Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pecahkan Rekor MURI, Komunitas Perempuan Sumsel Bikin 321 Loyang Bolu Kojo

image-gnews
Gubernur Sumsel Herman Deru meletakkan Bolu kojo ke miniatur jembatan Ampera dalam pemecahan rekor MURI pembuatan bolu kojo terbanyak. TEMPO/Parliza Hendrawan
Gubernur Sumsel Herman Deru meletakkan Bolu kojo ke miniatur jembatan Ampera dalam pemecahan rekor MURI pembuatan bolu kojo terbanyak. TEMPO/Parliza Hendrawan
Iklan

TEMPO.CO, Palembang - Sebanyak 152 komunitas perempuan dari berbagai latar belakang di Sumatera Selatan memecahkan rekor MURI dengan membuat 321 loyang Bolu Kojo. Uniknya, sebanyak 132 loyang diantaranya dipajang pada miniatur jembatan Ampera berukuran lebar 4 meter dan tinggi 1,8 meter.

Pemecahan rekor Miniatur Jembatan Ampera dari Rangkaian Bolu Kojo Terbanyak itu diantaranya diikuti perwakilan darma wanita, PKK dan kalangan profesional.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan pemecahan rekor oleh para perempuan tersebut patut diapresiasi karena bertepatan dengan suasana hari Kartini. Selain itu, hajatan tersebut dia sebut sebagai partisipasi perempuan dalam upaya memperkenalkan salah satu bolu khas Sumatera Selatan yang rasanya manis dan gurih dengan tekstur legit.

"Kalau kita tidak usaha memperkenalkannya, maka akan hilang makanan ini," kata Herman, Selasa, 19 April 2022.

Pemecahan rekor MURI membuat 321 loyang Bolu Kojo. Sebanyak 132 loyang diantaranya dipajang pada miniatur jembatan Ampera. TEMPO/Parliza Hendrawan

Humas Indonesia Chef Association atau ICA Sumsel, Didik Haryono mengatakan Bolu Kojo merupakan salah satu makanan khas Sumsel yang dimasak dengan cara dikukus atau panggang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam pemecahan rekor MURI ini, pembuatannya menggunakan loyang berukuran 20x20 sentimeter. Setiap loyang berisikan adonan yang terdiri atas tepung terigu 500 gram, telur 4 buah, santan 800 mililiter, gula 300 gram, daun suji 5 lembar dan daun pandan 3 lembar.

Setelah dijadikan satu, adonan dikukus atau dipanggang selama lebih kurang 1 jam. "Bolu koju ini mirip-mirip dengan kue lumpur," kata Didik.

Ditemui usai acara pemecahan rekor MURI di halaman Griya Agung, Ketua Tim Penggerak PKK Sumsel Febrita Lustia mengatakan sebagian besar Bolu Kojo yang dibuat tersebut akan dibagikan pada beberapa perwakilan warga tidak mampu sebagai kudapan berbuka puasa. Perwakilan tersebut diantaranya tukang ojek, penarik becak dan kalangan lainnya. "Ini salah satu upaya kami memperkenalkan budaya Sumsel pada khalayak," ujarnya.

Baca juga: Sejarah Kerupuk Melarat Khas Cirebon, Tercipta Saat Masa Tanam Paksa Belanda

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

6 jam lalu

Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatra Selatan, bukan lagi bandara internasional. Statusnya turun jadi bandara domestik. TEMPO/Parliza Hendrawan
Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

Keputusan menurunkan status bandara di Palembang dinilai berdampak negatif terhadap pertumbuhan industri parawisata di Sumsel.


8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

1 hari lalu

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya. Foto: Canva
8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.


Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

7 hari lalu

Ilustrasi perceraian. Shutterstock
Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

Angka permohonan perceraian di Pengadilan Agama Palembang usai Lebaran meningkat dibandingkan dengan grafik sebelumnya yang menurun saat Ramadan.


Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

11 hari lalu

Pada bagian atap Rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam. Jumlah tersebut melambangkan manusia dan Islam. TEMPO/Parliza Hendrawan
Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

Rumah Limas dibangun dengan perencanaan matang dan penuh dengan pesan moral dan filosofi yang dapat diambil hikmahnya. Salah satunya, di bagian atap rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam.


PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

11 hari lalu

Alat berat dikerahkan untuk menyelesaikan pengaspalan  Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) di Jejawi, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, 27 Maret 2024. Untuk memperlancar arus mudik 2024 serta meningkatkan kenyamanan pemudik, PT Waskita Sriwijaya Tol melakukan perbaikan di Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) dengan metode Scrapping Filling Overlay, Leveling, Patching dan ditargerkan selesai pada H-7 Idul Fitri 1445 H. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah melihat langsung progres konstruksi dan pernak-pernik permasalahan di Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung.


Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

12 hari lalu

Rumah Limas tampak depan. Rumah limas khas Palembang ini dibangun pada 1830. Saat ini rumah Limas menjadi koleksi Museum Balaputra Dewa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

Kedua rumah limas di Palembang ini pernah muncul di uang pecahan Rp10.000, dibangun tahun 1830-an.


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

13 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

14 hari lalu

Destinasi wisata budaya tempo dulu di Bukit Siguntang, Palembang. Di dalam Bukit Siguntang terdapat diantara nya makam Putri Rambut Selako. TEMPO/Parliza Hendrawan
Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

Agar tak terlalu capai saat pulang mudik Lebaran bisa menepikan kendaraan untuk menikmati kuliner mengunjungi destinasi wisata


Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Palembang, Polisi Selidiki Dugaan Ada Motif Lain

15 hari lalu

Polisi usut kasus pembunuhan ibu dan anak di Palembang, Sumatera Selatan, Senin 15 April 2024. ANTARA/HO-Polrestabes Palembang
Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Palembang, Polisi Selidiki Dugaan Ada Motif Lain

Motif pembunuhan ibu dan anaknya itu diduga perampokan, namun tidak ada barang berharga yang hilang di rumah.


Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

15 hari lalu

Tanjak, penutup kepala khas Sumatra Selatan, karya Heri Sutanto atau Cek Eri bisa dipesan secara custom order. TEMPO/Parliza Hendrawan
Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

Tanjak, bersama songket, dikenal sebagai bagian tak terlepas dari pakaian adat Palembang yang berfungsi sebagai penutup kepala pria.