TEMPO.CO, Yogyakarta - Tren kunjungan wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belakangan mulai berangsur normal khususnya pada Ramadan ini seiring melandainya lagi kasus Covid-19.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta momentum ini dimanfaatkan dengan membuat empat langkah strategis mempercepat proses pemulihan sektor pariwisata Yogyakarta. "Langkah yang pertama bisa dengan reformulasi produk," kata Sultan dalam keterangannya saat diskusi pariwisata Road to Yogyakarta as a Responsible Tourism di Yogyakarta, Selasa, 12 April 2022.
Dalam forum yang dihelat
Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY itu, Sultan menjelaskan reformulasi produk bisa ditempuh dengan menciptakan lebih banyak kegiatan atau event. "Khususnya event-event festival pariwisata tematik," kata dia.
Adapun langkah kedua, Sultan mendorong adanya framing atau perspektif bersama pengembangan pariwisata di Yogyakarta sebagai industri. "Dengan cara melakukan integrasi horisontal antar sektor-sektor bisnis, dengan menciptakan produk-produk baru atau diferensiasi produk," ujarnya.
Untuk langkah ketiga, kata Sultan, adalah menguatkan lagi kemitraan antar pelaku wisata. "Perlunya membangun jaringan kerjasama antar pengelola objek, biro perjalanan wisata, dinas pariwisata antar provinsi dan insan pariwisata lainnya," ujarnya.
Langkah keempat atau terakhir, Sultan mendorong gencarnya pemasaran objek-objek wisata yang didesain dengan mengadopsi semangat co-opetition dan co-creation di dalam suatu jaringan aliansi strategis. "Pahami bahwa Yogyakarta adalah kota budaya yang di dalamnya terdapat potensi pariwisata, sehingga budaya dan pariwisata di DIY tidak dapat dipisahkan," kata dia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budiharto Setyawan mengatakan salah satu upaya untuk mewujudkan misi Yogyakarta as a Responsible Tourism Destination satu caranya melalui pengembangan wisata berkualitas (quality tourism). Quality tourism yang dimaksud pariwisata berkelanjutan yang memiliki daya saing sebagai prasyarat awal untuk dapat memberikan pengalaman unik.
"Jadi wisata itu memberikan nilai tambah kepada pelaku usaha dan wisatawan, mengangkat budaya lokal dan lainnya," kata Budiharto.
Untuk mewujudkan quality tourism di DIY, menurut Budiharto, ada tiga sektor yang bisa digarap optimal. Pertama, mendorong aktivitas MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition).
"Dengan target wisatawan yang spending-nya lebih besar dibandingkan leisure traveler dan mass tourism," kata Budiharto.
Kedua, penataan calendar of event. "Khususnya event skala nasional dan internasional, guna mendorong peningkatan length of stay wisatawan," kata dia.
Lalu yang ketiga, memperkuat aspek pemasaran, antara lain melalui branding dan promosi yang masif dan berkelanjutan untuk mengangkat pariwisata berkualitas di Yogyakarta.
Bank Indonesia Kanwil Yogyakarta, kata Budiharto, juga berupaya mendorong pembiasaan transformasi digital di sektor pariwisata DIY, khususnya untuk transaksi pembayaran. Ia mencatat, transaksi uang elektronik pada tahun 2021 di DIY meningkat sebesar 84,55 persen (yoy) menjadi Rp 5,44 triliun dibandingkan tahun 2020. Penggunaan transaksi nontunai berbasis kartu selama tahun 2021 juga meningkat sebesar 5,44 persen menjadi Rp 91 triliun. "Jumlah merchant QR Code Indonesian Standard (QRIS) di DIY kini sudah mencapai 382 ribu atau meningkat sebesar 8,8% dibandingkan 2021," kata dia.
Baca juga: Menjelang Lebaran, Warga Yogyakarta Bisa Dapat Vaksin Booster Sambil Ngabuburit
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.