TEMPO.CO, Palembang - Sebanyak 152 komunitas perempuan dari berbagai latar belakang di Sumatera Selatan memecahkan rekor MURI dengan membuat 321 loyang Bolu Kojo. Uniknya, sebanyak 132 loyang diantaranya dipajang pada miniatur jembatan Ampera berukuran lebar 4 meter dan tinggi 1,8 meter.
Pemecahan rekor Miniatur Jembatan Ampera dari Rangkaian Bolu Kojo Terbanyak itu diantaranya diikuti perwakilan darma wanita, PKK dan kalangan profesional.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan pemecahan rekor oleh para perempuan tersebut patut diapresiasi karena bertepatan dengan suasana hari Kartini. Selain itu, hajatan tersebut dia sebut sebagai partisipasi perempuan dalam upaya memperkenalkan salah satu bolu khas Sumatera Selatan yang rasanya manis dan gurih dengan tekstur legit.
"Kalau kita tidak usaha memperkenalkannya, maka akan hilang makanan ini," kata Herman, Selasa, 19 April 2022.
Pemecahan rekor MURI membuat 321 loyang Bolu Kojo. Sebanyak 132 loyang diantaranya dipajang pada miniatur jembatan Ampera. TEMPO/Parliza Hendrawan
Humas Indonesia Chef Association atau ICA Sumsel, Didik Haryono mengatakan Bolu Kojo merupakan salah satu makanan khas Sumsel yang dimasak dengan cara dikukus atau panggang.
Dalam pemecahan rekor MURI ini, pembuatannya menggunakan loyang berukuran 20x20 sentimeter. Setiap loyang berisikan adonan yang terdiri atas tepung terigu 500 gram, telur 4 buah, santan 800 mililiter, gula 300 gram, daun suji 5 lembar dan daun pandan 3 lembar.
Setelah dijadikan satu, adonan dikukus atau dipanggang selama lebih kurang 1 jam. "Bolu koju ini mirip-mirip dengan kue lumpur," kata Didik.
Ditemui usai acara pemecahan rekor MURI di halaman Griya Agung, Ketua Tim Penggerak PKK Sumsel Febrita Lustia mengatakan sebagian besar Bolu Kojo yang dibuat tersebut akan dibagikan pada beberapa perwakilan warga tidak mampu sebagai kudapan berbuka puasa. Perwakilan tersebut diantaranya tukang ojek, penarik becak dan kalangan lainnya. "Ini salah satu upaya kami memperkenalkan budaya Sumsel pada khalayak," ujarnya.
Baca juga: Sejarah Kerupuk Melarat Khas Cirebon, Tercipta Saat Masa Tanam Paksa Belanda
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.