanya. 

Pilihan Editor: Berkunjung ke Kota Tambang Masa Lalu di Sawahlunto, Kini Jadi Cagar Budaya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

6 jam lalu

ilustrasi
2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

2 pengajar salah satu pondok pesantren di Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, ditangkap Polresta Bukittinggi karena mencabuli 40 santri.


Cegah Anggotanya Terpapar Judi Online, Polisi di Pelbagai Daerah Lakukan Ini

38 hari lalu

Ilustrasi judi online. Pixlr Ai
Cegah Anggotanya Terpapar Judi Online, Polisi di Pelbagai Daerah Lakukan Ini

Tidak ada toleransi bagi siapa pun anggota Polri yang terbukti terlibat dalam judi online.


Sering Dikira Sama, Ini 5 Perbedaan Nasi Padang dan Nasi Kapau

44 hari lalu

Perbedaan Nasi Padang dan Nasi Kapau. Foto: Canva
Sering Dikira Sama, Ini 5 Perbedaan Nasi Padang dan Nasi Kapau

Meski sama-sama dari Sumatra Barat, ternyata nasi padang dan nasi kapau berbeda. Berikut perbedaan nasi padang dan nasi kapau.


Keindahan Ngarai Sianok Berjuluk Grand Canyon Indonesia Sebelum Diterjang Galodo

51 hari lalu

Panorama Ngarai Sianok Bukittinggi, Sumbar. ANTARA/Iggoy el Fitra
Keindahan Ngarai Sianok Berjuluk Grand Canyon Indonesia Sebelum Diterjang Galodo

Meskipun saat ini kawasan sekitar Ngarai Sianok tengah dihantam galodo atau banjir bandang, tapi banyak orang masih mengingat keindahannya.


Gempa M3,7 Guncang Bukittinggi, BMKG Pastikan Tak Berpotensi Tsunami

26 Mei 2024

Gempa Tektonik M3, 7 di Bukittinggi, Ahad, 26 Mei 2024 (Dok.BMKG)
Gempa M3,7 Guncang Bukittinggi, BMKG Pastikan Tak Berpotensi Tsunami

Kota Bukittinggi diguncang gempa M3,7 pada Ahad pagi, 26 Mei 2024. DIpastikan tidak ada tsunami, namun sempat ada satu kali lindu susulan.


Polda Sumatera Barat Larang Seluruh Pengendara Lewati Lembah Anai

25 Mei 2024

Operator menjalankan alat berat untuk menangani jalan putus di kawasan Lembah Anai, Nagari Singgalang, Tanah Datar, Sumatera Barat, Kamis 16 Mei 2024. Pemerintah mengerjakan sebanyak 16 titik jalan rusak di sepanjang jalan nasional Padang - Bukittinggi termasuk jalan putus akibat banjir bandang tersebut dan akan melakukan penanganan darurat sebelukan pembangunan permanen. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Polda Sumatera Barat Larang Seluruh Pengendara Lewati Lembah Anai

Polda Sumatera Barat masih mendapati adanya pengendara yang nekat melintasi Lembah Anai


Polda Aceh Kirim Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Banjir Bandang Sumatera Barat

19 Mei 2024

Perwakilan Polda Aceh, AKBP Yulhendrim, memberikan bantuan kemanusian untuk korban banjir bandang Sumatera barat kepada Kapolresta Bukittinggi, Kombes Yessi Kurniati, di Polresta Bukittinggi, Sabtu, 18 Mei 2024.
Polda Aceh Kirim Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Banjir Bandang Sumatera Barat

Bantuan untuk korban banjir bandang di Sumatera Barat itu merupakan bentuk kepedulian Kapolda Aceh, Irjen Achmad Kartiko, beserta jajarannya.


Jalan Putus akibat Banjir Bandang, Padang - Bukittinggi bisa Bisa Lewat Maninjau

12 Mei 2024

Kondisi jalan nasional lintas sumatra dekat objek wisata lembah anai, Kabupaten Tanah Datar. Petugas terlihat membersihkan material lumpur banjir bandang yang terjadi pada Sabtu 11 Mei 2024. TEMPO/Fachri Hamzah
Jalan Putus akibat Banjir Bandang, Padang - Bukittinggi bisa Bisa Lewat Maninjau

Selain via Silaing, akses jalan via Malalak Padang Pariaman juga tidak bisa dilalui karena akses ke Kota Bukittinggi itu tertimbun material longsor.


Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

21 April 2024

Kapal kajang terparkir di Sungai Mahat Gunung Malintang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra barat. Kapal ini disiapkan untuk perhelatan Alek Bakajang pada 13-17 April 2024. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

Alek Bakajang diyakini masyarakat sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, biasanya dilaksanakan tiga hari setelah Idulfitri.


Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

20 April 2024

Suasana peringatan Hari Kartini oleh Siswa SDN Paseban 03 Paseban, Jakarta, 21 April 2016. Hari Kartini diperingati dengan mengenakan pakaian adat dan berpawai di sekitar sekolah. TEMPO/Subekti.
Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

Viral pakaian adat yang menjadi seragam sekolah untuk pelajar SD, SMP, dan SMA di media sosial X mendapat respons Kemendikbud. Begini penjelasannya.